DUA PULUH TIGA

96 3 0
                                    

Autor pov on

Ciko merebahkan tubuhnya di sisi bagas.

"Are you oke.?" tanya Bagas saat ciko tiduran di sampingnya. Ciko tampak kacau.

"I'm fine " jawabnya. Bagas mendesah berat.

"Lu kalau ada apa-apa cerita ke gua. Seengknya gua bisa hibur lu kalau gua nggak bisa kasih saran buat masalah lu" jelas Bagas kesal.

"Nggak papa cukup lu mau nampung gua di rumah lu tiap gua kabur dari Rumah aja" Jawab Ciko sambil memejamkan matanya.

"Salsa udah nyampek di surabaya..?" Tanya Bagas mencoba mengalihka pembicaraan

"Nggak tau belum gua kabari dia. Harusnya sih udah, lagian dia brangkat pagi, sekarang udah jam 8 malam"

"Lu tadi dari mana.?"

"Gua ketemu sama Rizky, gua cuma cari temen buat ngilangi beban, lu tau kan Salsa nggak di sini. Jadi gua butuh cewek lain" jelas Ciko.

"Kalimat lu ambigu tau nggak. Kesannya lu mau selingkuh" Bagas terkekeh.

"Intinya lu paham sama maksud gua udah cukup" Ujar Ciko sambil tertawa.

"Bonyok lu mana kok sepi..?"

"Masih di Rumah sakit. Liburan di Rumah aja nih .?'' Tanya Bagas.

"Iya kah, niatnya gua mau ke Puncak sama Bastian eh, dia malah nggak tau di mana"

"Lu sama Abang lu mirip banget ya.. Sama-sama Bad Boy tapi lu lebih lurus aja"

"Lurus apanya..?"

"Itunya"

"Najis lu" Ciko memukul Bagas dengan guling.

"Wah KDRT nih anak" Ujar Bagas kesal

"Najis gua sama lu Gas, Frisya kok mau sih sama model kayak lu"

"Jelas gua ganteng.., siapa yang sanggup menolak pesona Bagas Kuntowijoyo" sombong Bagas. Ciko tertawa.

"Kalau gua bilang gua bukan saudara Bang Tian lu percaya nggak gas..?"

"Nggak"

"Why.?"

"Kalian terlalu mirip kalau di bilang buka saudara"

"Hahaha.." Ciko tertawa hambar.

"Jujur ya Gas, gua bukan saudara Bang Tian". Bagas sontak menatap Ciko dengan alis bertautan.

"Kami saudara tiri" jelas Ciko dengan nada getir. Dia rasa ada baiknya cerita masalah ini dengan Bagas, karena bagaimana juga Bagas salah satu dari sahabatnya yang paling dekat dengannya.

Bagas menatap Ciko heran.

"Dia anak yang di bawa Papa Ozi. Shit, gua nggak suka panggil dia Papa" Bagas masih diam membua Ciko melanjutkan ceritanya.

"Mama gua kecewa liat Bang Tian jadi begajulan dan Mama nggak mau gua kayak dia. Gua selalu bilang gua bukan Sebastian Ozi kami mewarsi darah dari Ayah yang berbeda jadi nggak ada yang sama. Tapi persisi kayak yang lu bilang gua sama Bang Tian terlalu mirip kalau di bilang bukan siapa-siapa. Makanya gua selalu berantem sama bonyok tiap bahas kenakalan gua" Ciko mendesah berat. Kemudian memilih diam.

Bagas hanya diam dia tau Ciko tidak butuh saran atau kritikan dia hanya butuh teman bicara.

***

Yudhis tampak sibuk dengan dokumen di meja kerjanya, surat pengunduran diri dari pekerjaannya menjadi Guru,

Tentang masalah korupsi yang di hadapai Yudhis sudah selesai di sidang 2 hari yang lalu. Dengan kemahiran pengacara yang di pakai Yudhis dia mampu memenangkan kasus ini.

My TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang