Ke-33: Dust

914 87 44
                                    

AKHIRNYA, mereka semua termasuk pasukan Maya yang tersisa tiba di satu tempat terakhir di mini-map yang belum ditandai dengan tanda silang.

Barrier di langit yang transparan kini terlihat dan menghilang perlahan. Mini-map di pandangan semua orang hilang dan pikiran mereka kini tidak terhubung.

"Aku akan membuat barrier agar para tengkorak itu tidak bisa masuk," ujar CS, dan bagian belakang mereka terlindungi oleh barrier transparan sementara pasukan tengkorak hendak menyerang mereka. Namun mereka hanya menabrak dinding yang tak terlihat.

Kini semua orang bisa menghirup nafas dan memperhatikan areandi depan. Itu adalah area yang agak luas. Dan, tidak terlihat satu pun pasukan Spartoi.

"Hah? Kosong?" gumam Zilong sambil mengatur nafasnya yang berat, lalu melihat kepada para mage.

"Aku merasakan sumber mana yang besar disini..," ujar Eudora setelah ditatap Zilong, ".. tapi.."

Odette mengangguk pelan. "Aku juga merasakannya, hanya saja wujudnya entah dimana."

"Kalian salah, ada seseorang disini," bantah Rafaela yang langsung menjadi pusat perhatian.

"Kau melihatnya, Freya?" tanya Rafaela.

Freya menggeleng. "Tidak terlalu jelas, tapi aku melihat sesuatu yang samar di hadapan kita."

"Ya, benar," CS membenarkan.

Dan semua mata terarah kepada CS yang terlihat baik-baik saja, berbeda sangat saat awal-awal kejadian ini berlangsung.

"Kalian tahu? Sumber mana yang kita cari ada di hadapan kita, sebenarnya," ujar CS yang ada di belakang sambil perlahan maju.

"Keluarlah, aku tahu kau memperhatikan kami," CS terlihat berbicara dengan sesuatu yang ada di hadapannya.

Lalu, entah dari mana asalnya, muncul seseorang berjubah hitam kelam dengan tudung kepala. Seorang wanita. Kedua tangannya memegang benang hitam yang terulur dan diletakkan di depan dadanya.

Wajahnya cerah putih, dengan mata tertutup dan senyum yang terlihat sangat tulus.

"Kenapa aku tidak bisa melihatnya tadi?" tanya Cyclops ke Rafaela.

"Karena dia adalah makhluk langit, yang bisa dengan mudah menyembunyikan keberadaannya," balas Rafaela pelan.

"Siapa kau?"

Wanita tersebut semakin tersenyum. "Salam, namaku Lakhesis, dan aku disini untuk menyampaikan takdir kalian beserta tempat ini," wanita bernama Lakhesis menyodorkan tangannya dan terlihat benang hitam yang tebal tersebut bergoyang terbawa angin.

"Kenapa kau sendirian?" tanya CS.

Wanita yang mengaku bernama Lakhesis itu diam. Tidak menjawab.

CS menghela nafas sejenak.

Dan mendadak tubuh CS dipenuhi dengan mana  berwarna biru yang sangat banyak. Angin berhembus kencang disekitar CS. Sementara yang lain tersentak mundur dari CS akibat ledakan mana miliknya.

"Tidak akan ku biarkan," kata CS dengan matanya yang kini bermata biru.

Sementara Lakhesis masih tersenyum.

"Barrier aku lepas, jadi tolong tahan pasukan Spartoi," kata CS.

"Oy! Tunggu dulu! Siapa dia?!" tanya Layla tidak sabaran.

"Musuh," jawab CS, dan dalam sekejap, CS terbang sambil membawa Lakhesis ke arah bangunan yang sepertinya telah hancur akibat menjadi tempat mendarat pasukan Spartoi sebelumnya.

Land of Dawn: Mobile LegendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang