Dua puluh tujuh

6.4K 273 0
                                    

Saat dalam perjalanan menuju kelas, banyak siswi dan siswa yang menatap Febrian dan Vannesa dengan tatapan terkejut bercampur heran.

Mereka terkejut melihat the prince of the school dan bad girl sekolah mereka bejalan bersama, padahal setiap hari mereka terbiasa dengan pemandangan peperangan antara Febrian dan Vannesa. Bahkan meskipun saat mereka berdua pacaran, semua siswa dan siswi sering sekali melihat mereka bertengkar.

Saat sampai dikelaspun, semua anak kelas XI ipa 1 dikejutkan dengan kehadiran Febrian dan Vannesa yang berjalan bersama.

Rian, Rio, dan Nina juga menatap mereka terkejut, karna selama ini mereka bertiga hanya pernah melihat Febrian dan Vannesa berjalan saling mendahului. Itupun pastinya ada pertengkaran antara mereka, tapi sekarang mereka berdua terlihat akur dan berjalan dengan tidak saling mendahului.

"Yo, semalem gw mimpi apa dah. Kok mereka bisa jalan bareng gitu?udah gitu mereka gak berdepat kayak biasa" ucap Rian tidak percaya sambil terus melihat Febrian dan Vannesa yang betjalan kearah bangkunya.

"Van, lo gak salah minum kan?" Tanya Nina setelah Vannesa duduk dibangkunya.

"Lo berdua gak salah makan kan?" Tanya Rio untuk memastikan.

"Kenapa emangnya?" Tanya Vannesa sambil menaikkan satu alisnya.

"Ya...nggak sih, cuman. Lo gak biasanya mau jalan berdua sama Febrian, apalagi sekarang lo gak debat sama dia. Biasanyakan lo itu selalu berantem sama dia" ucap Nina panjang lebar menjelaskan.

Vannesa menghela nafas kasar lalu menyandarkan tubuhnya kekursi.

"Lagian, dia duluan yang maksa. Udah gitu gw ditarik dari kamar coba. Kan ngeselin, tukang maksa emang" marah Vannesa yang masih tidak terima Febrian menarik dirinya kesekolah.

"Salah lo sendiri, lagian disuruh bangun kok susah banget. Udah gitu malah keluar pake penampilan acak-acakan lagi, untung gw gak telat gara-gara lo. Kalo gak disuruh nyokap gw sih, gw ogah berangkat bareng lo" ucap Febrian yang juga tidak terima dirinya dihina.

Rio dan Rian menatap Febrian terkejut, lalu Rio mulai menghitung setiap kata yang keluar dari mulut

"Yan, tigapuluhtujuh kata yan" ucap Rio terkejut, Rian yang mendengarnya hanya mengangguk setuju.

"Tunggu dulu, jadi maksud lo. Febrian pergi ke rumah lo, terus narik lo dari rumah lo ke sekolah gitu?" Tanya Nina yang masih bingung.

Vannesa kembali menghela nafas lalu berkata "bukan, dia gak kerumah gw. Tapi gw yang dipaksa buat tinggal dirumah dia"

Nina, Rio, dan Rian menatap Vannesa terkejut lalu mengedip-ngedipkan matanya berkali-kali.

"APA!!" Teriak mereka bersamaan.

Semua yang berada dikelas, menatap mereka karna mereka tiba-tiba saja berteriak.

"Biasa aja kali woy" ucap Febrian kesal.

"Serius?kok bisa?" Tanya Nina.

Vannesa hanya menggedikkan bahunya sambil melipat kedua tangannya didada.

Nina cemberut karna Vannesa tidak menjawab pertanyaannya.

"Nin, guru apa pagi ini?" Tanya Vannesa tiba tiba.

"Bu Devi, kenapa emangnya?" Tanya Nina sambil menaikkan satu alisnya.

Tiba tiba saja dia melihat senyum licik diwajah Vannesa, saat itu juga dia menyadari apa maksud Vannesa.

Vannesa membuka tasnya lalu mengeluarkan sebuah kotak yang sudah dihiasi dengan pita biru, dia baru membuatnya semalam untuk kejutan guru pelajaran pertamanya hari ini.

Dia bangun dari kursinya, lalu berjalan kearah meja guru dan meletakkan kotak itu disana. Kemudian dia kembali ketempat duduknya sambil tersenyum.

"Apaan tuh?" Tanya Rian yang duduk disebelah Febrian, tepatnya dibelakang Nina.

Vannesa melirik Rian sambil tersenyum "cuman hadiah kecil"

Febrian menatap curiga Vannesa yang berada didepannya.

Tak lama kemudian bu Devi masuk dengan memeluk buku pelajaran Matematika.

"Pagi anak-anak" sapa bu Devi.

"Pagi bu..."ucap serentak murid XI ipa 1.

"Sekarang buka buku paket kalian halaman 209" ucap bu Devi sambil duduk dibangku guru.

Tanpa sengaja bu Devi melihat kotak yang berada didepannya, karna pemasaran dia mengambil kotak itu.

Vannesa menahan tawanya, tiba-tiba saja terlintas sesuatu diotaknya.

Dia mengangkat tangannya lalu meminta izin " bu, saya izin ke toilet"

Bu Devi melihatnya lalu mengangguk.

Bukannya Vannesa takut dimarahi, tapi dia sudah tidak bisa menahan tawanya sekarang ini.

Setelah keluar kelas, Vannesa mendengar teriakkan dari dalam kelas. Pasti bu Devi sudah membuka hadiah darinya.

"VANNESAAAAA!!!" Teriak Bu Devi, mendengar itu Vannesa tertawa sambil berlari kehalaman belakang sekolah.

Bad girl & the prince of school [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang