EMPAT PULUH TIGA

10 1 0
                                    

"Ngapain.?"

Aku tersentak kaget dan buru-buru menutup layar ponselku. Aku menengok kebelakang dan di sana bediri Kak Yudhis dengan setelan jas rapi dengan kemeja putih di baliknya. Aku mengerutkan kening heran ngapain kak yudhis pakai setelan jas rapi saat ke rumahku.

"Ngapain pakek jas rapi.?"
"Aku mau ngajak kamu ke acara teman aku"
"Sekarang.?" Tanyaku heran.
"Iya"
"Kenapa nggak bilang dari kemaren atau tadi di sekolah"
"Lupa" jawabnya santai. Aku menatapnya horror, ohh tuhan inginku makan saja tunanganku ini. Bahkan aku masih duduk di tempat belajarku bingung harus ngapain.
"Kok diem buruan siap-siap"
Aku bangkit dari dudukku dan berdecak kesal.

"Kita mau kemana.?"
"Ke acara temen aku" jawabnya santai sambil berjalan ke ranjangku dan duduk di atas kasurku dengan santainya.

"Iya acara apa.?"
"Pernikahan."
"Haa.??? Nikahan.? Aku nggak pernah ke acara begituan"
"Makanya aku ajak kamu"
"Aku nggak tau harus pakek baju apa..? Make up gimana?" Aku mulai panik dan membuka lemariku lebar-lebar, bingung memilih baju apa.

"Aku nggak punya baju" ujarku frustasi. Padahal tadi setelah mengantar aku pulang Kak Yudhis cuma bilang kalau mau kerumah nanti malam belajar bareng, tapi nyatanya dia malah ngajak ke acara kawinan.

"Itukan baju semua" ujar Kak Yudhis sambil menunjuk lemariku.

"Tapi aku nggak punya yang pas buat acara kayak gini, kamu sih kenapa bilangnya nggak dari lama sih" geramku.

Kak Yudhis menghela nafas gusar, dia berjalan ke arahku, mengambil satu dress dengan panjang di atas lututku berwarna hijau.

"Nih" dia menyodorkan padaku.
"Nggak mau, terlalu tua"
"Yang ini" kak Yudhis memilihkan baju biru.
"Nggak mau mencolok"
"Yang ini.?" Kali ini Dress tanpa lengan warna merah di aras lutut. Dengan bagian dada agak terbuka. Aku bahkan nggak ngerasa pernah beli yang kayak gitu.
"Kamu mau aku jadi bahan tontonan gratis orang gara-gara pakek baju kayak gini" kesalku.

Kak Yudhis menggeram kesal. Tapi kemudian menghela nafas pelan. Di taruhnya lagi di lemari,

"Yang ini aja ya, nggak terlalu mencolok kok"

Dress selutut dengan warna putih, cantik, kapan aku belinya.? Tapi aku suka. Dengan senyum kuambil dari tangan kak Yudhis.

Dan aku ingat ini dari siapa.!
"Vasco" ujarku refleks.
"Vasco.?" Tanya kak Yudhis.
"Ini dari Vasco, hadiah 100 hari pacaran" ujarku pelan.
"Udahlah biarin, kamu duduk aja aku mau ke kamar mandi ganti baju" lanjutku.

Dressnya pas di tubuhku, simple tapi elegan, aku baru ingat punya dress kayak gini. Aku keluar kamar mandi dan duduk di meja Riasku. Pakai Make Up yang natural tapi yang kelihatan agak dewasa biar pas kalau di sandingin dengan kak Yudhis. Kak Yudhis duduk di Ranjangku dengan ponsel di tangannya, suara game dari hpnya mengisi kamarku.

Aku di rumah sendiri, Putri di ajak satria ke rumah satria karena Mama satria ingin makan malam sama putri. Dan Mama sama Papa nggak tau kemana mungkin ke rumah tetangga.

"Selesai" seruku setelah menyapukan bedak di pipiku sebagai sentuhan terahir.

"Kak Gimana.?" Tanyaku Pada Kak Yudhis. Kak Yudhis menatapku dengan ekspresi yang sulit di artikan
"Cantik" ujarnya. Aku tersenyum puas dengan hasil riasanku.

Kuambil sepatu dengan hak sekitar 10 cm, agar nggak kelihatan pendek-pendek banget.

"Ayo" ajaku.

Kak Yudhis mengangguk.

***

Acara pernikahan teman kak Yudhis tampak sangat meriah. Di adakan di gedung mewah dengan dekorasi yang aku tafsirkan habis ratusan juta. Bahkan saat kami baru saja keluar mobil sudah di sambut dengan karpet merah, dan taburan bunga dari kanan kiri. Berasa mau ke istana kerajaan saja.

Kami masuk ke dalam. Banyak yng tampak melihat kami terang-terangan saat masuk.

"Yudhiskan..? Apa kabar.?" Tanya seorang gadis dengan Dress panjang semata kaki berwarna ungu yang elegan dan tampak sangat pas di pakainya. Gadis itu menepuk pundak Kak Yudhis dan tersenyum manis.

"Baik, datang sama siapa.?" Tanya kak Yudhis
"Sama sasa"
"Nggak sama cowok lu.?"
"Hahaha dia lagi sibuk di Amerika, biarin lah" gadis itu tertawa kecil.
"Who she.?" Tanya Gadis itu sambil menatapku.

"Tunangan gua"
"Are you sure.?, wahh sasa pasti kecewa nanti"
"Cassandar" Gadis yang mengaku namanya Cassandra menyodorkan tangannya padaku,dan kuterima
"Rizky"
"Tunangan lu cantik , okelah kayaknya pengantinnya udah nungguin lu jadi sana samperin"
"Thaks ya, oke gua sama Rizky pergi dulu" Aku tersenyum canggung. Pasti banyak teman kak Yudhis di sini. Dan siapa Sasa kenapa dia kecewa kalau ada aku di sini.

"Atma!" Suara Kak Farel, ya karena selama ini hanya kak Farel yang memanggil kak Yudhis dengan Atma nama belakang Kak Yudhis.
"Farel, sama siapa lu.?" Tanya kak Yudhis.
"Sendiri"
"Kayak jomblo aja lu" ejek kak Yudhis.
"Bini gua lagi sibuk dan nggak mau gua ajak"
"Sukurin, gua mau ke Rama dulu"

Kak Yudhis meraih tanganku agar aku mengapit lengannya. Kami menghampiri mempelainya.

"Selamat ya ram, gua nggak nyangka udah pada nikah aja temen-temen gua" kak Yudhis terkekeh dan menyalami pengantin pria yang kutau namanya Rama. Aku tersenyum canggung dan ikut menyalaminya

"Lu kapan nyusul ?"
"Nunggu dia gede dulu" kak Yudhis menunjukku dengan dagunya dan tertawa kecil, aku tersenyum malu.
"Selamat ya kak" ujarku .

"Makasih, yang sabar punya pacar kayak Atma, dia kalau udah kumat gilanya bahaya" peringat Kak Rama dengan nada bercanda.
"Hahaha iya kak"

Aku kini menyalami pengantin Wanitanya.
"Lho Kak Bela" seruku saat melihat pengantin wanitanya. FYI dia kakak Vasco.
"Rizky, apa kabar.?, wahhh kamu sama temennya Rama"

Aku semakin canggung saja, dulu aku sering ngobrol sama kak Bela tapi sejak Putus aku langsung putus komunikasi dengan semua yang berhubungan dengan Vasco.

"Selamat ya kak. Aku doa.in langgeng terus sampai maut memisahkan kelak."

"Makasih ya dek,"

Setelah menyalami Pengantin Kak Yudhis mengajakku ke dekat panggung tempat Bintang Tamunya mengisi acara. Kalau kuperkirakan Band yang tampil sekarang kira-kira masih belasan tahun atau anak Kuliahan.

"Atam," aku ikut menoleh pada sumber suara, seorang gadis memanggil Kak Yudhis, dia menor, baju yang di pakainya juga kurang bahan. Tapi dia cantik dan sexsy. Tanpa kuduga dia langsung bergelanjut manja di lengan kak Yudhis.

"Sasa kamu apa-apaan sih" seru Kak Yudhis. Oh ini yang namanya Sasa, aku hanya menatap dengan mengangkat satu alisku, penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya. Kalau Vasco dulu dia pasti akan memaki Gadis yang bergelanjut manja di lengannya kayak Sasa ini. Dan berkata pedas.

"Aku kangen kamu sumpah" katanya manja.
"Sa aku sama tunangan aku"
Sasa menatapku dengan tatapan membunuh, dan percayalah aku sama sekali nggak takut apalagi cemburu malah geli.

Sasa semakin manja di lengan kak Yudhis dan kak Yudhis tampak ogah-ogahan dan risih, aku yakin Sasa itu cewek yang naksir Kak Yudhis dan sampek sekarang juga gitu. Kak Yudhis menatapku dengan ekspresi minta tolong sedangkan aku malah menahan tawa. Aku mundur pelan dan dengan isyarat mulut tanpa suara aku pamit ke kak Yudhis.

'Aku pergi dulu, have fun' kemudian aku terkekeh geli. Kak Yudhis melotot aku semakin tertawa. Sasa semakin manja saja. Agak kasihan sih sama Kak Yudhis tapi sekali-kali kerjain tunangan nggak dosa kan😂😂

Tbc

My TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang