TIGA PULUH SEMBILAN

12 1 0
                                    

"Aku diam bukan karena aku tak mau tapi aku tak mampu"- Frisya Mawar anggraini

"Jujur saja seberat apa itu aku akan percaya, karena aku janji selalu melindungimu bagaimanapun keadaanmu"-Bagas Kuntowijoyo

========

Autor Pov on

Bagas diam, melihat frisya yang berdiri di depannya, kepalanya tertunduk, dan bermain tangannya sendiri.

Bagas ingin pergi dan mengacuhkannya frisya namun tubuhnya serasa kaku dan memilih tetap di sana.
"Kak ngomong bentar bisa?" Tanya Frisya takut-takut.

Bagas mendesah lelah, dan menghela nafas.

"Ayo, dimana?" Tanya Bagas.

"Rooftop aja" ajak Frisya, Bagas mengangguk dan mengikuti Langkah pelan Frisya.

Di rooftop bagas dan Frisya duduk di kursi kayu yang memang ada di sana.

"Ngomong apa?" Tanya Bagas.

"Kak aku minta maaf," ujar Frisya takut-takut, Bagas hanya diam.

"Aku tau maaf aku nggak bisa rubah apa-apa"

"Tapi aku harap kak bagas mau dengar penjelasanku " lanjut Frisya.

"Aku nggak pernah punya niatan buat sakit hati kakak, tapi aku juga nggak punya pilihan apa-apa kak" isak kecil Frisya terdengar pilu di telinga Bagas. Bagas masih diam, dia ingin memeluk Frisya tapi tubuhnya kaku,

"Aku takut mau jujur ke kakak selama ini, aku nggak mau liat kakak sakit hati"

"Sya, bisa langsung jelasin aja" potong Bagas jengah.

"Iya kak, jadi gini..."

Flasback on

Frisya dan Farel sudah saling kenal sejak lama, sejak Frisya yang lari-lari pakek popok dan Farel yang selalu menjaganya, mereka tumbuh bersama, karena rumah mereka berdampingan,

Orang tua frisya sibuk dengan dunia bisnis begitu pula orang tua Farel, Frisya yang anak tunggal dan selalu jadi bahan bully di sekolahnya sejak SD karena sifatnya yang pendiam membuat mau tak mau farel menjaganya, menggantikan sosok orang tua frisya yang tidak punya banyak waktu untuk menjaga frisya,

Mereka dekat, Farel juga tau bahwa anak gadis tetangganya ini jatuh cinta pada kakak kelas yang terkenal Badboy, tampan, pintar dan punya banyak talenta, Farel selalu mendukung semua keputusan Frisya, membantunya dalam bekerja dan menolongnya saat frisya binggung harus bagaimana mendekati Bagas, hingga ahirnya dia mampu menarik perhatian Bagas dan jadi kekasihnya,

Waktu berlalu, hingga dua bulan yang lalu, orang tua Farel masuk Rumah sakit, penyakitnya semakin parah dan meminta Farel segera menikah, farel kalang kabut dia tidak punya jalan keluar karena statusnya jomblo abadi, alias tidak pernah pacaran, karena dia selalu menjaga Frisya.

Hingga orang tuanya mengalami masa kritis yang membuat Farel tiba-tiba melamar Frisya dan memintanya menerima lamaran itu karena Farel tidak punya pilihan wanita lain.

Frisya jelas menolak, dia mencintai bagas dan tidak ingin kehilangan bagas, tapi dia juga tidak mau egois saat melihat keadaan orang tua farel yang kritis.

Ahirnya mereka menikah, frisya mati-matian menutupi semuanya dari Bagas, frisya tidak inggin bagas sakit hati lagi, dia tidak menyakiti bagas, tapi semua terungkap dan sekarang mau tak mau frisya bicara pada Bagas semuanya.

Flasback off

"Terserah, kak bagas mau marah silahkan aku emang salah, tapi tolong maafin aku kak, aku sayang banget sama kakak" ujar Frisya di sela tanggisnya.

"Aku nggak bisa tolak kak Farel karena dia yang jaga aku selama ini, aku punya hutang budi sama dia kak"

Frisya masih terisak, Bagas menarik tangan Frisya dan memeluknya erat, Bagas merasakan sakit itu lagi, sakit saat melihat frisya menanggus di depannya.

"Stop, kakak paham kok, frisya jagan nangis lagi ya, maafin kakak yang selalu buat frisya nangis, maafin kakak yang nggak bisa jaga kamu,"

Bagas melepas pelukannya, memegang pundak Frisya dan menatap manik mata Frisya lekat.

"Jujur saja seberat apa itu aku akan percaya, karena aku janji selalu melindungimu bagaimanapun keadaanmu" ujar Bagas,

"Jadi adek aku, jangan lupain aku dan jangan putusin ikatan persaudaran kita, kita nggak jodoh dan aku yakin dia jauh lebih baik di banding aku" lanjut Bagas.

"Nggak papa, nggak usah ngerasa bersalah, aku tau ini bukan mau kamu, jadi nggak usah ngerasa bersalah, percaya sama aku, aku selalu baik-baik saja" lanjut Bagas lagi, di peluknya lagi frisya sekilas.

"Jika dia nyakitin kamu, bilang aku. Jika kamu lelah dan nggak bisa terbuka sama dia cari aku, aku akan jadi kakakmu yang melindungi dan mengawasimu dari belakang"

Frisya tertegun, dan tesenyum, kemudian mengangguk,

Entahlah frisya merasa berdosa meninggalkan laki-laki sebaik dan sesempurna Bagas.

Bagas tersenyum kemudian pergi dari Rooftop, ponselnya berdering sebelum dia keluar dari pintu. Dari Tiffani.

"Iyaa kenapa..?"
"...."
"Iya ntar gua jemput"
"...."
"Mau gua timpuk pulang sam cowok lain??, nggak...nggak..nggak, tungguin gua nggak boleh pulang duluan"
"..."
"Iya sayang"

Frisya terdiam, eksperisnya tidak terbaca, syok mendengar Bagas sudah ada yang lain, benar kata Rizky Bagas selalu tampak baik-baik saja tanpa Frisya

Tbc

My TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang