TIGA PULUH

120 2 0
                                    

"Jangan pergi.. Aku tak tau caranya hidup tanpa kamu" Yudhistira Admaja
*

**

Autor Pov on

Yudhistira menatap pantulan wajahnya di kaca. Kacau. Hanya satu kata itu yang patas mengambarkan dirinya saat ini.

Wajahnya kusur. Kantung matanya tampak nyata. Dan tubuhnya kurus. Pikirannya masih terbayang kejadian kemarin, saar Rizky melepas cincin pertunangannya di depan matanya.

Yudhis memegang dadanya yang sesak. Mengingat semua kilasan kejadian dimana dia pertama kali melihat Rizky. Pertama kali mendengar tawanya. Senyum manis yang di tujukan padanya. Saat tangan mungil Rizky menggenggam tangan Yudhis. Ketika pertama kali melihat Rizky dengan dress. Senyum Rizky saat dia mengajak Rizky ke taman bunga. Wajah jorok rizky saat dia makan. Dan semuanya hingga berahir saat melihat Rizky mengusirnya. Mengumpat. Dia melihat dengan jelas gadisnya menangis di rumahnya. Tatapan kecewa, marah dan sendu dari Rizky dan ketika Rizky melepas cincin di depan Yudhis.

Nafasnya tercekal. Bagaimana dia bisa berada di situasi seperti ini. Situasi dimana dia bodoh dan bingung harus bagaimana. Di satu sisi dia tidak ingin kehilangan Rizky di satu sisi dia tidak ingin perusahaan yang di bangun keluarganya dari kecil hancur berkeping-keping karena keegoisannya. Jika dia menolak Khesya maka dengan mudahnya keluarga Khesya menghancurkan perusahaan Admaja walau perusahaan Admaja masuk dalam jajaran perusahaan besar di indonesia maupun kancah Asia.

"Sayang" Yudhis menoleh.

Melihat khesya berdiri di depan pintu kamarnya. Jujur dia kesal padanya tapi kenyataannya Khesya tidak tau apa-apa dia hanya mengikuti kemuaan orang tuanya yang membantunya mendapatkan orang yang di cintainya.

Khesya tidak tau akal busuk orang tuanya. Dia hanya pilar dalam sebuah permainan catur.

"Kamu lecek amet sih yang" Seru Khesya. Yudhis menatap sendu Khesya.

"Sya nagapin kesini..?"

"Mau ngajak jalan"

"Aku capek. Next time aja"

Khesya cemberut kemudian masuk kekamar Yudhis dan duduk di tepi ranjangnya. Mata Khesya jatuh pada foto di atas nakas. Foto Yudhis yang tengah tertawa lepas dengan Rizky yang blepotan ice cream di pipinya. Khesya tertegun. Di ambilnya foto itu. Ada tulisan di balil fragmen itu.

Rizky Rahma Anjani 💓 Monyet Kesayangan💕 20 Oktober 2017

"Dia yang kemaren kan Dhis?" Tanya Khesya. Yudhis menarap Khesya. Dan mengangguk.

"Kamu sayang banget ya sama dia..?" Tanya khesya sendu. Yudhis menatap Khesya ingin mengangguk tapi khawatir Khesya terluka. Dan ahirnya dia hanya diam. Khesya tersenyum kemudian.

"Dia cantik. Dia tuangan kamu kan..?" Tanya khesya lagi. Khesya menatap sendu foto itu kemudian pura-pura tersenyum.

"Masih ada waktu Dhis"

"Maksudnya..?" Tanya Yudhis heran.

"Kejar Rizky, masih kemaren kan kalian putus. Aku nggak mau nyesal nanti saat nikah sama orang yang hatinya nggak buat aku"

"Khe" lirih Yudhis.

"Tenang. I'm fine.. Nggak usah khawatir. Aku yang salah di sini aku yang ngira kamu masih sendiri dan perjodohan waktu itu masih berlaku. Maafin aku yang buat gadismu menangis karena egoku. Aku yang akan bilang orang tuaku.. Kamu tenang aja. Gadismu dan perusahanmu akan baik-baik saja" Jelas Khesya dengan senyum yang dipaksakan

"Khe kamu yakin..?"

"Yudhis. Kita baru kenal sebentar. Sebelum hubungan ini lebih jauh lagi. Dan gadismu semakin sakit lepas aku dan aku juga akan lepas kamu"

My TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang