DELAPAN BELAS

100 6 0
                                    

"Kenapa gua bisa suka dia.? Gua juga nggak tau"

***

Author pov on

"Lu suka rizky.?" suara Satria membuyarkan lamunan Bara, Bara melihat Satria yang berdiri di pintu kamarnya.

"Ngapain lu kesini.?" tanya Bara dengan nada tinggi menutupi kekagetannya.

"Gua udah line lu dari 1 jam yang lalu kalau gua di rumah lu tapi lu nggak turun-turun nyamperin gua, Mama lu yang baru datang nuyuruh gua buat ke kamar lu, dan sekarang gua lihat banyak lukisan wajah Rizky, lu suka sama Ibu ketua" tuduh Satria,

Bara berdecak kesal, Satria duduk di meja belajar Bara, kamar dengan nuansa warna abu rokok dan merah, tempat Bara menggantung beberapa Foto Rizky dan lukisan yang di buat Bara sendiri.

"Iya gua suka Rizky" jawab Bara ahirnya, Satria berdecak

"Lu nggak ada niatan buat nyatain perasaan lu ke Rizky kan.?''

"Gua nggak sebodoh itu buat rusak persahabatan demi ego gua" tungkas Bara kesal

"Sejak kapan lu suka dia.?"

"Sejak gua liat dia di medan Tauran yang pertama, sejak liat dia yang santai banget berdiri di antara banyak orang yang adu pukul di situlah gua naksir dia"

"Udah lama dong"

"Iya makanya gua suka sinis ke dia karena gua nutupi grogis dan prasaan gua ke dia"

Satria mendesah berat, di sapunya pandangan ke seluruh penjuru arah

"Gua harap Tania nggak tau kalau di kamar lu ada foto dan lukisan cewek lain" Ujar satria,

Tania, Pacar Bara sejak kelas 1 SMA, gadis berjilbab yang memegang teguh pada ajaran Agama, dia sopan dan baik hati, dan yang pasti tulus pada Bara, selalu mendukung Bara dan tidak membatasi gerak Bara.

Sedangkan Bara dia akan menahan tidak merokok sejak pagi jika akan bertemu gadisnya, menyiapkan mental dan fisik mendengar tuturan Tania yang halus dan selalu menusuk relung hatinya.

"Gua tau" ujar Bara

"Gua cuma suka sama Rizky bukan cinta, gua ada Tania dan gua nggak mau lepas tania" lanjut Bara mantap

Satria bangkit dari duduknya dan menepuk pundak Bara.

"Gua tau apa yang lu rasain lu cuma mau pastiin Rizky selalu bahagia kan.?, karena gua juga rasain hal yang sama kayak lu" ujar Satria sambil menatap nanar ke arah luar.

"Maksud lu..?"

"Gua suka Putri Bar, dan lu tau Gimana gua nahan diri buat nggak nonjok Aldi waktu liat Putri nangis. Tapi janji kita di Gazebo waktu itu, dan kenangan kita di gedung tua buat gua nahan diri buat jaga rasa ini sendirian" jelas Satria

"Gua cuma mau pastiin Putri baik-baik aja, gua cuma mau pastiin Putri nggak salah cari pasangan lagi nantinya, dan lu taukan gua juga udah ada Agnes" lanjut Satria,

Bara mendesah berat, dia menatap ke arah pandang Satria . Agnes, pacar Satria yang di pacarinya awal kelas 3 , dia gadis baik-baik bukan dari kalangan anak hitz di sekolahnya, bukan dari kelas sosial yang tinggi dia gadis sederhana yang perlahan rubah sifat Satria jadi lebih baik.

Bara dan Satria sebenarnya sudah cukup benar dalam memiliki pasangan dan bukan hal yang benar jika meninggalkan kekasih mereka demi gadis yang mereka anggap terlalu tinggi untuk di gapai.

"Lagian kita bukan cowok yang cukup baik buat dapetin Rizky dan Putri" sambung Bara,

"Btw, gua mau ambil buku paket kimia" ahirnya Satria ingat tujuannya datang ke rumah Bara sore-sore kayak gini.

My TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang