Ke-14: Penjelasan

3.3K 120 33
                                    

Layla merasakan rasa sakit menjalari tubuhnya untuk sementara. Dia lalu bangkit berdiri dan melihat sekitarnya. Layla mendapati dirinya ada di sebuah hutan yang lebat. Pohon-pohon menjulang tinggi, dan hari sudah siang.

Layla yang masih menggunakan piyama dan mengikat rambutnya menjadi satu itu mengingat kalau lubang hitam tadi yang menghisapnya disebut portal oleh..~

"..~Eudora!" pekik Layla pelan, ingat dengan rekan-rekannya.

Layla ingat bahwa beberapa saat yang lalu dia dan temannya ada di penginapan dan hari sudah malam. Tapi lubang hitam itu tiba-tiba muncul dan menghisapnya, kemudian sampailah dia disini.

"Eudora~" Layla hendak berteriak, namun buru-buru menutup mulutnya, karena dia pikir mungkin saja berteriak itu bukan ide yang bagus.

Layla yang tanpa alas kaki berjalan menyusuri hutan. Setiap kali dia menginjak batu atau ranting, dia akan meringis perlahan. Tapi yang harus di prioritaskan sekarang adalah mencari temannya; Eudora, Zilong, dan Tigreal.

Hingga akhirnya, Layla melihat seseorang yang sedang mencoba bangun. Dia buru-buru menghampirinya, dan dia mendapati seseorang yang belum dikenalnya. Atau seseorang yang..~

"..~Aduh," lelaki berambut pirang itu berdiri perlahan. Tangan kanannya memakai sarung tangan perak dengan jemari yang tajam. Dan memakai mantel biru dengan lencana perak berbentuk tengkorak (atau apalah) di dada kirinya.

Lelaki itu melihat Layla yang sedang mengamatinya. Dan lelaki itu juga mulai mengamatinya.

Pikiran Layla berkecamuk. Rasanya dia pernah bertemu dengan lelaki ini di suatu tempat.

Dimana ya? Gumam Layla.

"Lo..," ujar lelaki itu, ".. kayaknya kita pernah ketemu, deh."

Layla masih mengamati lelaki itu, dan ketika Layla melihat pedang besar yang tergeletak tidak jauh dari lelaki itu, wajahnya mencerah.

Begitupun lelaki itu, dia terlihat ingat.

"Malam itu," ujar Layla dan lelaki tersebut bersamaan.

"Gue lagi ngeburu iblis dan ketemu lo sama temen-temen lo..," lelaki itu menghentikan ucapannya, memperhatikan sekitar Layla serta pakaian Layla.

Layla merasa aneh diperhatikan seperti itu.

"Waktu itu rambut lo diikat dua, dan mana temen-temen lo?" tanyanya.

Sebelum Layla menjawab lelaki itu bertanya lagi. "Dan kenapa lo pake piyama?"

Layla memperhatikan baju piyama bergambarkan banyak Barbie kecil miliknya.

"Umm..," Layla bingung ingin berkata apa, ".. aku tersesat kesini."

Lelaki itu memicingkan matanya. Seolah berkata, bagaimana caranya?

"Aku mendapatkan piyama ini dari penginapan di dekat hutan ini, dan..," Layla tambah bingung. Dan dia memutuskan untuk berbohong.

"Dan?" tagih lelaki itu.

"Dan aku mempunyai kebiasaan semacam berjalan ketika tidur, itu yang membuatku ada disini," jelas Layla dengan senyum yang dipaksakan. Lelaki itu menatap Layla dengan tatapan mencurigakan, yang membuat Layla merasa tidak nyaman.

"Omong-omong..," lelaki itu menghilangkan tatapan itu dan tersenyum, ".. namaku Alucard."

"Layla."

Layla merasa aneh karena tidak ada jabatan tangan, dan Layla paham ketika melihat tangan kanan lelaki itu yang bernama Alucard.

"Kalau kamu? Bagaimana caranya bisa ada disini?" tanya Layla.

"G-gue..," Alucard mendadak gagap, ".. ya biasalah, tugas pemburu iblis."

Land of Dawn: Mobile LegendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang