Ke-13: Login

1.9K 116 31
                                    

SUN disambut dengan baik di Candradimuka, meskipun awalnya semua orang disana melihat Sun dengan tatapan aneh. Seekor kera yang bisa berbicara? Aneh, tentunya. Tapi langsung berubah begitu Gatotkaca menjelaskan keadaannya.

Gatotkaca sebenarnya merasa bersalah kepada gurunya, khususnya, karena dia tidak bisa menghentikan Ashura di kejadian sebelumnya. Dan dia merasa malu untuk kembali ke keluarganya. Namun keluarga Pandawa tetap menyambut Gatotkaca, karena mereka tahu Gatotkaca telah mencoba.

Setelah dia menceritakan tugas dari Ashura, keluarga Pandawa terdiam merenung, dan tercengang dengan latar Sun. Gatotkaca memberi pemahaman bahwa sekarang Sun berbeda, tidak seperti dulu. Mereka pun merasa tenang. Lagi pula siapa yang tidak tenang jika duduk bersama siluman berumur dua ribu tahun dan pernah jadi buronan Dewata? Keluarga Pandawa juga akhirnya mengerti apa alasan sehingga Ashura menimbulkan sebuah bencana.

Gatotkaca dan Sun membersihkan diri, dan memakai pakaian yang pantas.

Kemudian mereka makan-makan. Terkhusus Sun, dia makan sepuasnya meskipun dia tidak tahu apa yang dimakannya. Sun makan hingga mulutnya penuh, dan memasukkan makanan lagi meski makanan sebelumnya belum sempurna dikunyah.

Benar-benar lapar.

Sedangkan Gatotkaca makan dengan perlahan. Dia memasukkan nasi beserta lauknya ke mulut dengan tangan (belum ada sendok) sedikit-sedikit, mengunyahnya perlahan, dan menelannya. Terlihat elegan, jika kita lewatkan bagian tangannya memasukkan nasi ke mulutnya. Sedangkan Sun memakan dengan kedua tangannya.

"Sun, daku ingin ke belakang dahulu," ujar Gatotkaca setelah makannya habis.

"Ya..," sahut Sun dengan makanan di mulutnya, ".. bolehkah aku menghabiskan makanan ini?"

Gatotkaca mengangguk dan meninggalkan ruangan.

Dia berjalan ke sebuah kolam dan mencuci tangannya, lalu berjalan ke luar rumah lewat belakang. Tidak jauh dari rumah, ada sebuah bangunan kecil yang usang. Terlihat hampir roboh. Dan dari sana terdengar suara dentingan besi yang bertalu-talu.

Gatotkaca memasuki bangunan itu dan melihat gurunya sedang memakai pusakanya, Brajamusti-Brajadenta. Memperbaikinya.

"Maafkan daku, guru..," kata Gatotkaca pelan, ".. daku selalu merusak pusaka ini."

Sambil memalu Brajamusti-Brajadenta dengan palu yang dipanaskan, gurunya membuka mulut.

"Tidak mengapa, Gatotkaca. Tapi you harus lebih careful," kata gurunya.

Gatotkaca mengangguk.

"Dan soal misi dari Ashura..," tambah guru, ".. you yakin bisa menghadapinya?"

Gatotkaca diam.

"Maksudku, bukankah you nantinya akan bertemu dengan banyak orang kuat?"

"Apakah guru meragukan daku?" tanya Gatotkaca tajam.

Sang guru berhenti memalu pusaka yang sedang diperbaikinya. "Hanya saja..," sang guru melihat ke Gatotkaca dengan wajah rentanya, ".. berhati-hatilah."

Keesokan harinya, pusaka Gatotkaca sudah kembali bagus dan mengilap. Gatotkaca berterima kasih kepada gurunya. Sun juga berterima kasih pada keluarga Pandawa sudah menyediakannya makanan yang, meski rasanya aneh, tapi mengenyangkan.

"Kami akan berangkat sekarang," ujar Gatotkaca di depan gerbang rumah keluarga Pandawa.

"Terima kasih," ujar Sun membungkukkan badannya.

Sang guru mengangguk khidmat. "Hati-hati."

Gatotkaca dan Sun mengangguk pelan, dan melambaikan tangannya. Mereka berdua lalu berjalan meninggalkan rumah itu, hendak memasuki hutan.

Land of Dawn: Mobile LegendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang