Ke-4: Warrior of Dawn

5.5K 173 55
                                    

"HAAAAHHHH..".

"Kenapa mbak?".

"Pokoknya kamu harus tanggung jawab buat ngebener'in senjata ini!".

"Kenapa harus gue?".

Fu*k

"Iya iya deh, gue ganti rugi".

"Serius?"

"Tapi nanti, hehe".

"Njirr..".

***

Selama perjalanan mereka, Layla terus mengoceh tentang senjatanya kepada Zilong. Dia meminta ganti rugi karena telah merusak senjata berharganya. Zilong berkata bahwa nanti dia akan membawanya ke pandai besi di kota terdekat. Tapi Layla bilang bahwa senjata ini dibuat bukan dari besi biasa, melainkan dari besi mistis yang di dapat dari perut bumi. Itu membuat Zilong pusing. Yah, itu memang salahnya karena insiden 'salah paham' sebelumnya. Tapi pemuda itu tidak tahu dimana harus menemukan sesuatu seperti besi mistis atau apalah itu. Begitu seterusnya alur cerita perjalanan mereka.

Dua hari yang lalu, setelah pertarungan (atau kejar-kejaran) sengit itu, Layla mencoba menenangkan diri, dan mendengar alasan kenapa Zilong ingin membunuhnya. Waktu itu, Zilong masih dalam pose bersujud untuk menunjukkan kesungguhan hatinya meminta maaf.

Zilong bercerita bahwa dia tidak ingin sesuatu seperti cahaya keemasan dalam mimpinya yang dapat mengabulkan apa pun itu jatuh ke tangan yang salah. Itulah alasan dia ingin ke Land of Dawn. Katanya, dunia sudah cukup kacau karena peperangan, dan apabila cahaya keemasan itu jatuh ke orang yang salah, dia pikir dunia pasti akan hancur. Zilong pikir mimpi itu khusus ditujukan untuknya. Tetapi tidak, bukan hanya dirinya yang mendapat mimpi itu. Ketika dia tahu bahwa Layla mendapat mimpi yang sama, dia langsung menyimpulkan bahwa pasti Layla menginginkan sesuatu untuk dikabulkan oleh cahaya keemasan tersebut. Dan di pikirannya, hanya ada ketakutan akan terjadinya sesuatu yang buruk, karena itulah dia ingin mengeksekusi Layla saat itu juga. Kesalahan yang sangat fatal, menyimpulkan sesuatu yang tidak berdasarkan apa pun. Lain kali, dia harus lebih hati-hati menilai seseorang.

Setelah mendengarnya, Layla bercerita tentang kainginannya untuk menghancurkan semua energi jahat yang disebut Malefic Energy. Energi itu sudah menghancurkan tempat asalnya. Karena itulah dia ingin mendapatkan cahaya keemasan dan memohonkan kehancuran Malefic Energy di seluruh dunia.

Layla lalu bertanya tentang asal Zilong. Dan, Layla kaget ketika tahu Zilong adalah seorang Jendral dari sebuah kerajaan dari timur. Dilihat dari mana pun, Zilong masih muda. Mungkin seumuran dengannya. Tapi Layla tidak meragukan kemampuannya, dan dia juga merasa bangga karena bisa mengatasi seorang Jendral yang mengamuk. Zilong mungkin sudah capek dengan peperangan, karena itulah dia ingin agar cahaya keemasan itu tidak ada di tangan yang salah. Sedangkan Layla ingin menggunakan cahaya tersebut untuk memusnahkan energi jahat. Bukankah sama-sama untuk kebaikan? Tapi apakah idealisme seperti itu akan bertahan pada diri mereka, atau mungkin mereka akan tergoda oleh kekuasaan, atau kekuatan? Pastinya sulit untuk menjaga suatu kebaikan. Lebih sulit daripada melakukannya.

Jadi, mereka memutuskan untuk melakukan perjalanan bersama untuk menemukan Land of Dawn. Yang ada di pikiran mereka saat itu adalah, sepertinya akan banyak orang yang mengincar cahaya keemasan itu. Perjalanan mereka akan sulit. Pasti.

Lalu mereka memilih untuk memulihkan diri dahulu sebelum memulai perjalanan.

***

Perjalanan itu terasa lelah. Bukan karena capek berjalan, tapi karena terlalu lama duduk di atas kuda. Tapi tanggung untuk beristirahat, karena mereka melihat sebuah gerbang yang lumayan tinggi di depan mereka. Mereka pun memakai jubah bertudung yang mereka beli di kota awal mereka memulai perjalanan, agar senjata mereka tidak terlalu mencolok. Karena sepertinya itu gerbang sebuah kota. Jadi mereka memutuskan untuk terus melanjutkannya. Kali ini berjalan kaki, dan si kuda dibebaskan dari beban dua orang dahulu.

Land of Dawn: Mobile LegendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang