LIMA

172 15 0
                                    

"Jodoh itu datangnya nggak di duga. Dan nggak akan tau siapa orangnya"

***

Yudhistira pov

Ku tatap manik mata gadis di depanku, entah kenapa tuhan begitu baik padaku, Rizky terus saja ada di dekatku, kali ini bukan aku yang curi-curi kesempatan tapi memang ada proyek kerja dan aku harus mendampinginya.

Ada kegiatan sekolah tahunan yang baru aku tahu, akan ada kunjungan ke beberapa sekolah di Yogyakarta, dan tiap kelas memberi 3 perwakilan siswa, menurut kepala sekolah jika hanya anak Osis dan Mpk nggak adil untuk siswa lainnya, jadilah Rizky dengan sangat terpakasa ikut ke acara ini.

Jika anak kelas lain antusias untuk mewakili kelasnya beda dengan 12 IPS 2, mereka saling tunjuk tidak ada yang punya inisiatif untuk ikut, alasanya sepele nggak bisa kencan dengan pacar mereka, apa lagi di jogja selamua 3 hari 4 malam.

Rizky tampak lesu dia hanya diam dan aku sagat suka pemandanga di mana raut wajah Rizky dia tampak kesal dia terlihat berlipat-lipat lebih imut.

"Kenapa harus gua, sialan si kunyuk bisa-bisanya nunjuk gua, iya gua tau gua jomblo makanya ngk bakalan ada yang rugi" Rizky bergumam mengatai Raka ketua kelashya yang selalu di katai kunyuk.

"Awal lu Ka habis ntar lu sama gua" lanjut Rizky, kayaknya Rizky masih kurang terima dengan keputusan ketua kelasnya yang menunjuk dia sebagai perwakilan kelas.

"Udah lah Riz, jangan marah mulu, kan gua juga nemenin lu, gua relain libur 4 hari gua buat nemenin lu" Bujuk Putri,

Putri dan Rizky. Dari awal masuk kelasnya dulu jelas terlihat kalau mereka sahabatan. Terbukti dia dengan suka rela mengantikan Rachel Wakil Ketua kelas yang berhalangan datang demi menemani Rizky.

Rachel di saat hari sudah mepet menginformasikan bahwa ada acara keluarga bahkan ibunya di boyong ke sekolah agar teman-temannya percaya, alhasil dengan suka rela Putri mengajukan diri alaaannya dia nggak tenang Rizky pergi sendiri, teman yang baik, walau sama-sama berkelakuan Ajaib.

"Iye" saut Rizky kesal.

Kami sekarang sedang di lapanga sekolah menunggu bus datang.

Bus datang semua buru-buru masuk ke Bus masing-masing. Entah keberanian dari mana ku tahan lengan Rizky, dia menatapku aneh.

"Di belakang saja Riz sama saya"

"Bapak nggak di depan sama guru-guru??" tanyanya heran

"Saya suka di belakang" jawabku bohong. Padahal aku duduk di mana saja nggak papa.

"Ya udah ayo pak"

Ajaib kawan, dia yang menggandeng tanganku masuk ke dalam bus dan menyusul Putri yang ternyata duduk di belakang dan menyisakan 3 kuris kosong,

Mungkin dia masih belum sadar bahwa tangan kami masih bertautan, setelah beberapa saat dia melepasnya saat duduk di kursi.

"Aldi nggak marah??" tanya Rizky pada Putri, setelah cukup lama diam.

"Bernai marah sama gua??" tantang Putri.

"Aldi nggak brani sama lu" tanya Rizy heran

"Bukan nggak berani cuma gua nggak suka kalau di larang waktu gua sama lu, kita udah temenan sebelum dia nembak gua kan, jadi kalau dia larang gua ikut lu gua bakalan diemin dia" jelas Putri

"Lu nggak ngancem putus kan?" selidik Rizky

"Kagak lah bego, gua sayang sama dia ya nggak bakalan lah gua lepas dia cuma gara-gara nggak nurutin mau gua, lagian Aldi kalau gua diemin udah kalang kabut, makanya dia nurut aja waktu gua minta izin ikut lu. Lagian ya Riz Aldi juga sering main sama anak Destrarasta dan ninggalin gua masak gua ikut lu nggak di bolehin, dia sadar diri juga kok Riz" jelas Putri.

"Ohh pengertian juga tu si kunyuk."

"Kalau sayang ya nggak di kekang Riz"

Lucu rasanya mendengar ocehan anak SMA yang membahas percintaan.

"Boleh duduk sini nggak?Yang lain udah penuh" Tanya laki-laki yang baru saja masuk bus.

"Vasco" lirih Rizky, tapi aku cukup mendenganya.

"Kayaknya di samping Della kosong deh co" Ujar Putri kayaknya dia peka sama keadaan Rizky.

Vasco tampak melihat sekeliling Bus
"Ya udah kalau gitu, gua duduk di sana aja" Pamit Vasco dia sempat tersenyum kecil ke Rizky.

"Makasih sayang" Rizky memeluk Putri,

"Urwel gua tau kok kalau lu nggak nyaman"

"Peka banget sih" Rizky mencubit pipi gembul Putri.

Kayaknya mereka nggak terlalu peduli dengan adanya aku di sebelah mereka, mereka tampak biasa saja mengumpat atau mengeluh tanpa ada rasa takut pada Guru BP di sebelahnya.

"Pak Yudhis mau" Rizky menyodorkan permen karet padaku, aku mengiyakan saja lumayan lah,

"Pak, beneran kata isu di sekolah bapak mau tunangan?" tanya Rizky

Nah ni anak kok bisa tau, padahal kan aku nggak pernah cerita ke siapa-siapa.

"Iya " jawabku ahirnya.

"Undang saya ya pak" Ujar Rizky kemudian terkekeh

"Tenang saya akan undang kamu"

"Calon bapak pasti cantik ya, gadis baik-baik juga pastinya, kan bapak ganteng dan juga orang baik-baik pasti dapat yang baik-baik pula" tutur Rizky.

"Ahh bisa saja kamu, saya di jodohkan Riz" akuku.

"Lhehh jaman segini masih aja ada perjodohan" komen Putri tiba-tiba yang ikut menyimak kami, bus sudah berjalan sejak tadi.

"Lha giman lagi, saya juga masih sendiri kalau saya tolak ibu saya bisa nyuruh saya ngenalin pacar saya kan ribet" ujarku dengan kekehan

"Lagian kata ibu saya dia gadis baik-baik, orang tuanya juga dari kalangan beradab," sambungku.

"Sewa aja Rizky pak, kenalin ke orang tua bapak kalau bapak udah punya calon" Tutur Putri bercanda.

Rizky motot sedangkan aku terkekeh.

"Yee mentang-mentang gua jomblo di bully" ujar Rizky kesal.

Kami tertawa.

"Bapak belum ketemu calon bapak??" tanya Rizky.

"Belum, fotonya saja belum" jawabku
"Lhehh" ujar Putri.

"Bapak mau nggak nikah sama dia??" tanya Putri.

"Nggak lah, saya maunya cari calon sendiri" jawbku mantab.

"Mau saya bantu??''tanya Rizky

"Bantu apa??" tanyaku heran

"Kayak usul Putri Pak. Kayaknya bakalan seru kalau saya pura-pura jadi pacar Bapak, dan pertunangan Bapak batal, terus kalau keadaan udah aman kita putus bilang aja saya masih labil makanya Bapak nggak betah, tapi saya cuma ngasih saran Bapak boleh tolak ide konyol anak SMA kaya kita''

Aku kaget mendengar saran Rizky, Putri nampaknya juga sama kagetnya, kalau bisa malah aku kenalin jadi menantu beneran Riz.

"Kamu mau timbal balik apa??" tanyaku

"Cukup bapak bolehin saya bolos, nggak ngasih SP kalau saya bikin onar, nggak ngadu ke wali kelas kalau saya ada brantem," ujar Rizky sambil terkekeh, aku melotot.

"Nggak boleh campurin urusan pribadi dengan profesi Rizky" ujarku penuh penekanan.

"Hahaha canda kali Pak, saya juga nggak gila kok minta itu ke Bapak, saya nggak minta apa-apa pak, saya kayak pengen bantu aja, tapi Ibu bapak nggak jahat atau semacam mertua di sinetron kan??" tanya Rizky aneh.

Aku menghembuskan nafas berat

"Ibu saya kejam"

Yudhistira pov end

Bersambung...

My TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang