PASUKAN Spartoi selalu bangkit dan bangkit lagi selagi tulang belulang mereka tidak menjadi debu. Untuk menghancurkan tulang belulang mereka hingga tidak tersisa, dibutuhkan kekuatan yang besar.
Dan sekarang, kekuatan mereka hampir tidak ada yang tersisa.
"Ugh! Sial! Mereka keras kepala!" kata Zilong dengan nafas yang tidak teratur.
"Mereka terus bangkit lagi dan lagi," tambah Tigreal yang melindungi Layla.
Mereka bertiga merapat, membentuk pertahanan.
"Kita..," ujar Layla yang melepaskan senjatanya, ".. kalah?"
Zilong dan Tigreal tidak menjawab Layla, mereka memikirkan hal yang sama.
Pasukan Spartoi mendekati mereka bertiga, mereka meloncat menghampiri mereka bertiga yang sudah menyerah, berebutan untuk membunuh mangsa.
Dan..
Mereka merasa seperti di hujani oleh tulang.
Mereka membuka mata, dan mereka melihat tulang belulang berserakan di sekitar mereka, hampir mengubur tubuh mereka dalam tulang belulang.
"Eh?" Layla berdiri dan menyingkirkan tulang rusuk di kepalanya.
"Sepertinya CS berhasil mengalahkan wanita tadi," kata Tigreal.
Zilong menghembuskan nafas dengan berat, lalu tertawa pelan. "Alhamdulillah, aku masih hidup."
Zilong mengusap air mata yang meleleh.
"Oy! Kalian tidak apa-apa?!" pekik Eudora yang menghampiri mereka bertiga.
"Ya, begitulah," jawab Layla, tersenyum tipis. "Bagaimana dengan pesta mu?"
Eudora tertawa pelan. "Kau tahu? Sebenarnya aku masih ingin menunjukkan petir ku di tempat lain, jika saja tidak ada orang disana."
"Yang ada adalah kau menjadikan mereka hangus, Eudora," tegur Tigreal.
Mereka berempat tertawa dan meringankan tubuh mereka sejenak.
"Apa kau melihat yang lain saat kesini?" tanya Zilong sambil meremas-remas kedua kakinya.
Eudora diam sejenak. "Ah, tidak."
"Kalau begitu, kita cari yang lain?" ajak Zilong yang sudah berdiri dan memutar kepalanya.
Tigreal mengangguk. "Tentu."
"Baiklah, aku akan mencari mereka lewat mana," tambah Eudora.
Mereka berempat berjalan melewati tumpukan tulang belulang dan melihat tubuh Maya yang tidak bergerak.
Dan mereka bertemu dengan Rafaela yang sedang menyembuhkan salah satu Maya yang terluka di perut.
"Rafaela! Kau terlihat..," Layla memperhatikan sekujur tubuh Rafaela yang tanpa cacat, ".. baik-baik saja."
Rafaela tersenyum. "Tentu, kau pikir malaikat akan kesusahan melawan makhluk semacam ini?" Rafaela menyentuh tengkorak di dekat kakinya dengan jari dan tengkorak itu hancur seketika.
"Yah, kau memang malaikat," tambah Layla, dengan agak ngeri.
"Rafaela, apa kau melihat dimana yang lainnya?" tanya Zilong.
"Sayangnya tidak, tapi aku bisa merasakan kalau mereka menuju ke arah sana," Rafaela menunjuk ke tempat CS terbang membawa Lakhesis.
Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan Saber, Alpha, Miya, Grock, dan Harley. Lalu mereka memutuskan untuk mencari CS bersama Maya yang diselamatkan Rafaela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Land of Dawn: Mobile Legends
Fantasía[Buku Ke-1] Tentang keinginan, dan cara mendapatkannya di Land of Dawn.. *Mobile Legends by Moonton Game Developer