LIMA BELAS

104 9 0
                                    

"Sadarkah kamu, ada aku yang mati-matian berjuang agar kamu tidak tau rasa ini ada"-Bara

***

Di sinilah kami di gedung tua dimana kami meresmikan Six Most menjadi nama geng kita, Putri diam sejak tadi dia terlalu kacau tapi terlalu gengsi untuk menangis, begitu pula Bagas yang terus menghisap batang rokoknya.

Sedangkan kami berempat hanya diam menyaksikan dua Makluk tuhan yang patah hati.

"Gua lemah" lirih Putri, air matanya lolos dari pelupuk matanya, air mata yang di tahannya sejak istirahat tadi, Satria langsung memeluk Putri memberikan dadanya untuk tempat air mata Putri jatuh.

"Gua lemah Sat," suara Putri parau, aku hanya bisa diam di tempatku.

"Nangis aja Put, nggak usah sok tegar kayak gua, lu nggak bisa kayak gua" suara Bagas tampak berat.

"Gua pacaran sama Tiffani sejak Mos dan nggak nyangka bakalan kayak gini" aku menghampiri Bagas, menepuk bahu Bagas

"Kalian dengar ya, kalau kalian jatuh pada cinta yang salah tuhan akan patahin hati kalian dengan kejam agar kalian sadar dan mampu melepas cinta kalian" ujarku mencoba memotifasi mereka.

"Dufan yuk" ajak Ciko tiba-tiba.

"Yukk, kita naik rolling coaster ya" seru Putri.

"Ayok" kami buru-buru membereskan sampah kita dan pergi ke Dufan,

***

"Rahma, lo Rahma kan" aku menatap laki-laki di depanku, sial kenapa aku bisa ketemu dia.

"Rehan" lirihku

"Apa kabar lo.?"

"Selalu baik" jawabku dengan songong

"Songong lu nggak pernah ilang ya " ujar Rehan dengan terkekeh, Rehan menggandeng tangan gadis yang ku tau namanya Mira.

"Bolos lo.?" Tanya Rehan

"Perlu tau banget ya" kesalku

"Yayaya serah lo, gua nggak nyangka aja ketemu lo di sini setelah.."

"Setelah lu selingkuhin gua sama dia" aku memotong ucapan Rehan dan menunjuk Mira. Ku angkat satu aliaku menatap mereka.

"Santai aja kali nggak usah tegang" Ujarku menahan geli saat wajah Rehan tampak tegang.

"Yuk guys, katanya mau main" aku langsung mengajak Six Most pergi dari hadapan Rehan.

Sial rasanya hatiku sakit saat melihat mereka, mataku memanas, Rehan mantan pacarku saat kelas 1 SMA dia yang sering ajak aku bolos dan dia juga yang ajari aku jadi pembalap motor sport, rasanya hatiku ngilu melihat dia masih pacaran dengan Mira, kami putus kelas 2 saat aku melihat dia jalan berdua dengan Mira,

Kutarik nafas dalam-dalam saat aku mencoba membuat hati teman-temanku bahagia aku nggak mau ikut larut dalam kesedihan bersama mereka,

"Mantan lu Riz.?" Tanya Bara

"Iya" jawabku singkat.

Kenangan dengan Rehan terus berputar di pikiranku, walaupun aku sudah mencoba untuk tegar dan melupaka semuanya,

"Rizky, apa kabar lo" aku menoleh kulihat seorang laki-laki menggunakan kaos putih yang di balut jaket hitam, dengan celana jins hitam panjang, memegang kamera DSLR. Anjir siapa lagi dia. Six most ikut berhenti dan melihat dia

"Gua tebak lu lupa sama gua" ujarnya sambil menghampiriku.

"Ya gini kalau mantan yang nggak di anggap ketemu aja nggak ngenalin" lanjutnya

My TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang