"Van, Gw suka sama lo. Lo-" belum sempat Febrian menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja datang bu Siska yang membuat semua murid berhamburan keluar kantin.
Febrian melepaskan genggamannya lalu menghela nafas lega sambil terduduk lemas.
Rio dan Rian menepuk-nepuk pundak Febrian dengan tatapan iba.
"Kalian! Kenapa masih disini? Ayo cepat ke kelas" ucap bu Siska dengan nada tinggi.
"I-i-iya bu" ucap Rian yang ketakutan dan langsung lari diikuti Rio dibelakangnya dan Nina yang berjalan santai mengikuti mereka.
Vannesa dan Febrian hendak mengikuti teman-temannya, tetapi bu Siska menghentikan mereka.
"Tunggu! Kalian sekarang Ikut saya ke ruangan saya" ucap bu Siska lalu berjalan duluan.
∆∆∆∆∆
Disini lah mereka sekarang, untuk pertama kalinya seorang Febrian yang juga merupakan ketua OSIS masuk ke ruang BK. Bukan dipanggil karna ada urusan tentang OSIS, tetapi dipanggil karna membuat kesalahan."Saya tau, kalian itu pacaran. Tapi setidaknya kalian tidak membuat keributan seperti tadi" ucap bu Siska yang sudah mulai menceramahi mereka.
"Febrian, kamu itu ketua OSIS. Dan kamu juga salah satu murid yang paling disayangi oleh semua guru. Tapi kenapa sekarang kamu bisa membuat kesalahan seperti tadi?" ucap bu Siska sambil menatap Febrian.
"maafkan saya Bu, Lain kali saya tidak akan mengulanginya lagi" ucap Febrian dengan wajah yang sedikit datar.
"Dan kamu Vannesa, saya tau kamu itu langganan bk. Tapi setidaknya, kamu mulai berubah. Apalagi sekarang kamu itu jadi pacar anak yang paling tidak pernah masuk ke ruang bk. Setidaknya kamu bisa mencontoh Febrian" ucap bu Siska sambil menatap Vannesa, yang dikasih tahu malah melihat kearah lain dengan wajah kesalnya.
Bu Siska menghela nafas kasar, lalu menatap Febrian.
"Febrian, untuk hukuman kamu. Kamu harus mengubah Vannesa menjadi lebih baik, kalo Vannesa tidak berubah juga. Kamu ibu anggap gagal dan ibu akan memberi tahu orang tua kamu" ucap bu Siska lalu menatap Vannesa.
"Dan kamu Vannesa, karna hukuman yang selama ini ibu berikan tidak membuat kamu kapok. Jadi hukuman ini ibu berikan kepada kamu, kamu harus mengikuti semua perkataan Febrian. kamu tidak boleh membantah kecuali di permintaan diluar batas. Kalau Febrian gagal, otomatis kamu juga gagal dan ibu terpaksa memberitahukan semuanya kepada orang tua kamu" ucap bu Siska yang berhasil membuat Vannesa menoleh kepadanya dengan wajah terkejut.
"Ibu kasih kalian waktu dalam dua bulan, sekarang kalian boleh kembali ke kelas kalian" ucap bu Siska.
Mereka permisi lalu keluar ruang bk, Vannesa berjalan duluan. Lalu dia berhenti dan membuat Febrian juga ikut berhenti.
"Bercandaan lo dikantin tadi sama sekali gak lucu, jangan diulangi lagi" ucap Vannesa yang berhasil membuat Febrian terkejut.
Vannesa kembali berjalan, tetapi sebuah tangan menghentikannya
"Yang gw bilang dikantin tadi, itu semua emang bener" ucap Febrian sambil menatap datar Vannesa.
Vannesa menoleh lalu menatap Febrian tajam.
"Lepas, gw bilang jangan diulangi lagi. Itu semua gak-" belum sempat Vannesa melanjutkan ucapannya, Febrian memotongnya dengan nada tinggi.
"Tapi gw emang suka sama lo Van" ucap Febrian yang sukses membuat Vannesa terdiam dengan wajah terkejutnya.
"Lo inget pertama kali kita ketemu?"
"Pas pertama kali lo itu senyum ke gw, senyum yang gak pernah gw liat dari semua orang yang pertama kali gw kenal. Senyum yang sampai sekarang gw inget"
"Terus, lo inget kan. Dari dulu gw selalu ganggu lo? Itu semua gw lakuin karna lo jarang bicara sama gw"
"Pas tante Rossa meninggal? Pertama kalinya lo nangis didepan gw, pertama kalinya gw ikut sedih atas kesedihan orang lain"
"Van, gw sayang sama lo dari dulu. Gw suka sama lo dari dulu. Lo itu cinta pertama gw, Van" ucap Febrian sambil menatap lembut Vannesa.
Vannesa mengigit bibir bawahnya, dia tidak pernah berpikir apa yang dirasakan Febrian selama ini kepadanya.
"Gw gak bisa" ucap Vannesa yang membuat Febrian merenggangkan genggamannya.
"Gw gak pernah suka sama lo" sehabis mengucapkan kata-kata itu, Vannesa berlari menjauhi Febrian.
"Gw tau itu Van, tapi gw bakal buat lo suka sama gw" ucap Febrian dengan nada keras sebelum akhirnya Vannesa menghilang di belokan lorong.
"Sial!!" umpat Febrian sambil menendang tembok disampingnya.
'Kenapa gw bisa kelepasan gitu sih?' batin Febrian sambil menatap telapak tangannya lalu menghela nafas kasar.
'Hah...mau gimana lagi, gw udah ngelakuin itu' batin Febrian pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad girl & the prince of school [Completed]
Fiksi Remaja[Febrian pratama] "Dasar cewek tomboy jahil" [Vannesa Juliet adinata putri] "Dasar ketos tukang ngatur" ♡~☆~♡~☆~♡~☆~♡~☆~♡~☆ Vannesa Juliet adinata putri adalah satu-satunya siswi yang paling sering mengerjai guru dan paling sering masuk ruang bk,mes...