Mereka berjalan kesebuah cafe dilantai atas, dan lagi-lagi Nina yang memilih cafenya.
"Gw mau strawberry perfent" ucap Vannesa.
"Gw mau....eskrim spesial rasa vanilla" ucap Nina.
"Loh, kalian gak makan?" tanya Rio.
"Nggak, gw lagi males makan" ucap Nina.
"Kalo lu?" tanya Rio.
"Nggak" ucap Vannesa singkat.
"Gw Capucino aja" ucap Rian.
"Gw eskrim spesial rasa Coklat" ucap Rio.
"Spagetinya lima ya mbak, sama capucinonya satu lagi" ucap Febrian.
"Mohon ditunggu ya" ucap Pelayan itu sambil tersenyum lalu pergi.
Mereka menatap Febrian bingung.
"Apa?" tanya Febrian datar.
"Lu mesen banyak amat, buat siapa?" tanya Rian.
"Buat kalian sama buat gw" ucap Febrian.
"Tapikan gw udah bilang gw nggak mau makan" protes Vannesa.
"Tapi lo harus makan" ucap Febrian dengan nada dingin.
'Tukang maksa' batin Vannesa.
"Yaampun...so sweet banget" ucap Rio dengan nada mengejek.
"Lo mau gw bunuh sekarang ya" ucap Vannesa sambil menatap Rio tajam.
"Ng-nggak, gw masih mau hidup" ucap Rio ketakutan.
"lo semua juga harus makan, nanti Biar gw yang bayar semuanya" ucap Febrian.
"Sumpah demi apa lu? Tumben amat kita ditraktir, ada angin ribut apaan nih" ucap Rio terkejut.
"Sebenernya sih gw gak mau makan, tapi kalo gratis gakpapa deh" ucap Nina sambil tertawa.
Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya makanan yang mereka pesan datang. Mereka memakan pesananan itu sambil mengobrol.
Vannesa tidak tertarik dengan obrolan yang sedang dibicarakan, dia juga sedang tidak mau makan. Jadi dia hanya memainkan makanannya saja.
"Kok gak dimakan?" tanya Febrian yang melihat Vannesa hanya memainkan makanannya saja.
Teman-temannya langsung melihat kearah Vannesa.
"Nggak" ucap Vannesa tanpa melihat kearah Febrian.
"Ini udah jam 12:00 loh, emang lu gak mau makan?" tanya Nina.
"Nggak" ucap Vannesa yang masih memainkan makanannya.
Febrian berdiri dan berjalan kedekat Vannesa, setelah sampai disana dia menarik bangku untuknya.
Dia mengambil piring Vannesa, dan menyodorkan garpu yang sudah ada spagetinya. Febrian memutuskan untuk menyuapi Vannesa, dia paling tidak suka makanan hanya dimainkan saja.
Teman-temannya hanya bisa menatap Febrian dengan tatapan terkejut.
"Buka mulut lo" ucap Febrian.
"Nggak" ucap Vannesa.
"Cepet tangan gw pegel" ucap Febrian dengan nada dingin.
Vannesa terpaksa membuka mulutnya, dan Febrian benar-benar menyuapinya. Nina bersiap untuk memfoto adegan langka ini, Rio juga ikut memfotonya.
"Seorang Febrian baru kali ini menyuapi seorang gadis" gumam Rian.
Setelah makanan yang Febrian sodorkan masuk kedalam mulutnya, Vannesa langsung mengambil garpu yang berada ditangan Febrian dan menarik makanannya kembali.
Febrian tersenyum lalu berdiri dan kembali ketempat duduknya.
Mereka masih menatap Febrian dengan tatapan terkejut.
"Apa?" tanyanya dengan nada datar.
Mereka menggeleng lalu melanjutkan makan mereka. Setelah selesai makan, mereka memutuskan untuk pulang. Vannesa pulang bersama Febrian, dan hanya keheningan yang ada didalam mobil itu.
Saat Vannesa sedang asik memainkan handphonenya, tiba-tiba ada line dari Nina. Nina mengirimkannya foto dimana Febrian sedang menyuapinya, saat melihat foto itu, tiba-tiba dia merasa pipinya panas.
Setelah beberapa saat akhirnya mereka sampai, tapi Vannesa masih menatap foto itu dan pipinya memerah.
"Kenapa?" tanya Febrian yang melihat pipi Vannesa memerah.
Vannesa tidak menjawabnya, dia langsung menunjukkan foto yang diberikan Nina.
Febrian terkejut, pipinya juga memerah tapi segera dia tutupi dengan tangannya.
"K-kalau soal itu gw minta maaf, g-gw gak suka soalnya orang yang mainin makanan" ucap Febrian sambil menutupi mukannya dengan satu tangannya.
Vannesa menarik kembali handphonenya, segera membalas memarahi Nina yang telah memberikan foto itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad girl & the prince of school [Completed]
Novela Juvenil[Febrian pratama] "Dasar cewek tomboy jahil" [Vannesa Juliet adinata putri] "Dasar ketos tukang ngatur" ♡~☆~♡~☆~♡~☆~♡~☆~♡~☆ Vannesa Juliet adinata putri adalah satu-satunya siswi yang paling sering mengerjai guru dan paling sering masuk ruang bk,mes...