TUJUH BELAS

121 7 0
                                    

"Jodoh emang nggak kemana tapi kalau nggak kemana-mana ketemunya di mana.?"

***

Deru motor Pak Yudhis memasuki area sekolah, semua menatap ke arahnya termasuk aku dan Six most lainnya,
Gadis-gadis tampak bersorak-sorak saat melihat Pak Yudhis turun dari motornya dan melepas helmnya, rambutnya yang berantakan semakin membuat kadar ketampananya meningkat, sedangkan cowok-cowok tampak Iri melihat Pak Yudhis

Sejak kapan Pak Yudhis punya motor sport warna Merah..? Setahuku motornya hitam dan tidak semewah sekarang, aku berdecak saat melihat banyak pasang mata yang melihat Pak Yudhis dengan memuja, dari lantai dua di ruangan ujianku Six most hanya geleng-geleng kepala melihat aksi pak yudhis.

"Gaji jadi guru BK itu berapa sih kok udah bisa beli motor kayak gitu dalam waktu berapa bulan aja?" tanya Ciko.

"Gua jadi pengen jadi Guru BK di sini" komen Bagas dengan cengirannya

"Kayaknya udah kaya dari sononya" cibir Putri

"Tanya ceweknya dong" sindir Satria

"Apa.an sih kalian emang kak Yudhis udah kaya dari sononya" ujarku dengan kesal, mereka tertawa.

Pak yudhis berjalan menaiki tangga menuju lantai 2 Tempat Ruang guru-guru mempersiapkan soal ujian, banyak yang menyapanya, dan tersenyum kegirangan saat Pak Yudhis membalas senyum dan sapaan mereka

"Gua yang tunangannya aja biasa aja" cibirku sambil melihat anak-anak kelas 10 yang sendari tadi membuatku panas.

"Cemburu neng.?" goda Bara, aku mendengus.

"Apaan sih" kesalku, Pak Yudhis berhenti di depanku

"Kenapa cemberut he.?" tanya Pak Yudhis dengan nada mengoda.

"Nggak" jawabku sinis.

"Sinis amet neng, gara-gara aku bawa motor baru terus di liatin cecan-cecan" goda pak Yudhis lagi. Membiarpan tatapan Six most yang agak kaget dengan sikap Pak Yudhis

"Pa.an sih" kesalku

"Elah, itu motornya  Kak Alex kok Riz, Mana kuat lah aku beli motor harga selangit kayak gitu, motorku mogok habis nganter kamu kemarin"

"Kok kesannya kayak aku yang bikin motornya mogok" sinisku

"Ya gini kalau punya cewek yang lagi PMS salah mulu prasaan" cibir Pak Yudhis. Ihh dari mana juga dia tau kalau aku lagi dapet

Pak Yudhis mengambil sesuatu dari tasnya, sebuah kotak makan

"Dari Bunda, katanya semangat ujianya" dia menyodorkan Bekalnya padaku.

"Udah ya di liatin banyak orang, semangat ujiannya jangan jadiin teman-teman kamu samsak tinju kalau kamu emosi"Pesan Pak Yudhis sambil mengacak rambutku dan berlalu sebelumnya tersenyum kecil ke arah teman-temanku.

"Pak Yudhis bisa tengil juga ya" heran Bagas

"Bisa sweet lagi" tambah Ciko

"Udah biasa aja, gua mau masuk kalian nggak balik apa udah mau bel" usirku pada Bara, Ciko, Bagas dan Satria mereka malah kompak tekekeh kemudian bailk kekelasnya sebelum aku menjadikannya samsak tinju seperti yang di katakan Pak Yudhis tadi,

***

Ujian masih berlum berahir, aku masih sibuk dengan Buku Sosiologiku, hari ini hari sabtu sekolahnya libur jadi ujian berlagsung hari senin lusa,

"Riz" suara emak membuatku menoleh kearah Dapur

"Iya Mak?"

"Tolong bantu Mama buat kue"

My TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang