Ke-27: Tembak!

991 120 30
                                    

PERTANDINGAN mencapai hari ketiganya. Hari ini adalah pertandingan antara Miya dan Lesley dari peran marksman.

Miya berkerumun bersama temannya. Teman yang dia percayai. Alice, Alucard, Layla, Zilong, dan yang lain memberi semangat padanya. Sementara Lesley terlihat sedang berbincang dengan adik angkatnya, Harley, dan terlihat mereka berdua tertawa pelan.

Hingga akhirnya seisi markas terdiam hening akibat suara langkah kaki CS yang menuruni tangga.

Penampilan lelaki itu tidak pernah berubah, Miya bertanya-tanya, apakah seorang yang bisa menciptakan ruang virtual  dengan begitu mudahnya tidak bisa menciptakan pakaian lain?

Dan Miya menjawab pertanyaan dipikirannya sendiri bahwa itu adalah selera si CS. Si Costumer Service.

Miya berdiri di depan pintu berwarna biru, dan melirik Lesley yang juga kebetulan melihatnya. Lesley tersenyum padanya, begitu pun Miya. Miya yakin kalau pertarungan ini tidak akan merusak hubungannya dengan Lesley. Yah, meskipun akan agak terasa berbeda setelah ini selesai.

"Kami ingin bertarung di dalam istana," ujar Lesley, diikuti dengan anggukan Miya.

Lesley tersenyum kecil. "Aku rindu rumah ternyata," Lesley menengok ke belakang dan tersenyum kecil ke arah Harley.

"Hmm, baiklah, tapi jangan salahkan aku jika istana di ruang virtual ku tidak sesuai dengan keinginan kalian. Dan, selamat bertarung!" kata CS.

Dan mereka berdua pun memasuki pintu masing-masing, sementara semua yang menonton di Land of Dawn mulai menebak-nebak siapa yang akan menang.

Setelah melewati cahaya yang menyilaukan, mereka berdua berada di dalam ruangan yang luas. Mereka berdiri di atas lantai marmer cerah dengan banyak ukuran dan simbol. Banyak furnitur mewah dimana-mana. Mulai dari sofa yang terlihat sangat nyaman sampai guji keramik yang sepertinya bernilai sekali. Jendela-jendela menjulang tinggi di samping ruangan dengan tirai merah yang tersibakkan di setiap sampingnya.

Lalu terlihat beberapa lukisan, yang salah satu lukisan memperlihatkan keluarga yang duduk bersama, dan entah mengapa Miya terlihat antusias melihat ke seorang anak lelaki berambut keriting yang tersenyum kaku dengan kostum kebangsaannya.

"Itu Harley," ujar Lesley memberitahu. "Yah, dia memang terlihat bodoh di lukisan itu."

Lalu mata Miya berfokus ke sosok perempuan yang tersenyum lepas dengan rambut merah panjang terurai dan satu matanya tertutup poni.

"Itu kamu?"

Lesley mengangguk. "Lelah sekali rasanya tersenyum seperti itu saat sedang dilukis. Tapi yah, aku terlihat sempurna."

"Yah..," Miya menatap Lesley dan membuat busur dari mana, ".. aku yang bakal menang."

Lesley menarik selongsong peluru dan terdengar suara peluru dimasukkan. "Yakin?"

Dan mereka pun menghilang dalam seketika.

Ruangan luas itu hening seketika. Mereka beradu kemampuan kamuflase dan serangan jarak jauh.

Syutt!

Panah mana Miya melesat ke sebuah benda yang bergerak.

Prangg!

Dan panah tersebut mengenai guji, seketika itu juga Miya sadar bahwa posisinya sudah diketahui.

Dzingg!

Lesley pasti berhasil mengenai Miya jika dia tidak berguling. Alhasil tembakan tadi mengenai tembok cukup dalam.

Kamuflase Miya berakhir dan dia sepenuhnya terlihat, namun Lesley masih belum diketahui keberadaannya.

Miya berlari ke belakang setiap tempat dan seketika itu juga tembakan berikutnya menghancurkan benda tersebut. Miya terus berlari hingga dia sampai ke ruangan kecil dan bersembunyi di belakang tembok.

Dia tidak punya ide lain, dia harus segera menemukan Lesley.

Miya menarik nafas dalam, menyiapkan busurnya, dan di detik berikutnya dia menghadap ke ruangan luas tadi dan melepaskan banyak panah mana ke segala arah secara serempak. Setiap satu panah yang di lepas, bertambah menjadi dua panah dan menghancurkan segala yang ada di sana. Semakin cepat dan cepat, Miya merusak sofa kasur atau apa pun yang ada di sana.

Miya kembali masuk ke ruangan kecil tersebut. Nafasnya tersengal-sengal. Tangannya bergetar.

"Aku berlebihan, yah?" gumam Miya.

"Ya..," Lesley menodongkan ujung senapannya di kepala Miya, ".. kau berlebihan."

Miya tersenyum kecil. "Lain kali kita harus bertanding kecepatan menembak."

Lesley mengangkat senapannya. "Kalau itu kau yang menang."

Miya mengangkat kedua tangannya ke atas. "Oy, CS, aku nyerah!"

to be continue ~

"Sniper ready."

Lesley

__________________

Padahal, ane udah ngehapus aplikasi wattpad, tapi ane penasaran apa cerita ini masih ada yang baca? Dan ya, ane tergerak buat ngelanjutin cerita yang mulai absurd ini. Yah, pokoknya makasih udah baca cerita ini dan maaf, ane Hiatus lama beut. Hahah, thanks pokoknya.

Land of Dawn: Mobile LegendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang