Duabelas

7K 299 0
                                    

"Ih, mana sih baju gw. Pasti nina yang ngumpetin" ucap Vannesa sambil mengobrak ngabrik lemarinya.

Setelah mengobrak-ngabrik akhirnya Vannesa menemukan baju yang dia cari.

Dia memutuskan memakai baju lengan pendek berwarna hitam dengan tulisannya yang berwarna putih, celana jeans panjang, jaket merah dia ikatkan dipinggangnya, dan rambutnya dia ikat menjadi satu. Hari ini Vannesa memakai sepatu ketsnya yang berwarna merah agar serasi dengan jaketnya, dia memakai tas perginya lalu berjalan keluar kamar.

Saat keluar kamar, Vannesa dikejutkan oleh Febrian yang tiba-tiba ada didepan kamarnya.

"Ngapain lo disini?" tanya Vannesa.

"Nungguin lo" ucap Febrian.

"Kenapa nggak nunggu dibawah?" tanya Vannesa lagi.

"Lama" ucap Febrian sambil berjalan duluan.

'Ngeselin amat sih tu orang' batin Vannesa kesal.

Vannesa berjalan mengikuti Febrian dari belakang. saat mereka sampai didepan pintu, mereka berpaspasan dengan Dona.

"Tante minjem anaknya dulu ya" ucap Febrian sambil berpamitan.

"Ah iya...jaga Vannesa nya ya..." ucap Dona sambil tersenyum yang bisa dibilang dibuat-buat.

'Dasar bermuka dua' batin Vannesa.

Vannesa melewatinya tanpa berkata apa-apa.

"Wahh...sekarang Vannesa udah punya pacar ya, gimana kalo dikasih tau kepapanya?" ucap Dona dengan nada meledek.

"Eh nenek sihir, ini bukan urusan lo. Udah sana urusin urusan lo sendiri, jangan malah ngurisin urusan orang, lo itu bukan siapa-siapa" ucap Vannesa sambil berjalan terua kearah pintu.

"Itu urusanku, kau itu anakku" ucap Dona yang mulai kesal.

"Anak tiri" ucap Vannesa sambil menghentikan langkahnya sebentar lalu berjalan kembali.

Dona selalu kesal kepada Vannesa, kalo bukan karna Daniel, dia akan ngusir Vannesa dari rumah kalo tidak akan dijadikan pembantu dirumah.

Vannesa berjalan keluar dengan langkah yang penuh kekesalan.

"Dia itu kenapa sih, kalo bukan karna papa, udah gw tendang tu orang dari rumah. Kenapa sih papa mau nikahin orang kayak gitu" Vannesa berdumel sampai didalam mobil Febrian.

Febrian menatap Vannesa bingung, gadis itu terus saja berdumel tidak jelas.

"Lo kenapa?" tanya Febrian bingung.

"Nggak"ucap Vannesa singkat.

Febrian menghela nafas kasar.

"Kan gw udah bilang, kalo ada apa-apa bilang sama gw" ucap Febrian.

"Lo mau gw bunuh sekarang atau jalan?" ucap Vannesa sambil menatap Febrian tajam.

Febrian meneguk ludahnya dan mulai menjalankan mobilnya, gadis disampingnya kalau sedang benar-benar kesal berubah menjadi menyeramkan.

Sekarang didalam mobil itu hanya ada keheningan, seperti biasa Vannesa melihat keluar jendela sambil mendengarkan musik.

Setelah beberapa saat akhirnya mereka sampai di mal yang mereka tuju, setelah memarkirkan mobil, mereka memasuki mal itu.

Vannesa terkejut disana ada teman-temannya.

"Kalian lama banget sih" protes Nina.

"Kok kalian ada disini?" tanya Vannesa bingung.

"Disuruh ikut sama Febrian" ucap Nina.

Nina melihat Vannesa dari atas sampai bawah, lalu berjalan kebelakang Vannesa.

"Ini jangan dipake" ucap Nina sambil menarik ikat rambut Vannesa.

"Nina kenapa dilepas?" protes Vannesa.

"Kalo pakaiannya kayak gini, setidaknya lo lepas ikat rambut lo biar keliatan kayak cewek, rambut lo itu bagus udah panjang, tebal, berhelombang lagi. Banyak cewek-cewek yang mau rambutnya kayak lo" ceramah Nina.

Vannesa hanya berdecak sebal saja, jika temannya sudah menceramahinya itu berarti dia harus menerimannya.

Setelah itu Mereka berjalan kesebuah toko baju.

"Disini biasanya gw beli" ucap Nina.

Nina berlari duluan lalu memilih-milih baju yang cocok buat Vannesa.

"Nih" ucap Nina sambil memberikan baju berwarna putih dengan rompi biru kepada Vannesa.

Vannesa menatap baju itu dengan tatapan aneh, soalnya dia tidak pernah memakai pakaian bermodel seperti yang diberikan Nina.

"Ayo cepet pake!!" ucap Nina sambil mendorong Vannesa masuk keruang pas.

Vannesa tidak punya pilihan lain selain mengikuti permintaan sahabatnya yang satu itu.

Febrian, Rio, Rian dan Nina menunggunya didepan ruang pas.

Vannesa memakai pakaian yang diberikan Nina, lalu keluar dari ruangan itu.

Bad girl & the prince of school [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang