"RASAKAN tongkatku!" Sun menghempaskan tongkatnya yang mendadak panjang dari atas ke bawah di hadapan Gatotkaca.
Gatotkaca menahannya dengan kedua sarung tangan besinya, dan dia merasa panas ketika tongkat itu mengenainya.
Gatotkaca mengambil tongkat tersebut dan hendak membantingnya ke tanah bersama Sun, namun Sun berhasil menghindar dengan mengecilkan kembali tongkatnya, membuat Gatotkaca melepas tongkat itu.
Tongkatnya bisa membesar dan mengecil. Gumam Gatotkaca.
"Pusaka yang bagus," puji Gatotkaca.
"Oh, tentu!" Sun membusungkan dadanya. "Ini adalah senjata ampuh milikku," jelas Sun.
Gatotkaca menunjukkan kedua sarung tangannya. "Begitupun ini."
Sekarang giliran Gatotkaca yang menyerang duluan. Gatotkaca meninju tanah dan membuat retakan berbentuk kepalan tangan, membuat Sun melambat.
Saat itulah Gatotkaca terbang rendah dan menggunakan lututnya untuk menyerang kepala Sun.
Duakk!!
Lutut Gatotkaca mengenai dagu Sun.
Sun terseret ke belakang, meskipun kakinya menginjak tanah dengan mantap. Serangan tadi tidak sempat di hindarinya.
Dalam keadaan Sun yang masih shock akibat serangan tadi, Gatotkaca menerjang kembali dengan cepat dan meninju perut Sun dari bawah, lalu menghempaskan tinjunya ke atas, membuat Sun terpental ke langit sebelum akhirnya menabrak bebatuan gunung dengan keras.
"BAIKLAH! AKU MULAI SERIUS!" teriak Sun dari kejauhan.
Sedangkan Gatotkaca tidak mendengar apa pun saking jauhnya.
Yang Gatotkaca lihat sekarang adalah, Sun sedang berdiri, di atas sebuah awan berwarna kuning.
"Yuhuu!! Apa kabar, awan kinton?!" pekik Sun sambil melaju cepat menuju Gatotkaca.
Setelah dekat, Sun meloncat dari awan tersebut dan berteriak.
"Meluas lah, Ruyi Jingu Bang!"
Dan tongkat yang tadinya kecil itu mendadak menjadi amat besar sehingga menutupi pandangan Gatotkaca. Tongkat itu hendak menumbuk Gatotkaca sampai halus.
Bumm!!
Tanah bergetar, debu beterbangan, seakan diremukkan. Entah bagaimana dengan nasib Gatotkaca.
"Apakah aku berlebihan?!" seru Sun dari ujung atas tongkatnya.
"Mengecillah, Ruyi Jingu Bang!"
Dalam sekejap, tongkat itu mengecil dan menampakkan kerusakan yang besar. Sun meloncat ke bawah.
"Oy, dimana kau?!" Sun berteriak lagi.
"Disini."
Sun menoleh ke belakangnya dan saat itu juga Gatotkaca meninju wajah Sun dengan Brajamusti yang dialiri listrik.
Blast!! ~ Bumm!!
Pukulan itu begitu dahsyat, angin pun tersingkir ketika Sun melesat menabrak lagi gunung, membuat lubang menganga yang besar, lubang yang memungkinkan sebuah kapal masuk.
Gatotkaca berantakan, terengah-engah, dengan sarung tangan kanan dan kirinya yang hampir hancur. Aliran listrik masih terlihat mengelilingi kedua sarung tangannya.
"Menarik," bisik Sun ke dirinya sendiri, dan jatuh ke tanah dari ketinggian.
Di tengah tanah yang beterbangan, Sun bangkit berdiri. Dan entah mengapa, dia tersenyum. Wajahnya mengisyaratkan kebahagiaan sekaligus kesakitan. Sun berjalan tertatih-tatih, kemudian berjalan perlahan, berlari kecil, dan akhirnya berlari dengan sekuat tenaganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Land of Dawn: Mobile Legends
Fantasy[Buku Ke-1] Tentang keinginan, dan cara mendapatkannya di Land of Dawn.. *Mobile Legends by Moonton Game Developer