TIGA PULUH SATU

136 3 0
                                    

Autor pov on

Tok tok tok

"Riz ini Mama..." Dewi terus memanggil Rizky. Sejak datangnya Yudhistira tadi Siang Rizky mengurung diri. Bahkan dia melewatkan makan siang dan malamnya.

Rizky diam di atas tempat tidurnya. Mendiamkan diri dan meratapi nasipnya sekarang.

Krekk

Pintu dibuka Dewi dia membawa makanan dan segelas susu untuk Rizky. Di sudah jengah memaksa Rizky membuka pintu hingga dia ahirnya memilih memakai kunci duplikat.

"Makan ya.." Bujuk Dewi. Rizky menatap mamanya dan memeluknya erat sangat erat. Hanya isakan yang di dengar Dewi.

"Kamu jangan hukum diri kamu sendiri.. Ayo senyum dong jangan nangis lagi.." Bujuk Dewi. Namun pelukan Rizky semakin erat.

"Ma rizky capek.. Capek maa" Rengek Rizky.

Mendengar nada Rizky yang pilu membuat Dewi teriris.

"Ayo cerita sama Mama jangan di pendem sendiri" bujuk Dewi pada anaknya. Namun Rizky Masih diam. Dewi hanya bisa menghela nafas saat tangis Rizky terus terisak.

"Kamu tau sayang. Mama dulu juga ada di posisi kamu. Mama liat Papa kamu ciuman dengan mantannya di depan mama" Dewi memulai ceritanya. Rizky langsung mendongokak kepalanya menatap mamanya mengisyaratkan kekagetannya.

"Mama juga kayak kamu.. Diam ngunci diri di kamar. Kacau. Nggak tau harus gimana. Putus juga mama keberatan tapi lanjut kayak susah, bahkan papa kamu nggak jelasin ke mama soal mantannya. Dia biarin mama diemin dia lebih dari 2 minggu. Tapi ahirnya dia datang bawa rombongan lamar mama dan bilang kalau mantannya cuma mau rusak hubungan kami ... Nggak ada salahnya sayang kasih kesempatan nak yudhis. Dia itu nggak sepenuhnya salah walau dia salah sih.. Tapi dengerin lah dia, kasihan lho" jelas Dewi.

"Aku nggak benci kak Yudhis tapi aku kecewa sama dia aku nggak tau bisa lanjutin hubungan ini apa nggak ma, aku takut di kecewain lagi" Ujar Rizky dengan isakannya.

"Nak Yudhis pernah buat kamu nangis selain kemarin.?" Tanya Dewi. Rizky menggeleng.

"Selingkuh.?"

Rizky menggeleng lagi.

"Mantannya recokin kalian.?"

Rizky menggeleng.

"Bentak kamu..?"

Rizky menggeleng.

"Khilafin kamu.?"

Rizky menggeleng lagi.

"Dia pernah cium bibir kamu" Tanya Dewi lagi. Dan lagi-lagi Rizky menggeleng.

"Dia itu sosok sempurna buat kamu riz. Bisa rubah sifat kamu ke hal positif. Jaga kamu. Dia itu laki-laki normal tapi tetep bisa jaga nafsunya saat ada di kamar sama kamu. Dia nggak sentuh kamu dan rusak kamu.. Dia cuma lakuin kesalahan yang nggak di sengajanya dia kepepetkan.. Dia nggak punya pilihan kan" Tutur Dewi

"Maa aku kecewa sama dia. Kenapa dia nggak nahan aku waktu lari dari rumahnya. Kenapa dia nggak mau usaha saat aku nolak dengerin dia. Kenapa dia nggak cegah aku waktu lepas cicin di depan dia. Kenapa dia biarin aku nangis sendiri. Ngerasa kecil sendiri. Kacau sendiri dan ngerasa kalau dia nggak ada niatan serius selama ini" Tutur Rizky.

Yudhis berdiri di balik pintu kamar Rizky. Dia mendengar semuanya. Mendengar isak tangis gadisnyan mendengar keluh kesal Rizky. Dan dia merasa bodoh sekarang.

"Sabar. Rizky butuh waktu" Dilan memegang pundak Yudhis.

"Iya pa" jawab Yudhis.

"Makan ya" Suara Dewi mencoba membujuk Rizky.

My TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang