Saat Vannesa keluar, semua orang yang melihatnya langsung terpukau.
Nina bersorak gembira karna akhirnya sahabatnya itu ingin menurutinya.
"Gimana...baguskan pilihan gw" ucap Nina membanggakan diri.
Rio, Rian dan Febrian dibuat terpaku ditempatnya tanpa bergerak sedikitpun.
"Eh, udah dong liatnya" ucap Nina membuyarkan lamunan mereka.
"Gimana? Baguskan?" ucap Nina sambil tersenyum.
Dalam seketika wajah mereka bertiga memerah, dan mereka menjadi salah tingkah.
"I-iya bagus" ucap Rian.
"Hm? Kalian kenapa? Terpesona ya.." ledek Nina.
Mereka hanya diam saja tidak menjawab ucapan Nina.
"Nah sekarang kita pilih baju yang lain" ucap Nina sambil menarik Vannesa.
"Sumpah, si Vannesa cantik banget" ucap Rio setelah Nina dan Vannesa pergi.
"Lu beruntung bisa dapetin dia" ucap Rian.
Febrian hanya diam saja, jantungnya seperti mau copot saat melihat Vannesa tadi.
Nina mengajak Vannesa membeli beberapa baju lagi, lalu mengajak Vannesa dibagian bawahan pakaian. Nina memilihkan beberapa celana untuk Vannesa.
"Karna lu gak suka pake rok, jadi kita beli celana jeans pendek aja" ucap Nina.
"Serah lu dah" ucap Vannesa pasrah.
"Lagian ngapain sih lu pake beliin gw baju segala, dilemari gw itu udah banyak baju dari lu" ucap Vannesa.
"Ini bukan gw yang beliin kok" ucap Nina.
"Loh? Terus siapa?" ucap Vannesa terkejut.
"Febrian" ucap Nina singkat.
"Huft...pasti deh" ucap Vannesa malas.
"Kenapa emang? Lo tuh harusnya seneng punya pacar yang perhatian sama lo" ucap Nina.
"Nina, ada yang harus gw jelasin ke lu" Ucap Vannesa sambil menatap Nina serius.
"Apa?" tanya Nina.
Lalu Vannesa menceritakan awal mula bagaimana dia bisa menjadi pacarnya Febrian.
"Jadi gitu..." Nina menggantung ucapannyanya.
"Ngeselinkan?" ucap Vannesa.
"Nggak juga sih" ucap Nina sambil meneruskan kegiatannya.
"Kok nggak juga sih?" tanya Vannesa terkejut dengan jawaban sahabatnya itu.
"Ya...soalnya yang dilakuin Febrian itu bener, lo kan gak mau nurut sama siapa aja. Dia juga udah janjikan sama om Daniel, mungkin dengan cara itu dia bisa ngubah lo" ucap Nina.
'Kenapa jadi dia yang dibelain?' Batin Vannesa tidak percaya.
"Serah deh" ucap Vannesa pasrah.
"Jangan marah gitu dong, ini kan demi kebaikan lo" ucap Nina sambil mencubit pipi sebelah kiri Vannesa.
"Aduh...Nina...sakit..." ucap Vannesa sambil melepaskan tangan Nina dari pipinya, lalu mengelus-elus pipinya.
Nina tertawa setelah puas mencubit pipi sahabatnya itu, dia gemas pada ekspresi Vannesa yang sedang marah.
"Nin" panggil Vannesa sambil berjalan mengikuti Nina kearah ruang pas.
"Hm?" gumam Nina.
"Gw kangen sama mama gw" ucap Vannesa.
Mendengar itu Nina langsung menghentikan langkahnya, Vannesa yang melihat Nina berhenti juga ikut berhenti.
Nina berbalik menghadap Vannesa, dia menatap Vannesa.
"Vannesa, sekarang lo udah punya banyak temen. Lo punya orang-orang yang sayang sama lo, dan gw udah bilangkan. Gw bakalan pastiin biar lo nggak merasa kehilangan Tante Rossa, inget ya. Tante Rossa udah nitipin lo sama gw, jadi anggep gw saudara lo dan keluarga gw keluarga lo juga" ucap Nina sambil tersenyum.
"Makasih" ucap Vannesa sambil Membalas senyuman Nina.
Merekapun malanjutkan jalan mereka kearah ruang pas, setelah mencoba semua baju-baju dan bawahannya yang dipilih Nina. Mereka berjalan kearah kasir untuk membayarnya, Febrian membayar semua belanjaan Vannesa. tidak hanya itu, teman-temannya juga disuruh pilih baju yang mereka mau, dan dia yang akan membayar baju-baju itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad girl & the prince of school [Completed]
Fiksi Remaja[Febrian pratama] "Dasar cewek tomboy jahil" [Vannesa Juliet adinata putri] "Dasar ketos tukang ngatur" ♡~☆~♡~☆~♡~☆~♡~☆~♡~☆ Vannesa Juliet adinata putri adalah satu-satunya siswi yang paling sering mengerjai guru dan paling sering masuk ruang bk,mes...