Tujuh

8K 324 0
                                    

"Lebay lo" ucap Rian sambil menoyor kepala Rio.

"Semuanya ayo berkumpul" teriak pak Gunar.

Semua murid menghampiri pak Gunar.

"Hari ini kita hanya akan berlari keliling lapangan sebanyak 5 kali, lalu setelah itu kalian bebas karna saya ada pekerjaan mendadak" ucap pak Gunar.

Pak Gunar menyuruh mereka berlari, lalu setelah itu mereka berlari keliling lapangan 5 kali.

Setelah lari keliling lapangan Lima kali, Vannesa beristirahat dipinggir lapangan.

Dia merasa panas dan sangat haus, Nina sedang membelikannya minum dikantin.

Tiba-tiba ada yang menyodorkannya minuman dingin, dia mendonga tapi wajah orang itu tidak kelihatan karna terkena sinar matahari. Dia melihat orang itu berjongkok didepannya.

"Tangan gw pegel, kenapa gak diambil dari tadi" ucap orang itu dengan nada dingin, orang itu tak lain adalah Febrian.

"Nggak usah, Nina lagi beliin minum buat gw" tolak Vannesa.

"Tadi Nina yang nitip ke gw, dia ada urusan sebentar katanya" ucap Febrian dengan wajah datarnya.

"Urusan apaan?" tanya Vannesa.

"Nggak tau, tadi dia bilang dia pulang duluan karna ada urusan mendadak" ucap Febrian.

Mendengar itu Vannesa pasrah saja dan mengambil minuman ditangan Febrian, dia juga tidak mungkin lama-lama menahan hausnya.

"Makasih" ucap Vannesa singkat.

"Ha? Lu bilang apa? Gw gak salah denger?" tanya Febrian.

"Gak" ucap Vannesa lalu meminum minumannya.

Tanpa sadar Febrian tersenyum, dan mengucapkan kata sama-sama dengan nada yang sangat kecil sehingga tidak terdengar oleh Vannesa.

Lalu Febrian baru teriangat sesuatu.

"Oh iya, nanti lu jangan pulang dulu" ucap Febrian.

"Kenapa?" tanya Vannesa.

"Nanti eskul judo latihan" ucap Febrian.

"Dan...karna besok hari minggu, gw tunggu lu didepan rumah" lanjutnya.

"Ngapain?" tanya Vannesa yang merasakan firasat buruk.

"Kita ke mal" ucap Febrian.

"Ke mal? Ngapain?" tanya Vannesa lagi.

"Nggak usah banyak tanya ikutin aja apa yang gw suruh" ucap Febrian.

'Ck, gw gak ada pilihan lain' batin Vannesa.

Hening sejenak, sampai akhirnya Rio dan Rian datang.

"ehem,ehem...Ian, kayaknya kita udah dicampain deh sama Febrian, soalnya sekarang dia udah punya cewek" ucap Rio dengan nada yang mengejek.

"Iya ayolah kekantin, gw laper" ucap Rian.

"Iya ayo, oh iya Feb. Kalo lu mau kekantin, ajak Vannesa juga ya kasian dia Nina kan tadi pulang" ucap Rio masih dengan nada mengejeknya.

"Apaan sih!!" ucap Vannesa kesal sambil melempar botol minumnya ke Rio, Rio yang melihat itu langsung menghindar lalu berlari kearah kantin bersama Rian.

"Udah jangan didengerin" ucap Febrian.

Semua siswi menatap Vannesa dengan rasa kesal, biarpun Vannesa tidak menghiraukannya tapi dia tetap merasa tidak nyaman.

"Ayo ikut gw" ucap Febrian sambil menarik tangan Vannesa.

"Kemana?" tanya Vannesa.

"Ketaman belakang sekolah" ucap Febrian.

'Ngapain sih ni anak?' batin Vannesa kesal.

Febrian menyuruh Vannesa duduk dibangku dekat air mancur.

"Hahh...disini lebih tenang" ucap Febrian.

"Lu ngapain sih ngajak gw kesini?" tanya Vannesa yang tidak mendapat jawaban dari Febrian.

Febrian bersandar kebangku itu, lalu menutup matanya dengan lengannya.

'Dia ngapain sih?' batin Vannesa.

"Lu napa sih?" tanya Vannesa.

"Diem, gw capek" ucap Febrian.

"Kalo capek sono tidur" ucap Vannesa.

Febrian menyingkirkan lengannya dan bersandar dibahu Vannesa lalu menutup matanya.

"Lu ngapain sih? Nyender-nyender segala?" tanya Vannesa.

"Katanya suruh tidur" ucap Febrian.

"Iya, tapi bukan tidur dibahu gw juga" ucap Vannesa tapi tidak mendapat jawaban dari Febrian.

Bad girl & the prince of school [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang