11. Perasaan Aneh Macam Apa Ini?

4.3K 298 29
                                    

"Perasaan hanyalah perasaan, yang memang tumbuh dan berkembang hanya untuk merasakan, bukan untuk mendapatkan balasan perasaan yang sama, apalagi memiliki."

-Stupid Feeling-

Dengusan dan umpatan sudah Vira keluarkan beberapa kali. Seandainya ia tidak memikirkan keramaian di mall ini, mungkin ia sudah menggulingkan makhluk menyebalkan bernama Dean itu.

"Demi apapun! Gue nyesel ikut lo sumpah!"

Dean tertawa puas sambil terus melempar bola basket di permainan street ball. "Makanya nggak usah kegeeran. Kan gue nggak bilang kalo ngajak lo main."

Dean menyelesaikan permainannya. Lalu berjalan ke arah Vira yang sedang berdiri menyender pada mesin pencapit boneka. Vira hanya membuang wajahnya kesal. Ia ingin pulang saja, tetapi sesuatu dalam dirinya menyuruhnya untuk tetap menetap disini.

"Gue mau balik." ucap Vira pelan sambil memandangi Dean yang masih fokus menggerakkan mesin pencapit untuk mengambil sebuah boneka panda.

Dean masih diam. Tatapannya masih terarah pada boneka incarannya.

Dengan tangan yang sudah terkepal kuat, Vira memejamkan matanya sambil menghembuskan nafasnya berat.

Pengen banget rasanya ngelempar lo dari atas mall ini, De..

"Ah! Shit!"

Dean mengumpat kesal sambil memukul mesin pencapit boneka itu. "Dari gue TK, main ini nggak pernah dapet. Mesinnya rusak nih,"

"Lo nya aja yang nggak bisa main," kekeh Vira dengan tatapan mengejek.

"Mirror please.." Dean melipat kedua tangannya di depan dada. Menatap remeh gadis di depannya. "Lo nggak inget, siapa yang dulu sampe nangis-nangis karena kalah taruhan main beginian?"

Damn it! Kenapa diungkit lagi sih? Bikin malu!

Vira mencoba menampilkan ekspresi biasa saja. "Nggak usah diungkit bisa kan?" ucapnya kesal sambil menginjak kaki kiri milik Dean.

"Aduh! Sakit bego!" ringis Dean sambil menarik kakinya kembali.

Vira hanya menatap Dean datar. Ia mencoba menetralkan nafasnya. Dengan perasaan malu bercampur kesal, Vira melangkahkan kakinya keluar dari area permainan itu.

Fyi, Vira dulu pernah taruhan dengan Dean di tempat ini juga. Mereka saling menantang, siapa diantara mereka yang bisa mengambil boneka lumba-lumba dalam mesin itu, berhak untuk menghukum salah satu diantara mereka yang kalah.

Sebenarnya, Vira sudah sangat sangat yakin bahwa ia bisa memenangkan taruhan itu. Tetapi sepertinya keberuntungan tidak berpihak kepadanya. Ia kalah. Dan mau tidak mau, harus menerima hukuman dari sang pemenang. Dean Ardana.

Dan kalian tahu apa hukuman yang harus dijalani oleh Vira?

Yap! Vira dihukum untuk datang ke pesta ulang tahun Dinda --kakak kelasnya a.k.a pacar Eza dulu-- menggunakan sandal tidur berbentuk elmo dan menggunakan dress motif kembang-kembang milik mamanya. Konyol sekali bukan? Selayaknya, datang ke sebuah pesta ulang tahun menggunakan high heels atau wedges dan dress cantik ala remaja kekinian.

Lah ini? Mau ke pesta pakai outfit macam gituan? Emang si Dean ini minta dicangkol kali yaa kepalanya..

Tetapi, hukuman adalah hukuman dan merupakan keharusan yang harus dilaksanakan oleh pihak yang bersalah, mau tidak mau, suka tidak suka.

Stupid Feeling  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang