"How is the man for me, just a man that makes me hurt."
-Elvira Adreena
***
Pesta ulang tahun Risa sudah selesai beberapa menit yang lalu. Vira dan ketiga temannya sudah bersiap-siap untuk kembali ke rumah.
Mereka berpamitan dengan tuan rumah yang tak lain adalah Risa sebelum benar-benar meninggalkan kediaman cewek itu.
"Risa. Makasih udah undang kita semua kesini ya. Pesta lo keren," Melia berpelukan dengan Risa sambil tertawa kecil. Diikuti dengan Nadine dan Luna yang juga memeluk cewek itu.
Risa terkekeh pelan. "Harusnya gue yang makasih karena kalian udah mau dateng."
"Yaudah deh, intinya sama-sama makasih." ucap Vira menengahi. Ia juga memeluk Risa sambil tersenyum. "Thanks ya, Ris. Happy Birthday and God Bless You."
"Aaaa terharu nih gue,"
"Apaan sih lu, alay amat." Eza tiba-tiba datang dan menoyor kepala sepupunya itu.
"Apa sih, rese lu ah. Ganggu suasana aja." cecar Risa karena memang sudah kelewat kesal dengan sepupu yang tak diharapkannya itu.
Tak lama, Trio Somplak a.k.a Dean dkk datang dan bergabung dengan mereka.
Melihat para cewek asik berpelukan sambil mengucapkan wish list mereka, ketiga cowok itu berdecak dan menggelengkan kepalanya. Eza yang melihat itu ikut tersenyum dengan kelakuan anak perempuan yang menurutnya aneh.
Mengapa jika laki-laki yang berpelukan dan bergandengan tangan, selalu dianggap homo? Sedangkan jika perempuan yang melakukan hal itu, dianggap biasa saja.
Ini sungguh tidak adil bagi kaum cowok tentunya.
"Kita nggak mau ikutan kaya gitu juga?" kata Wisnu tiba-tiba.
"Najis, Wisnu! Lu homo?!"
"Hih! Jauh-jauh sono, jijik!"
Eza tertawa. "Buset dah, udah kaya nggak ada cewek aja."
Wisnu tertawa saja melihat respon teman dan kakak kelasnya itu. Hell, kan tidak mungkin juga kalau dia homo. Perempuan kan masih banyak, Melia contohnya. Eh.
Para cewek itu sontak melepas pelukannya dan tertawa melihat keributan kecil antara para cowok itu.
Wisnu maju mendekat ke arah Risa. "Ris, nggak mau pelukan sama gue?" Ia sudah merentangkan tangannya dengan gestur ingin memeluk.
"Heh, modus ae lu biji nangka!" Bima menggeser tubuh Wisnu dari hadapan Risa. "Sama gue aja, Ris."
Risa hanya tertawa melihat kekonyolan teman-temannya itu. "Nggak deh," katanya masih sambil menahan tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Feeling [COMPLETED]
Teen FictionKamu tahu bagaimana rasanya jatuh pada harapan yang kita ciptakan sendiri? Seperti naik rollercoaster. Setelah diterbangkan dengan tingginya, lalu dihempaskan begitu saja saat tahu harapan itu tidaklah nyata. Sakit? Sudah jangan ditanya. Pasti sakit...