dua puluh satu

6.3K 271 0
                                    

Mereka menatap Nina bingung, Nina menaruh gelas jusnya lalu bersandar disofa.

"Vannesa itu...dia gak suka yang namanya nangis didepan orang, dia cuma nangis didepan gw semenjak mamanya meninggal. Dan senyuman yang selalu dia tunjukkan itu adalah senyuman terpaksa" ucap Nina.

Mereka semakin serius mendengarkan ucapan Nina.

"Vannesa itu dulu orang yang ceria, dia anaknya baik. Dan semua orang tau itu, lo juga taukan. Febrian" ucap Nina sambil melihat kearah Febrian.

Febrian menunduk memikirkan masa kecilnya bersama Vannesa, dulu dia tidak pernah akur dengan Vannesa. Dia tidak suka bicara dan dingin, itu membuat Vannesa selalu mengejeknya. Vannesa selalu berbuat jahil kepadanya lalu meminta maaf dengan tersenyum. Setiap dia mengunjungi rumah Vannesa bersama papanya, Febrian selalu melihat Vannesa tertawa bersama mamanya. Tapi tepat saat hari dimana mamanya Vannesa meninggal, untuk pertama kalinya dia melihat Vannesa menangis dan setelah itu dia jarang sekali tertawa.

"Pertama kali gw liat dia nangis itu pas mamanya meninggal" ucap Febrian.

"Gw punya ide gimana caranya Vannesa tersenyum dengan tulus" ucap Rio.

Mereka semua melihat kearah Rio.

"Kita harus nyusun strategi kejutan" ucap Rio dengan seriusnya.

"Sekarang lo jadi mirip kayak Rian"cibir Nina.

"Hehehe...jadi begini..." Rio mulai mengutarakan idenya.
                          ¤¤¤¤
Besoknya mereka melaksanakan rencana yang kemarin sore mereka susun.

"Vannesa!!" Panggil Febrian sambil berjalan kearah Vannesa dan tersenyum.

"Apa?!"ketus Vannesa.

"Ntar jangan lupa ya pulang sekolah" ucap Febrian masih dengan senyumannya.

Semua siswi yang mereka lewati terpukau dengan senyuman Febrian.

"Gak usah senyum deh, geli gw" ucap Vannesa jujur.

"Kenapa? Emang salah ya senyum sama pacar sendiri?" Ucap Febrian Yang membuat Vannesa semakin geli.

"Bodo" ucap Vannesa sambil meninggalkan Febrian yang masih berdiri diambang pintu.

Febrian mendapat tugas dari Rio yang baginya berat, Dia harus tersenyum kepada Vannesa. Awalnya dia menolak karna dia memang jarang sekali tersenyum, tapi mereka memaksanya.
                          ¤¤¤¤
Istirahatnya Vannesa terpaksa makan dimeja yang sama dengan Rio, Rian dan Febrian akibat paksaan Nina.

Dia menghela nafas berat, dia melihat ada guru yang sedang ingin melewati mejanya dengan membawa semangkuk baso. Lalu terlintas sesuatu diotak Vannesa, dia menggeser tempat duduknya hingga kepinggir bangku yang didudukinya, lalu meneluarkan satu kakinya saat guru itu mendekat dan...

Bruk!! Prang!!

Guru itu tersungkur dilantai dan mangkuk yang dia bawa pecah dan isinya berhamburan kemana-mana.

Para murid mulai mengerumuni guru itu dan membantunya, mereka semua menahan tawa mereka.

Rio, Rian, Febrian dan Nina langsung melihat kearah Vannesa yang tertawa kecil.

"Apa?" Tanya Vannesa saat menyadari teman-temannya melihat kearahnya.

"Itu dia ketawa, masa gak bisa senyum. Jadi gak percaya gw" ucap Rio.

"Sama" ucap Rian sepemikiran.

Nina menepuk jidatnya karna tak habis pikir dengan kelakuan Vannesa.

Febrian berjalan kearah Vannesa dan menarik paksa tangannya.

"Apaan sih?!" Ucap Vannesa memberontak karna Febrian menarik paksa tangannya.

"Berdiri" ucap Febrian dingin.

"Gak mau" tolak Vannesa.

Febrian menarik tangan Vannesa agar Vannesa berdiri, lalu menariknya kedalam kerumunan murid-murid yang sedang mengerumuni guru yang terjatuh itu.

"Minta maaf" ucap Febrian datar.

"Nggak, gw gak sengaja. Jadi ngapain minta maaf" ucap Vannesa sambil memalingkan wajahnya.

Febrian menekan pegengannya sehingga Vannesa kesakitan.

"Aw,aw,aw iya...iya...." ucap Vannesa sambil memegangi tangan Febrian yang memegang erat lengannya.

'Aduh gimana nih...bukan tipe gw banget minta maaf keorang lain' batin Vannesa.

"I-ibu, Vannesa minta maaf. Nanti mangkuknya biar Vannesa yang gantiin" ucap Vannesa sambil terpaksa tersenyum.

"Ah iya gakpapa Van, nanti ibu ganti sendiri mangkuknya. Lagipula kamu juga gak sengajakan" ucap ibu guru itu.

"Makasih bu, tapi biar Vannesa aja. Kan salah Vannesa juga" ucap Vannesa dengan niat terpaksa.

"Ibu mendingan ke UKS aja, nanti biar OB yang bersihin bekas bakso sama pecahan mangkuknya" ucap Febrian.

Bad girl & the prince of school [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang