empat puluh

5.8K 240 0
                                    

Vannesa baru saja selesai mandi dan sekarang dia sedang melamun sambil memainkan bola basket miliknya.

Tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu kamarnya yang membuatnya kembali ke dunianya.

Tok!tok!tok!

"Ha!" gumamnya lalu melihat kearah pintu yang dibuka oleh seseorang.

"Vannesa, ada temen kamu didepan, katanya mau belajar bareng" ucap Mira sambil tersenyum.

"Iya, nanti Vannesa kesana" ucap Vannesa lalu Mira keluar dari kamar Vannesa dan menuju ruang kerjanya.

"Siapa yang ke sini? Nina?" gumam Vannesa bingung lalu dia berjalan keluar kamar dan menuruni tangga, lalu berjalan kearah ruang tamu.

Disana dia melihat ada Nina, Rio, dan Rian, bahkan orang yang sama sekali tidak ingin dia lihat juga ada disana.

Febrian menatap Vannesa, yang ditatap malah membuang muka lalu melipat kedua tangan di dada.

"Pada mau ngapain?" tanya Vannesa ketus.

"Wissshh....santai dong mba, kita kesini cuman mau ngerjain pr bareng" ucap Rian sambil tersenyum lebar dan menaik turunkan alisnya.

"Yaudah, sama Febrian aja. Gw lagi males" ucap Vannesa sambil hendak berjalan pergi tetapi berhenti karna perkataan Febrian.

"Bilang aja lo gak bisa ngajarin mereka" ucap Febrian yang langsung membuat Vannesa berhenti dan menoleh kearahnya.

"Apa kata lo tadi?" tanya Vannesa meminta pengulangan kata dari Febrian.

Febrian tersenyum sinis lalu menatap Vannesa.

"Waduh, perang dunia ketiga lagi nih" gumam Rian yang masih bisa terdengar oleh Rio dan Nina, yang mendengar malah mengangguk mengiyakannya.

"Gw bilang, bilang aja seorang Vannesa sekarang mengaku kalah dari gw karna gak bisa ngajarin temen-temennya" ucap Febrian dengan nada yang meledek.

Vannesa berdecih lalu begegas duduk disamping Nina, dia benar-benar harus melupakan kejadian tadi jika ini menyangkut harga dirinya.

"Gw belom kalah, dan gw gak bakalan kalah sama lo" ucap Vannesa sambil menunjuk Febrian dengan angkuh.

"Hmp, kita liat nanti" gumam Febrian yang masih terdengar oleh Vannesa.

Vannesa memilih duduk dibawah agar lebih mudah belajarnya, Nina pun juga mengikutinya.

"Mana Nin yang gak lu ngerti?" tanya Vannesa kepada Nina.

Nina mengangguk lalu memberikan bukunya dan menunjukkan bagian yang tidak dia mengerti.

selama belajar, perhatian Febrian terus saja terarah kepada Vannesa. Vannesa menyadari itu, sesekali dia melihat Febrian lalu langsung membuang mukanya.

Rio melihat gerak-gerik Febrian, lalu terbesit satu ide diotaknya.

"Van, yang ini gimana sih?" tanya Rio sambil menunjukkan bukunya.

"Mana?" tanya Vannesa sambil melihat kebuku Rio.

"Nih ya" ucap Rio sambil berdiri lalu berjalan dan duduk disamping Vannesa.

Febrian terkejut, namun lama kelamaan hatinya menjadi panas. Dia cemburu karna Rio terlalu dekat dengan Vannesa.

Febrian berdiri lalu berjalan dan duduk diantara mereka, membuat mereka berdua terkejut.

"Gw aja yang ngajarin" ucap Febrian sambil menunjukkan hawa pembunuhnya.

Rian, Rio dan Nina tertawa melihat kelakuan Febrian yang berubah 180 derajat.

"Anak-anak...ini jus jeruknya sama cemilannya" ucap Mira sambil membawa nampan berisi beberapa cangkir jus dan bermacam-macam cemilan yang ditaruh disatu piring.

Vannesa mengajari Nina sambil memakan cemilannya.

Febrian melihat Vannesa lalu tertawa kecil.

"Kenapa?" tanya Vannesa bingung karna Febrian tertawa.

Vannesa sibuk mengelap bagian wajahnya dengan jarinya, tapi dia tidak menemukan noda sedikit pun.

Febrian berhenti tertawa lalu menghapus noda dipipi Vannesa dengan ibu jarinya, lalu dia menunjukkannya kepada Vannesa.

"Dasar anak kecil" ucap Febrian sambil tersenyum dan menunjukkan bekas noda itu kepada Vannesa.

Vannesa terpaku saat Febrian melakukan itu, ada yang aneh dengan hatinya. Dia merasakan hatinya kembali berdetak begitu cepat, dan lama kelamaan wajahnya pun mulai panas.

"Kok wajah lo merah?" tanya Febrian bingung.

Vannesa tersadar lalu memegangi wajahnya dengan kedua tangannya.

Rian berdehem lalu meledek mereka berdua.

"Berasa dunia sendiri ya" ucap Rian meledek.

Yang diledek malah jadi salah tingkah sendiri.

Nina, Rian dan Rio tertawa melihat kelakuan dua sejoli tersebut.

Bad girl & the prince of school [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang