22. Kalah Taruhan

3.4K 249 1
                                    

"Seharusnya, dulu aku hanya mengaguminya. Tanpa meletakkan perasaan apa-apa padanya."

"Serius kalian nggak ada yang nyuruh Dean bertindak sejauh itu ke Vira?"

"Nggak lah, gila apa."

"Gue cuma takut satu hal, Nad."

Nadine mengernyitkan dahinya. "Apa, Bim?"

"Takut Vira baper, terus ujungnya malah sakit hati."

Ketiga sahabat Vira dan dua sahabat Dean sibuk bergelut dengan pikirannya masing-masing. Di danau belakang sekolahnya inilah, mereka mengadakan rapat dadakan mengenai rencana mereka membuktikan Vira baper dengan Dean atau tidak.

Masing-masing dari mereka sendiri tidak ada yang merasa menyuruh Dean untuk bertindak sejauh ini. Sampai mengakui Vira sebagai pacar, menghapus air mata cewek itu, dan berbagai perlakuan cowok itu sungguh di luar rencana mereka.

"Apa ini semua inisiatif Dean?"

Tatapan mereka semua tertuju pada Luna. "Ya, tau sendiri kan Dean jailnya kaya gimana," kata Luna lagi.

"But, wait. Dean nggak gampang deket dan bersikap kaya gitu sama cewek." ucap Wisnu. Ia sudah hapal dengan sifat sahabatnya itu. Dean bukanlah tipe orang yang mudah dekat dengan perempuan, sejauh ini hanya Vira yang mereka ketahui.

Namun, ada satu perempuan lagi yang dikabarkan tengah dekat dengan cowok itu. Ya, perempuan itu adalah Risa.

Sejenak mereka semua diam dan berfikir. "Iya juga sih,"

"Jadi, apa dalam hal ini, yang baper itu Dean?" tebak Melia dengan entengnya.

Sontak mereka semua yang semula masih berfikir langsung menatap Melia dan mengernyit. Dan Melia malah mengendikkan bahunya dan kembali memainkan handphone nya. Ia tak mempedulikan tatapan mereka.

Nadine mengangguk-anggukkan kepalanya. "Bisa jadi sih,"

Luna, Wisnu, dan Bima saling bertatapan, mereka masih bingung dengan kesimpulan yang diberikan Melia tadi.

"Oke deh. Langsung ke intinya aja ya." Melia menghela nafasnya perlahan. "Ini rencana, mau dilanjutin atau nggak?"

Mereka semua saling tatap. Mencoba menyampaikan pendapat lewat tatapan mereka. Sepersekian detik kelimanya hanya diam dan berfikir, sampai kemudian Luna dan Bima berucap bersamaan.

"Lanjut." ucap keduanya bersamaan.

Wisnu dan yang lainnya pun berpura-pura batuk guna mengejek Luna dan Bima. "Ekhem.. kok gatel gini sih ya tenggorokan gue."

Luna langsung mendelik pada Wisnu. "Sini, gue garukin pake garpu. Mau?" Luna mengangkat garpu yang memang ia bawa untuk memakan bekalnya.

"Hehe.. ampun, ndoro." kekeh Wisnu. Diiringi tertawaan dari yang lainnya.

Setelah tawa mereka reda, Nadine memberikan keputusannya mengenai masalah ini. "Rapat ditutup. Dengan keputusan yang berupa, rencana tetap dijalankan. Dengan beberapa pertimbangan, berupa; Pertama, kita biarin Dean ngelakuin hal apapun ke Vira, jangan dicegah."

"Kenapa?" sela Melia.

"Buat buktiin, siapa tau yang baper itu Dean?"

Melia menganggukkan kepalanya mengerti.

"Next!" ucap Bima.

Nadine memulai kalimatnya kembali. "Kedua. Rencana dianggap selesai kalo salah satu dari mereka udah ada yang ngaku kalo mereka baper."

Stupid Feeling  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang