26. Cemburu

3.7K 236 10
                                    

"Jangan terlalu akrab dengan perempuan. Walaupun kamu hanya menganggapnya sebagai teman, bisa jadi diam-diam ia sedang menyimpan sebuah harapan."

***

"Sumpah ya. Seumur hidup gue sekolah, baru kali ini ada yang namanya remedial rangkuman."

"Bagus dong kalo gitu,"

Vira menoleh menatap cowok di depannya itu. Sebelah alisnya terangkat. "Bagus?"

"Biar tulisan lo makin rapih karena makin sering nulis."

"Jari gue potek lama-lama kalo gini anjir."

"Nikmatin aja sih," Dean berdiri dan menghirup udara segar dari atas rooftop lab Kimia sekolahnya ini.

Sebenarnya, bel masuk kelas sudah berbunyi sejak beberapa menit lalu. Namun, keduanya enggan masuk kelas dikarenakan mood Vira untuk belajar sudah musnah karena nilai rangkuman Fisika nya yang ugh menyebalkan.

Vira yang biasanya mendapat nilai di atas delapan di buku catatannya, kali ini harus berlapang dada melihat nilai catatannya kali ini. Nilainya tidak sesuai harapannya, tidak sesuai dengan kerja kerasnya saat mencatat.

Dan dia membenci hal itu. Sungguh.

Guru kadang memang tidak mengerti perjuangan dan kerja keras siswa, hingga dengan entengnya memberi nilai tanpa berfikir. Huh! Vira nggak bisa diginiin, nih.

Dean yang mungkin sedang beruntung, ia tidak mendapat nilai dibawah kkm penilaian. Walaupun nilainya pas kkm, tetapi tetap saja cowok itu selamat dari gelombang penyiksaan bernama 'remedial'.

"Huh! Nyerah gue!" seru Vira sambil menutup bukunya dengan kasar untuk melampiaskan kekesalannya.

Ia memang sengaja membawa buku catatannya kesini untuk membandingkannya dengan catatan milik Dean. Karena ya, kenapa Dean yang sepengetahuannya itu tulisannya jelek, bisa lolos remedial, sedangkan dia malah dapat nilai mengenaskan begitu.

Cewek itu memberikan buku catatan milik Dean dengan kasar. "Nih!" katanya sembari duduk di pinggir bangunan itu.

"Kenapa?" ada nada mengejek dibalik pertanyaan Dean.

"Nggak abis pikir gue sama tuh guru. Catatan gue lebih bagus dibanding punya lo."

"Tapi nilainya lebih bagus catatan gue dibanding punya lo, ya kan?"

"Udah deh, nggak usah bikin emosi."

"Hih galak."

"Bacot!"

Sejenak keduanya terdiam cukup lama. Vira masih berusaha mengontrol emosinya dengan gurunya itu. Sedangkan Dean sedang berfikir bagaimana cara mengembalikan mood cewek di sebelahnya itu.

Satu ide terlintas di benak Dean. "Kantin yuk?" Dean memilih mengajak cewek itu ke kantin, karena setahunya, mood Vira akan kembali jika ada sesuatu yang bisa masuk ke perutnya.

Senyuman lebar terpancar di wajah cewek itu. "Hayuk!"

Iseng, Dean menyentil dahi cewek itu. "Giliran makan aja, ngebut lo."

Vira hanya membalas dengan cengiran khasnya saja. Buru-buru ia membereskan buku-buku sialan itu. Mereka berjalan menuruni tangga rooftop lab Kimia itu sambil mengobrol apapun diselingi dengan candaan.

Dan tak bisa dipungkiri, rasa itu kian bertambah saja tiap kali Dean sedekat ini dengan Vira.

***

Stupid Feeling  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang