Di sini lah kami berenam berdiri di antara puluhan siswa dengan serangan abu-abu putih tanpa badge dan dari semua itu hanya aku dan putri lah yang perempuan,
Hari ini seperti yang di rencanakan kemarin kami akan ikut tawuran Bagas berdiri di barisan paling depan dengan wajah yang terlihat sangat napsu untuk menghajar siapa saja yang menghalangi dia mengajar Rangga,kami ada di jalan sepi jalan yang jadi pertemuan 2 sekolah SMA Tiffani dan SMA Rangga,Aku dan Putri ada di barisan belakang bersama dengan anak-anak kelas 1 yang jadi bawahan Bagas, di sisi Bagas berdiri Satria, Bara dan Ciko
dari arah depan datang grombolan SMA 14 Mereka membawa senjata dan siap menyerang Kami, lupakan Pak Yudhis lupa kan luka yang pastinya akan aku dapatkan habis ini aku melupakan semuanya yang ada bagaimana menghadapi semua ini,Orang yang katanya bernama Rangga datang dan langsung menghajar Bagas aku tau bagas tak akan kalah tapi aku khawatir dia kelewat batas dan lupa kalau dia bisa saja membunuh Rangga, Anak buah Bagas terus menjaga aku dan Bagas agar tidak ada yang bisa melukai kami, Bagas menendang perut Rangga memukul wajahnya hingga tak berbentuk, dari arah samping seseorang memukulku keadaan semakin kacau putri jatuh tersungkur dan ini yang Aku tunggu ketika seseorang datang memancing kesabaranku, kutendang dia hingga terjatuh, dan keadaan semakin tak terkendali saat Bagas berhasil mengalahkan Rangga hingga dia tak berbentuk,
suara sirine polisi membuatku kelimpangan Dengan sigap seolah Akan tau ada polisi Bara menarik tanganku keluar dari area tawuran di susul anggota six most lainnya,Nafasku terasa habis tenaga ku habis kami berenam sampai di tempat kami memarkirkan mobil satria dan bergegas masuk dan pergi dari sana, ini Tawuran terkacau dari 2 Tawuran yang dulu pernah aku ikuti, luka di sudut bibirku dan lebam di wajahku aku yakin orang rumah akan memarahi ku dan putri nanti, Putri lebih parah dari lukaku dia berusaha melindungi aku tadi dan jangan tanya keadaan 4 cowok Most mm mereka kacau se kacau kacau nya Dan pasti Bagas paling parah setidaknya kami menang itulah yang terjadi setelah Rangga tumbang Dan polisi datang
mobil Satria berhenti di rumah minimalis tapi sangat rapi dan mewah, ciko keluar terlebih dahulu dia yang menyetir dan aku tidak tau di mana ini, seorang gadis keluar dari rumah dan syok saat melihat Ciko
"Sayang lu kenapa, parah banget biasanya nggak sampek gini kan" teriak dia histeris Dan memegang lembut wajah Ciko
"Obati aku sama anak-anak ya sa '' pinta ciko dan di angguki Gadis itu
ciko menyuruh kami keluar mobil gadis itu cantik pasti dia yang namanya salsa pacar Ciko tapi memang benar dia agak gendut an seperti kata anak-anak,
"Ini salsa cewek gua put, riz " ujar ciko
Aku mengulurkan tanganku dan di terima dia
"Rizky "
"Salsa"
"Gua putri " putri mengulurkan tangannya dan di sambut salsa
"Salsa ayo masuk biar gua Obati luka kalian "kami menurut dan masuk ke rumah salsa rumahnya sepi namun nyaman
"Papa sama mama ke mana sa?"Tanya Ciko
"Belum pulang lagi di rumah nenek besok baru pulang "
"Kak ares belum balik? "
"Nanti jam 7 aku di rumah sendiri bentar aku ambil obat dulu " ciko mengangguk tidak lama kemudian salsa datang dengan baskom dan beberapa handuk kecil"Kalian kompres dulu luka nya nanti gua obatin "ujar salsa kami mengangguk dan mulai mengompres luka kami hanya Ciko yang diam karena salsa dengan telaten mengobati luka Ciko
"Biasanya lu nggak sampek kayak gini cik "ujar salsa sambil mengkompres pelan memar di wajah ciko
"Iya sal, aduh pelan aja sayang "
"Sakit banget ya, nanti minum obat penghilang rasa sakit ya jangan langsung tidur nanti "
salsa tampak sangat khawatir pada Ciko dan telaten mengobati luka ciko dan aku yakin ini lah yang buat Ciko sayang pada salsa berlebihan,setelah mengobati ciko dia membantuku untuk mengobati luka ku dan anak-anak,
***
"Dengerin aku kali ini aja sya " bujuk bagas pada frisya aku menatap prihatin pada Bagas yang mencoba menjelaskan semua pada frisya
"Dengerin apa gas?? Kamu aja ngga dengerin aku kemarin kamu tetep berangkat Tawuran kan??kamu bonyok kayak gini kan ,percuma gas aku emang nggak ada artinya buat kamu "ujar Frisya mencoba menahan air matanya,
Bagas menarik tangan frisya hingga tubuhnya menabrak dada bidang Bagas, Bagas memeluk frisya erat tidak peduli tatapan siswa yang baru datang kesekolah dan melihat drama Pagi-pagi mereka berdua
"Dengerin aku,aku sayang kamu tulus dari hari, aku selalu berusaha jadi in kamu yang utama di hati aku, maaf buat semua ini tolong kasih Aku kesempatan buat pertahanan ini hubungan ini, tolong sabar sya kamu tahukan nggak mudah hapus kenangan hapus rasa sayang pada orang yang dulu benar-benar di sayang dan dalam waktu yang sesingkat ini, sabar ya sya, dan maaf karena aku nggak dengerin kamu, maaf aku benar-benar takut kemarin sya, tolong maafin aku aku butuh kamu buat bisa lupain dia dan tulus sayang sama kamu,,percaya sama aku kamu bukan tempat pelarian ku tapi kamu tujuanku " ujar Bagas, frisya masih diam dan tidak berkomentar sedikitpun, aku dan six most lainnya hanya po pasrah melihat apa kelanjutan kisah cinta mereka berdua
"Iya " jawab frisya dan langsung di hadiah i senyum manis dari Bagas,
bel masuk berbunyi kami buru-buru masuk kelas masing-masing dan segera mempersiapkan mental jika sampai berita tawuran kemarin terdengar sekolah dan harus di suruh ke BK
ketika aku dan putri masuk kelas semua menatap kami tanpa berkedip sebelum pertanyaan dari teman-teman terdengar Pak Yudhis datang ke kelasku di belakang nya berdiri Bagas satria,Ciko dan Bara
"Rizky dan Putri ikut saya ke ruang Kepala sekolah " ujar Pak Yudhis kemudian aku mengangguk dan ikut ke kantor kepada sekolah
***
Mama dan Papa duduk di Kusi di ruang kepala sekolah ada Orang tua Bagas, Bastian kakak Ciko, Mama Satria , Dan Papa Bara semua tampak tegang ,aku tidak tau kapan mereka datang kesekolah dan siapa yang memberi tahu kalau anak-anak nya Habis Tawuran karena kemarin aku tidak pulang dan menginap di rumah Putri yang selama ini putri biarkan kosong dengan alasan agar wajah lebam ku tidak terlihat Orang di rumah,
kami berenam masuk ruangan setelah Pak Yudhis mempersilakan kami masuk bahkan aku pun tak sanggup melihat wajah murka Mama dan Papa di sana
"Silahkan duduk " perintah Kepala sekolah, kami menurut dan duduk dihadapan orang tua kami masing-masing ,
"Ini sudah yang ketiga kalinya kalian ikut Tawuran di sekolah ini, selama ini pihak sekolah selalu menoleransi kenakalan kalian berenam, kalian tahu kan ujian nasional hanya tinggal beberapa bulan dan kalian bukannya sibuk belajar tapi malah Tawuran dengan sekolah lain" ujar kepala sekolah kami berenam hanya diam saja,
"Jadi ini bukan pertama kalinya untuk dua putri saya ini Pak?" Tanya Papa
"Benar,ini kali ketiganya Putri dan Rizky ikut dalam Tawuran dan kali ini yang lebih parah, saya tidak tau bagaimana caranya enam anak ini bisa lolos dari polisi kemarin siang tapi bukan berarti pihak sekolah tidak tahu kejadian ini, kami sangat mengharapkan agar orang tua memberikan dukungan moral pada anak-anak nya lebih memperhatikan anak-anak nya agar kejadian ini tidak terulang lagi, kejadian ini bisa saja jadi bumerang untuk kalian berenam tidak dapat ikut ujian nasional atau ujian masuk perguruan tinggi " lanjut kepala sekolah,
"Kami sudah mempertimbangkan sebaik-baik mungkin bahwa kami tidak akan memberikan hukum an yang merugikan mereka dalam segi pendidikan berhubung ujian tinggal sebentar lagi kami tidak akan menskors kalian berenam cukup kalian bersihkan perpustakaan sekolah tata buku-buku yang ada di sana dan kalian harus membuat surat pernyataan bahwa kalian tidak akan mengurangi kenakalan kalian atau jika kalian melanggar kalian terancam di DO dari sekolah dan mengulang tahun ajaran baru bersama adik-adik kelas kalian karena kalian tidak bisa ikut ujian nasional kalian sanggup ,,?" Tanya pak yudhis
"Sanggup pak "jawab kami serempak
"Baik lah, setelah kalian selesai dengan surat pernyataan kalian silahkan kembali kekelas dan ikut KMB dengan baik terutama kamu Bagas saya tau kamu juara paralel dan paling pintar di antara teman satu geng kamu tapi jangan jadi kan alasan untuk membuat kelas kamu jadi kacau karena ulah kekanak-kanakan kamu " peringkat Pak Yudhis lagi
"Iya pak"
kami keluar tanpa bicara dan pergi kekelas masing-masing dan berharap orang tuaku tidak menghukumku dan mau memaafkan tindakan ku yang keterlaluan
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher
Novela Juvenil(ON GOING) Cover by Canva Cerita sederhana. Tentang Persahabatan dan Cinta. Bukan cerita cinta klasik yang di dominasi Antagonis yang berperan jadi Orang ketiga. Bukan hanya tentang Cinta tapi juga tentang arti sebuah persahabatan antar laki-laki da...