TIGA PULUH DELAPAN

10 1 0
                                    

"Aduhh Rizky sayang, bunda kangen banget sama kamu, kenapa nggak mampir ke Rumah sih, udah lama kita nggak ketemu'' Bunda memelukku erat saat aku datang menemuinya sore ini, aku tersenyum senang

"Aku sibuk bun, jadi nggak bisa ke sini'' ujarku dengan senyum kecil.

"Gimana keadaan Mama kamu?? Udah baikan?, ahhh pasti sangat bahagia kedatangan pangeran kecil di rumah kalian"

"Mama udah sehat kok bahkan jauh lebih baik dari waktu terahir kali Bunda datang ke rumah" jelasku sambil menuang teh ke cangkirku,

"Bunda juga pengen ada Bayi di Rumah ini , udah lama sejak Cika sebesar itu sekarang"

Aku terkekeh kecil, Bunda memang lucu dan aku sangat nyaman dekat dengannya,

"Yahhh kayaknya kak yudhis butuh Adik nih" ujarku dengan senyum kecil.

"Bukan Adik tapi anak" ceplok Bunda membuatku hampir tersedak minuman yang baru aku minum, Bunda Tertawa

"Ahhh Bunda...Rizky masih sekolah" Ujarku dengan nada kesal tapi dengan candaan.

"Cepet lulus, Nikah, dan kalian buatin Bunda cucu yang imut-imut"

Aku tertawa lepas.

"Kak Yudhis kemana bun??" Tanyaku, hari ini weekand dan aku tidak bilang padanya kalau mau berkunjung ke sini,

"Kerumah temannya"
"Siapa??" Tanyaku heran, pasalnya seja aku dekat dengannya hanya Kak Farel yang ku kenal sebagai Teman kak Yudhis itupun sudah 2 minggu sejak pertemuan kami di tempat Bubur waktu itu.

"Teman kuliahnya, entahlah Bunda lupa siapa Namanya"

"Bunda di Rumah sendiri??" Tanyaku.

"Iyaa, banyak Art yang cuti, dan bunda harus urus semua keperluan Rumah sendiri, dan Ayahmu juga sering lembur, kadang Bunda khawatir kalau Ayahmu sering lembur dan nggak jaga pola makannya, takut kalau sakit" jelas bunda dengan nada lelah,

"Bunda bawain bekal makan siang aja, atau kalau lembur Bunda kirim makanan yang sehat untuk ayah via gojek'' usulku,

"Bisa bunda coba besok, "setuju Bunda,

"Bunda seneng kamu main ke sini, jadi bunda nggak harus kesepian hari ini, sering-sering ke sini ya"

"Iya bun kalau Rizky nggak banyak tugas sekolah pasti Rizky sempetin ke sini"

"Yaa bunda harap tugas sekolahmu nggak terlalu banyak, kamu juga harus jaga kesehatan"

"Iyaa Bunda, pasti itu" aku tersenyum dan kami melanjutkan obrolan kami hingga makam malam  dan sampai saat itu baik Kak Yudhis maupun Ayah belum ada yang pulang.

setelah makan malam aku mengobrol dengan Bunda di ruang tengah, ku bukan ponselku dan mengirim pesan pada Kak Yudhis

Kak Yudhis 💍

Me:
Dimana?

-Di Rumah teman, kenapa?

Me:
Aku di rumah kamu.

-sejak kapan?

Me:
Sore tadi.

-kenapa nggak bilang?

Me:
Nggak papa takut ganggu waktu kamu .

-harusnya kamu bilang.. biar aku pulang , masih lama?

Me:
Kasihan Bunda sendiri kalau aku pulang sekarang.

-Ayah belum pulang?

Me:
Belum.

-Ya udah aku pulang, mau di beliin apa??

Me:
Nggak usah, aku baru aja makan malam sama Bunda.

-ya udah aku pulang

Me:
Okey, hati-hati

-iyaa😊

Aku menaruh ponselku di saku, dan melihat Bunda yang sedang asik dengan sinetron yang sedang di lihatnya, ahhh Drama indonesia pasti ceritanya ribet,

"Kamu biasanya nonton sinetron ini??" Tanya Bunda aku menggeleng.

"Ini ceritanya bagus lho, kisahnya tentang cowok yang pacaranya nikah tanpa dia tau, kasihan padahal cowoknya udah berjuang demi dia dan rela ngelakuin apa aja, tapi nggak papa sih toh mereka beda Agama, cowoknya kristen ceweknya Islam, sedih kalau liat kisah mereka, bahkan cowoknya udah tau kalau ceweknya udah Nikah tapi pura-pura nggak tau sampai ceweknya jujur dan ahirnya cowoknya jengah dan milih putus aja lagian ya Riz beda agama itu nyesek" jelas Bunda saat menceritakan sinetron Indonesia yang berjudul 'kalau boleh aku Rubah Takdir'

aku jadi inget bagas, kisahnya sama kayak sinetron kesukaan Bunda.

"Iya Bun, pasti nyesek banget ya" komentarku seadanya.

"Hallo sayang"

Pak Yudhis tiba-tiba memelukku dari belakang , aku menendongkakkan kepalaku dan tersenyum manis.

Kami ngobrol di kamar kak yudhis,

My TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang