empat puluh lima

5.4K 227 0
                                    

"Vannesa, sudah. Mereka kesini cuman mau bawa kamu pulang" ucap Mira mendekati Vannesa lalu menenangkannya.

"Mah, Vannesa mau pulang tapi gak mau sama mereka" ucap Vannesa lalu berjalan pergi dengan air mata yang sedang dia bendung.

"Setidaknya lakuin ini buat mama Mira, Vannesa" ucap Mira sehingga kaki Vannesa yang hendak menyentuh lantai tangga terhenti.

"Kalo bukan buat mama Mira, lakuin buat mama kamu. Kasian dia, pasti dia sedih dialam sana" ucap Mira yang hampir menangis.

Vannesa memperlihatkan wajahnya sedikit, dia tidak punya pilihan lain.

"Ok, Vannesa bakalan pulang. Kalo itu bisa buat mama Mira senang" ucap Vannesa dengan dingin lalu berjalan kearah kamarnya.

Entah kenapa, Febrian merasakan kekecewaan yang sangat besar di kata-kata Vannesa barusan.

Dia kini tidak bisa melakukan apa-apa, dia tidak punya Hak untuk ikut campur dengan kehidupan keluarga Vannesa.

Vannesa mengemasi barang-barangnya dan turun dengan tatapan kosong. Dia menahan air matanya supaya tidak jatuh.

Mira yang melihatnya merasa bersalah, Henri yang melihatnya juga ikut sedih.

Vannesa berjalan melewati mereka begitu saja.

Dona berjalan mendekat lalu memegang tangan Vannesa.

"Gw bisa jalan sendiri" ucap Vannesa datar sambil menatap sinis Dona.

Dona dan Daniel berpamitan lalu membawa Vannesa pulang.
                         ¤¤¤¤¤
Bertepatan setelah diangkatnya Vannesa menjadi sekertaris di anggota OSIS, beberapa kemudian lomba cerdas cermat diadakan.

Di lomba kali ini mereka mendapat juara 2. Semua guru dan teman-teman yang ikut menonton mereka memberi selamat kepada mereka.

"Van, selamat ya" ucap Reno sambil mengulurkan tangannya.

Vannesa menatap tangan Reno lalu tersenyum dan menyambut tangannya.

"Iya, buat lo juga ya"

"Guys...gimana kalo kita adain pesta di cafe deket sini" ucap Rio sambil merangkul Febrian.

"Bu yaya mau ikut gak?" Tanya Nina yang berada disamping bu Yaya.

"Nggak, kalian aja. Ibu sama guru-guru yang lain mau langsung pulang karna masih banyak pekerjaan" ucap bu Yaya tersenyum lalu berjalan kearah parkiran bersama guru-guru sekolah mereka.

Tiba-tiba saja handphone Febrian berbunyi, dia segera mengangkatnya.

"Halo?"

"Halo, kak Febrian. Ini Siska, ada masalah disini. Cepet ke sekolah kak"

"Oh ok,ok. Gw sama anak-anak kesana sekarang"

Febrian langsung menutup telponnya dan langsung menyusul teman-temannya.

"Sorry ya guys, gw sama anak-anak OSIS yang lain gak bisa ikut sekaranng"

"Loh? Kenapa?" Tanya Rio bingung.

"Ada masalah di sekolah, kita harus kesana sekarang"

"Yah...padahalkan kita mau ngerayain kemenangan kalian" ucap salah satu siswi kecewa.

"Sorry banget ya, kan masih ada Reno"

"Yaudah ayo kita pergi" ucap Nina.

Lalu semua anak OSIS di sana langsung berpamitan dan langsung menuju parkiran.

"Feb, gw mau pulang aja deh" ucap Vannesa sebelum naik ke motor Febrian.

"Gak, lo itu sekertaris OSIS. Jadi lo juga harus dateng"

"Ishh...kan yang jadiin gw anak OSIS itu lo, kenapa jadi gw yang repot"

Vannesa melipat kedua tangan sambil menatap sebal Febrian.

"Feb, Van. Ayo buruan" ucap Rian lalu melujukan motornya.

"Naik" ucap Febrian dengan dingin.

Vannesa masih diam enggan naik, dia hanya ingin pulang meskipun harus bertemu nenek sihir dirumahnya. Tapi lebih baik mengerjai nenek sihir itu daripada dia harus balik lagi ke sekolah.

"Lo mau gw paksa naik?" Tanya Febrian mengancam.

'Ish...dasar tukang maksa, kalo aja papa gak suruh gw bareng dia. pasti gw udah pulang sekarang' batin Vannesa kesal sambil naik ke motor Febrian.

Febrian melihat muka kesal Vannesa di kaca spion, lalu tertawa kecil. Dia senang melihat Vannesa yang marah-marah dari pada melihat Vannesa yang bersedih.

"Ntar pulang gw beliin es krim"

Mendengar ucapan Febrian muka Vannesa langsung berbinar. Febrian memang selalu tau apa kesukaan Vannesa.

Kedua sudut bibir Febrian terangkat saat melihat senyuman yang langka di wajah Vannesa.

Febrian melajukan motornya menuju sekolah.
                          ¤¤¤¤
Sesampainya di sekolah, semua anak OSIS langsung menuju tempat yang diberi tau oleh Siska.

Mereka semua terkejut dengan apa yang mereka liat saat ini.

"I-ini... ini kenapa?" Tanya Nina terkejut.

Siska menceritakan tentang semua persiapan yang tiba-tiba rusak padahal baru ditinggal 5 menit untuk semua anak OSIS beristirahat.

"Gimana kalo kita buat yang baru aja?" Ucap Rio memberi saran.

"Itu pasti gak keburu, acaranya tinggal empat hari lagi" ucap Siska.

"Gw pikirin dulu gimana caranya supaya kerjaan kita selesai tepat waktu"

"Rio, lo cari tau siapa yang ngebuat semua ini" ucap Febrian yang langsung beralih ke Rio.

Bad girl & the prince of school [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang