32. Masih Saja Peduli

3.3K 252 28
                                    

"Kamu tidak akan mengerti, bagaimana aku begitu benci dengan diriku sendiri. Hanya karena hati ini tetap peduli dengan semua hal tentangmu, bahkan setelah hati ini kembali sakit karena perlakuanmu."

***

"Lo lama banget sih pulangnya. Tau gitu gue tadi ganti baju dulu deh."

Lah, mana gue tau nih orang mau kesini. Bilang-bilang mau kesini juga kagak. Gerutu Vira dalam hati. Ia memutar bola matanya jengah.

"Heh! Lo denger nggak sih gue ngomong?" kata orang itu lagi.

Vira kembali memutar bola matanya malas. Lagi-lagi kali ini ia harus kembali merasakan sakit karena harapan yang ia ciptakan sendiri. "Iya denger," ucapnya malas.

Eza tertawa hambar, menertawai dirinya sendiri tentunya. "Gue tau, lo pasti ngarepnya Dean kan, yang kesini?" tebak cowok itu, yang hanya direspon lirikan oleh Vira. Karena ya, memang benar, Vira mengharapkan Dean yang datang. Bukan Eza.

"Apaan sih, sok tau banget." elak Vira. Ia meminum cokelat panas yang baru saja dibuatnya tadi. "Kak Eza ngapain sih kesini?"

Sebelah alis Eza terangkat. "Lo ngusir secara halus atau gimana, nih?" Sebenarnya Eza pun mengetahui bahwa kehadirannya memang tidak diinginkan oleh Vira.

Kali ini ia yang tersenyum miris. Bahkan perempuan yang akhir-akhir ini mulai mengisi hatinya pun justru tidak menginginkannya.

Menyadari kebisuan Eza, Vira melambaikan tangannya di depan wajah cowok itu. "Hei! Saya nanya buat dijawab kali, Kak."

"Eh--anu, Vir." Kedua alis Vira terangkat. Ini cowok kenapa sih, kok malah anu-anu segala dibawa. Anunya siapa coba?

Eza menggaruk tengkuknya asal karena bingung harus merespon seperti apa. Karena jujur, ia sendiri bahkan tidak tahu mengapa ia datang ke rumah Vira. Kata hatinya yang menuntunnya untuk menemui cewek itu.

Vira tertawa kecil melihat seniornya yang biasanya bersikap cool itu tiba-tiba berubah menjadi lebih cute ketika bingung. "Kenapa sih, Kak?"

Setelah menghembuskan nafas untuk menyemangati dirinya sendiri, Eza akhirnya bicara juga. "Gue mau ngajak jalan, ada tempat makan baru buka di deket daerah sekolah."

Hampir saja cokelat panas yang baru saja kembali diteguk oleh Vira tersembur keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hampir saja cokelat panas yang baru saja kembali diteguk oleh Vira tersembur keluar. Ia terkejut dengan ajakan Eza barusan. Keningnya berkerut sembari menatap Eza. "Seriously?"

Eza menganggukkan kepalanya tiga kali. Dalam hati ia berharap kalau Vira akan mengiyakan ajakannya kali ini. Hitung-hitung mengganti acara pulang bareng yang kacau karena ulah Dean tadi sore.

Ah, mengingat Dean, Eza jadi makin kesal saja dengan adik kelasnya itu. Dean bahkan mengatasnamakan masalah masa lalunya dan Dean yang memang pernah bertengkar karena masalah perempuan.

Stupid Feeling  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang