"Jangan terlalu mudah menilai kebaikan seseorang padamu. Dia baik, bukan berarti dia suka. Belum tentu juga kan, dia baiknya sama kamu aja?"
***
Seorang remaja perempuan duduk dengan gelisah di pos satpam sekolahnya, masih dengan seragam SMP yang melekat di tubuhnya. Beberapa kali ia tampak mengecek ponselnya untuk melihat balasan pesan dari seseorang yang ditunggunya sejak tadi.
"Mama mana sih? Lama banget." Entah sudah berapa kali ia melihat jam yang melingkar manis di tangan kirinya. Waktu sudah menunjukkan pukul dua lewat lima belas menit, namun sang mama belum juga menjemputnya.
Kalau saja ia tidak ada jadwal bimbel sore ini, ia tidak akan segelisah ini menunggu jemputan. Memang sih, baru bimbel hari pertama. Tapi, kan, tidak lucu kalau ia harus terlambat di hari pertama bimbel. Setidaknya, ia memberikan kesan yang baik saat hari pertama mengikuti program belajar itu.
Setelah sekian lama menunggu, akhirnya orang yang ditunggunya datang juga. Ia menghela napas lega seraya memasuki mobil yang baru saja berhenti di depannya tadi.
"Mama lama banget, sih." ucap Vira kesal.
Riana, mamanya, hanya bisa menyengir atas keterlambatannya yang disebabkan karena dirinya lupa bahwa harus menjemput putrinya.
"Mama lupa, Vir. Maaf ya." Vira hanya diam menatap jalanan lewat kaca di sebelahnya. Ia bukannya marah, hanya saja, mood nya sedang kacau sekarang ini.
Tanpa menunggu respon anaknya itu, Riana lantas melajukan mobilnya menuju tempat bimbel yang memang ia pilih sendiri untuk Vira agar putrinya itu bisa mendapat pelajaran tambahan untuk bekal ujian kelulusannya.
Sesampainya di tempat bimbel, Vira langsung menuju kelasnya. Ia menghela napasnya lega karena kelasnya belum dimulai. Dengan ragu, ia pun memasuki kelas yang berisi orang-orang dari sekolah lain yang juga mengikuti bimbel sepertinya.
Setelah duduk di bangku bagian tengah, ia memilih untuk memainkan ponselnya. Seperti biasa, hal itu ia lakukan untuk menghilangkan rasa canggung karena ia tidak mengenali satu pun siswa di kelas ini.
Saat sedang membalas komentar pada foto yang ia unggah di akun instagram miliknya, tiba-tiba kursi kosong di sebelahnya diisi oleh seorang cowok yang Vira tidak kenal. Mencoba tidak peduli, Vira kembali fokus pada layar ponselnya.
Dahi Vira berkerut saat sebuah tangan terulur di hadapannya. Ia mendongak dan mendapati sosok cowok tadi tengah menatapnya sambil tersenyum.
"Gue Dean." Cowok itu memperkenalkan dirinya. Dengan ragu, Vira pun membalas uluran tangannya.
"Vira." balas Vira kaku.
"Gue boleh duduk di sini, kan?"
Vira hanya mengangguk kaku sebagai jawaban karena merasa agak canggung. Memangnya, dia siapa, bisa melarang orang lain duduk di kursi sebelahnya itu?
Tak lama setelah perkenalan singkat itu, guru yang akan memberikan mereka materi hari ini pun masuk ke kelas. Semua siswa pun kembali diam dan bersiap memulai bimbingan belajar yang sudah pasti akan sangat membosankan untuk Vira.
***
Vira mendesah pelan saat melihat jam tangannya. Ia masih harus mengikuti bimbel selama kurang lebih tiga jam lagi. Mengapa waktu terasa sangat lambat berjalan di saat seperti ini, sih?
Kini, dirinya hanya bisa duduk di sebuah kursi di depan tempat bimbel itu sambil melihat lalu lalang siswa lain yang sedang membeli makanan di luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Feeling [COMPLETED]
Teen FictionKamu tahu bagaimana rasanya jatuh pada harapan yang kita ciptakan sendiri? Seperti naik rollercoaster. Setelah diterbangkan dengan tingginya, lalu dihempaskan begitu saja saat tahu harapan itu tidaklah nyata. Sakit? Sudah jangan ditanya. Pasti sakit...