MALAM itu langit terlihat cerah. Malam yang bagus untuk saling menceritakan segala sesuatunya, agar tidak ada yang ditutup-tutupi.
Karena dingin, mereka memakai jubah dengan sedikit tambahan sihir hangat dari Eudora. Agar tambah hangat, mereka berempat duduk diatas batang kayu mengelilingi api, agar menghalau udara dingin malam. Layla menceritakan tentang Malefic Energy, bagaimana ayahnya meninggal dan tujuannya pergi ke Land of Dawn. Dia bercerita juga tentang kotanya yang hancur, jadi dia tidak ingin hal serupa terjadi pada kota lain. Itulah alasannya kenapa dia ingin menghancurkan Malefic Energy.
"Giliran kamu, Zilong," kata Layla.
Zilong mengangguk, sedangkan rambut panjangnya tertiup angin. "Oke, mbak". Layla mengeleng-geleng pasrah.
"Mungkin kalian gak percaya..," Zilong memulai ceritanya, ".. Tapi gue itu Jenderal dari sebuah kerajaan," kata Zilong dengan sedikit senyum.
Eudora mengangkat alisnya. "Masa' sih?"
"Aku percaya..," potong Tigreal, ".. Rakyat biasa mustahil untuk seimbang melawanku".
"Mas bro..," Zilong terharu ada yang membelanya. Tigreal mengangguk.
"Hanya saja sikapnya tidak pantas untuk seseorang dengan pangkat Jenderal" pungkas Tigreal.
"Setuju!" seru Layla.
Zilong menurunkan bibirnya. "Dan tujuan gue nyari cahaya keemasan itu.., " dia mencoba mengalihkan pembicaraan, ".. Buat memastikan kalo cahaya itu gak jatuh ke tangan orang yang salah". Zilong mengakhiri ceritanya.
Tapi Layla protes. "Lalu, apa maksud dari Sang Putra Naga, hah?". Mata Zilong terlihat seperti ingin meloncat keluar.
"O ya, itu..," Zilong mencari kata yang tepat, ".. Karena gue diberi tombak ini dari naga," katanya menambahkan, membuat para pendengarnya menunjukkan wajah penasaran. "Kalo dicerita'in panjang, serius".
Mereka masih diam, memaksa Zilong untuk menceritakan semuanya. Zilong memutar bola matanya. "Yaelah, bisa gak sih ada sedikit ruang pribadi?".
"Aku juga adalah pengabdi kerajaan..," kata Tigreal untuk mengganti topik, ".. Aku dikaruniai tameng dan pedang yang bisa mengeluarkan sihir karena kegigihanku dalam melindungi kerajaanku," jelas Tigreal. "Meskipun aku tidak mengerti banyak tentang sihir, aku juga memerlukan pasokan mana meski sedikit".
"Mana?" tanya Layla, melirik ke Eudora.
"Mana adalah energi dalam tubuh yang diperlukan untuk mengeluarkan energi sihir.." jawab Eudora cepat, ".. Sederhananya begitu".
"Dan..," Tigreal melanjutkan, ".. Hal yang paling membanggakan ku adalah ketika raja memberiku sebuah gelar," Tigreal melihat ke langit, membayangkan bagaimana rasanya pada waktu itu. "Warrior of Dawn..," cetusnya, ".. Kesatria Senja".
"Maksudnya apa'an mas bro?" tanya Zilong, mulai terlihat antusias.
Tigreal menggeleng. "Entahlah, hanya Rajaku yang mengetahui makna sebenarnya dari gelar itu". Dan pria besar itu mengangguk mengakhiri ceritanya.
Lalu semua mata tertuju ke si penyihir di kelompok itu, Eudora.
"Aku bersekolah di sekolah penyihir..," kata Eudora tanpa basa-basi, ".. Dan guru-guru ku menyadari bahwa aku mempunyai potensi yang bagus dalam mengendalikan sihir elemen petir, jadi aku memutuskan untuk berfokus pada sihir itu," ujarnya santai. "Aku juga tidak tahu mengapa aku berbakat dalam sihir elemen petir, yang jelas, ketika aku memutuskan untuk berfokus pada sihir itu, guru-guru ku tidak tahu lagi harus berbuat apa terhadap kekuatanku..," entah mengapa, Eudora terlihat agak muram,".. Karena mereka menganggap itu spesial..," Eudora mengecilkan suaranya, ".. Dan berbahaya".
KAMU SEDANG MEMBACA
Land of Dawn: Mobile Legends
Fantasy[Buku Ke-1] Tentang keinginan, dan cara mendapatkannya di Land of Dawn.. *Mobile Legends by Moonton Game Developer