Vannesa berisiap untuk meniup lilinnya.
"Buat permintaan dulu Van" ucap Nina sebelum Vannesa meniup lilinnya.
Setelah acara tiup lilin, Vannesa memotong kuenya dan hendak menyuapi potongan pertamanya kepada papanya, tiba tiba saja handphone papanya berbunyi.
Daniel menyuruh Vannesa menghentikan aktivitasnya dan mengangkat telepon.
"Halo?"
"..."
"Apa?! Kalian ini gimana sih, kalo gak bisa jagain bilang!!"
"..."
"Hahh....yasudah, saya kesana secepatnya"
"..."
Setelah itu Daniel mematikan sabungan dengan orang itu, lalu menatap Vannesa.
"Maaf ya sayang, papa harus kembali ke bali. Mama kamu kecelakaan dan sekarang dia ada dirumah sakit" ucap Daniel dengan wajah yang khawatir.
"Tapi pa-" ucapan Vannesa langsung dipotong papanya.
"Papa harus cepat!!" Ucap Daniel.
"Maaf ya semua, saya harus pergi dulu. Mamanya Vannesa kecelakaan jadi saya harus samperin dia secepatnya" ucap Daniel kepada semua teman-teman Vannesa.
"Iya, gapapa om. Titip salam ya buat tante Dona, semoga dia cepat sembuh" ucap Rio sambil tersenyum.
Daniel mengangguk lalu bergegas keluar rumah dan masuk kedalam mobilnya.
"Turut berduka buat mama lu ya, Van" ucap salah satu teman sekelas Vannesa sambil menepuk bahu Vannesa.
"Dia itu mama tiri" gumam Vannesa dengan nada kecil sehingga tidak kedengaran.
Vannesa menghembuskan nafas kasar lalu menatap teman-temannya.
"Kalian lanjut aja, angep aja rumah sendiri" ucap Vannesa sambil tersenyum yang tentunya sebuah senyum palsu.
Acara ulang tahun Vannesa berlangsung sampai malam, kini yang berada dirumah Vannesa tinggal Febrian, Rian, Rion dan Nina.
Mereka membantu Vannesa mambereskan bekas pestanya. Setelah itu mereka duduk-duduk di ruang tamu.
"Van, ini kado dari gw" ucap Nina sambil memberikan sebuah kotak dengan ukuran yang sangat besar.
Vannesa mengambilnya lalu menaruhnya bersama kado-kado yang lainnya.
"Ini dari gw" ucap Rio sambil memberikan sebuah kotak berukuran kecil.
"Ini dari gw, emang bukan seberapa sih. Tapikan yang penting lo suka" ucap Rian sambil memberikan sebuah coklat dengan pita pink yang menghiasinya.
Vannesa mengambilnya lalu menaruhnya dimeja.
Mereka semua beralih menatap Febrian yang sedari tadi belum memberikan hadiahnya.
Seakan tahu dengan tatapan teman-temannya, Febrian langsung mengeluarkan sebuah kotak kado dengan ukuran sedang yang dihiasi oleh pita biru.
Dia nenyodorkan kotak itu tanpa berkata apa-apa.
"Feb, lu ngasihnya bilang apa kek" bisik Rian yang duduk disampingnya.
"Eee....ini kado lo dari gw, semoga lo suka" ucap Febrian sambil tersenyum kaku dan menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal.
Vannesa mengangguk lalu mengambil kado itu.
"Oh iya, ini kado dari om Daniel buat lo. Tadi dititipin ke gw" ucap Febrian sambil memberika sebuah kotak kecil.
Vannesa mengambil kotak itu lalu menatap kotak itu nanar.
Hening sejenak, sampai akhirnya Rio mencairkan suasana.
"Van, gimana kalo kita buka semua kadonya sekarang" usul Rio bersemangat.
"Yeee elu, ini kado punya Vannesa. Gimana sih" ucap Nina kesal.
"Yaudah, ayo kita buka kado-kadonya" ucap Vannesa sambil tersenyum.
Merekapun membuka kado milik Vannesa satu persatu, dan Riolah orang yang paling bersemangat diantara mereka.
Kini tiba saat dimana Vannesa membuka kado dari Nina, ternyata Nina mengadokannya sebuah boneka beruang yang besar berwarna biru muda.
Mereka semua kaget melihat isi kado dari Nina, kecuali Nina sih...
"Nin, kok lu kadoin boneka sih?" Tanya Rio bingung.
"Loh?kenapa?salah?"tanya Nina bingung.
"Yaa...gimana ya....lu kan tau, Vannesa kan tomboy. Mana mungkin suka boneka" ucap Rian yang dibenarkan oleh Rio.
"Lu kira udah berapa lama gw sahabatan sama Vannesa" ucap Nina tidak terima.
"Vannesa itu, biarpun tomboy. Tetep aja dia itu suka boneka, biarpun beruang doang sih..." ucap Nina menjelaskan.
"Nih, buka kado dari Febrian" ucap Rio sambil memberikan kotak kado dari Febrian.
Vannesa mengangguk lalu membuka kado dari Febrian.
Mereka semua dua kali lebih kaget sekaligus kagum dengan isi kado Febrian.
"Waaahhh....Kotak musik, Cantik bangeeettt" ujar Nina kagum.
"Wow, baru kali ini Febrian ngasih kado kayak gitu" ucap Rio kagum.
"Bener" ucap Rian membenarkan.
Vannesa lalu membuka kado dari papanya, ternyata isinya sebuah kalung berliontin bunga clover.
"Waaahhh....kalung, liontinnya bunga clover lagi" ucap Nina kegirangan.
Vannesa menatap sedih kalung liontin itu, mereka yang melihatnya langsung bingung.
"Van, lu kenapa?" Tanya Nina bingung.
"I-ini kalung mama" ucap Vannesa sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad girl & the prince of school [Completed]
Fiksi Remaja[Febrian pratama] "Dasar cewek tomboy jahil" [Vannesa Juliet adinata putri] "Dasar ketos tukang ngatur" ♡~☆~♡~☆~♡~☆~♡~☆~♡~☆ Vannesa Juliet adinata putri adalah satu-satunya siswi yang paling sering mengerjai guru dan paling sering masuk ruang bk,mes...