"Kurasa rasa ini mulai berani muncul tanpa seizinku"-Rizky Rahma
=====
" Good night sayang" bisik Pak Yudhis saat selesai mengecup keningku singkat, aku menegang, jantung seolah berhenti berdetak, aku masih diam membisu sampai-sampai aku tidak sadar Pak yudhis berpamitan pulang, baru bunyi klakson 2 kali tanda dia pulang terdengar olehku.
Aku berjalan masuk rumah dengan perasaan campuradul antara bahagia dan kaget.
"Lho Yudhis nggak mampir dulu..?" tanya Mama saat aku masuk rumah
"Nggak Ma"
"Ya udah sini gabung makan malam" Ajak Papa, aku menurut ada Putri yang juga menikmati makan malannya.
Setelah makan malam aku menceritakan apa saja yang ku lakukan hari ini.
"Ihh romantis banget" Puji Putri saat aku bercerita Pak Yudhis mengajakku ke taman bunga, ke sungai, dan bersepeda di taman.
"Put,"
"Iya..?"
"Tadi Pak Yudhis nyium kening gua"
"What.? Sure..?"
Aku menceritakan bagaimana Pak Yudhis yang tiba-tiba menarik tanganku dan mengecup keningku. Bahkan bisikan selamat malam juga ku ceritakan
"Fix Pak Yudhis naksir duluan sama lu" seru Putri antusias
"Yang bener aja lu" decakku
"Bisa aja dia cuma iseng sama gua" lanjutku
"Ya elah Riz mana mungkin Pak Yudhis cuma isengi lu doang, gua yakin dia udah naksir lu sekarang" crocos Putri, aku menenggelamkan wajahku di bantal.
"Lagian apa salahnya sih buka hati lagian kan lu udah jadi tunangannya Pak yudhis, di saksikan tuhan dan kedua orang tua masing-masing" crocos Putri lagi
Tunangan ya..? Yakin kalau hubunganku dan Pak Yudhis sudah sedekat ini..? Aku tidak yakin.
***
"Gedung apa.an sih ini" Tanyaku saat mobil Satria berhenti di gedung yang tidak terpakai, mungkin pembangunannya di hentikan dan gedung ini tidak terpakai.
"Yuk ikut kita" ajak Bagas, kami masuk ke gedung tua berlantai sekitar 10 ini, kami menaiki tangga yang terdapat banyak kardus-kardus bekas, sesekali kami melompati atau menendang kardus yang menghalangi jalan kami, sampailah kami di gedung teratas, semilir angin menerpa wajah kami.
"Gila gua baru sehari masuk udah kalian ajak cabut aja" crocosku karena memang baru hari ini aku kembali sekolah setelah sakit, tapi malah di ajak cabut saat jam ke enam.
Dan di sini lah kita di gedung yang tidak terpakai, kami berenam duduk di atas kardus bekas.
"Udah lu bawa kan.?" tanya Bara pada Ciko
"Bawa kok" Ciko megambil keresek di tasnya entah isinya apa.
"Tangan gua udah gatel nih" ujar Bagas.
"Buruan keluarin semua" perintah Satria.
Aku dan Putri masih heran apa yang di bawa Ciko, ternyata Pilox berbagai macam cat, dan kuas,
"Yuk bergerak" seru Bara.
Satria langsung mengamplas bagian tembok yang berlumut sedangkan Ciko sudah mulai menggambar dasarnya, Bagas dan Bara mencampur cat yang dingunakan untuk dasar.
Pandanganku menyapu ke penjuru arah, gedung ini luas mungkin seluas lapangan futsal, ada banyak mural di tembok, sumpah keren-keren apa mungkin mereka ber4 yang membuat mural-mural ini, Mural itu sama dengan lukisan tembok. Bisanya berbentuk tulisan yang di modif dengan sedemikian rupa dengan di padukan gambar dan warna cat yang keren.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher
Teen Fiction(ON GOING) Cover by Canva Cerita sederhana. Tentang Persahabatan dan Cinta. Bukan cerita cinta klasik yang di dominasi Antagonis yang berperan jadi Orang ketiga. Bukan hanya tentang Cinta tapi juga tentang arti sebuah persahabatan antar laki-laki da...