"Hahahahaha!!!"
"Kok lo malah ketawa sih?" Tanya Vannesa bingung karna Nina tiba-tiba saja tertawa ketika dia menceritakan tentang apa yang dia rasakan beberapa hari ini.
Ya, Vannesa memang langsung menghubungi Nina untuk segera datang kerumahnya.
"Hahaha....S-sorry...habisnya..." ucap Nina yang berusaha menghentikan tawanya.
"Lo beneran gak tau, lo itu kenapa?" Tanya Nina memastikan.
Vannesa hanya mengangguk dengan wajah yang penuh harap Nina menjawabnya dengan serius.
Nina mengibaskan tangan kanannya agar Vannesa mendekat.
"Itu...berarti, lo suka sama dia" ucap Nina yang berhasil membuat Vannesa berteriak tidak percaya.
"Yeee...biasa aja kali" ucap Nina sambil mendorong sedikit kepala Vannesa.
"N-nggak, nggak. M-mana mungkin sih???" Ucap Vannesa tidak percaya.
"Kalo nggak, kenapa lo jadi gugup? Terus kenapa muka lo jadi merah?" Tanya Nina dengan senyuman meledek.
Vannesa mengambil bantal dan langsung menutupi wajahnya dengan bantal itu.
"Tapi...masa iya gw suka sama dia?" Tanya Vannesa sambil memunculkan sedikit wajahnya diujung bantal.
"Van, Cinta itu datang kapan aja. Mungkin dulu lo emang gak suka sama dia, tapi gak ada kemungkinan kalo lo tetep gak suka sama dia padahal lo sering bareng sama dia"
Vannesa berfikir sejenak, kali ini pikirannya mengalah kepada hatinya.
'Kayaknya...'
¤¤¤¤¤
"Woy!!" Ucap Seseorang mengagetkan Vannesa yang sedang sibuk dengan pikirannya."Ha?!" Gumam Vannesa terkejut.
Dia melihat kesampingnya, ternyata Febrian sudah duduk manis dibangku Nina. Bahkan sekarang wajahnya terlalu dekat dengannya.
Vannesa reflek berteriak dan langsung berdiri dari bangkunya. Febrian menatapnya bingung, dan ingin bertanya tetapi guru mata pelajaran pertama sudah masuk. Jadi dia terpaksa mengurungkan niatnya dan kembali ketempat duduknya.
Vannesa membuang nafas lega, lalu kembali duduk dikursinya.
Dia memegang dadanya, jantungnya terasa ingin copot saat melihat Febrian sedekat itu.
"Baik anak-anak, sekarang ibu minta, kalian membuat kelompok. Satu kelompok berisi lima orang dan Kalian bebas memilih anggota kelompoknya" ucap bu retno selaku guru kimia.
"Baik bu..." ucap kelas serentak.
Kelas 11 IPA 1 diributkan dengan para muridnya yang sibuk mencari kelompok. Seperti biasa, hanya Vannesa yang berdiam diri karna dia tau kalau dia akan sekelompok dengan Nina. Jadi biarlah Nina yang mencarikan sisa anggota kelompoknya.
"Van, udah ada nih anggota kelompoknya" ucap Nina sambil memberikan bukunya.
Vannesa mengambil buku nina dan membacanya.
Anggota kelompok:
>Vannesa
>Nina
>Febrian
>Rian
>RioMata Vannesa hampir saja copot saat melihat nama Febrian tercantum disana.
"Nin, kok kita sama dia?" Tanya Vannesa sambil menunjuk nama Febrian.
"Lah? Emangnya kenapa?" Tanya Nina balik.
"Ya enggak...emang gak bosen ama sekelompok ama dia lagi?" Tanya Vannesa yang ternyata tidak digubris Nina.
"Apa kalian sudah mendapat kelompok?" Tanya Bu retno didepan.
"Sudah bu" ucap murid serentak.
"Sekarang duduk dengan kelompok kalian, ibu akan membagi tugasnya" ucap bu Retno yang langsung diiyakan semua murid.
Vannesa melihat tugas yang diberikan oleh bu Retno.
"Eksperimen gunung berapi? Gimana cara buatnya?" Gumam Vannesa bingung.
"Coba liat" ucap Febrian yang langsung mengambil kertas itu ditangan Vannesa.
"Owh...kayaknya dulu gw pernah buat" ucap Febrian yang mengingat-ngingat cara membuatnya.
"Anak-anak, tolong perhatikan!!"
"Itu adalah tugas kelompok yang belum pernah ibu ajarkan, tetapi tenang saja, itu aman bagi kalian. waktu kalian membuat tugas itu adalah satu minggu, karna bahan bahannya cukup sulit untuk dicari"
"Untuk urusan peralatannya, kalian boleh meminjamnya di lab kimia. Tapi ingat, peralatan yang kalian pinjam tidak boleh hilang ataupun rusak. Jika itu terjadi, ibu akan angkat tangan karna itu kalian jangan sampai merusak ataupun menghilangkannya"
"Ada pertanyaan?" Ucap bu Retno yang mengakhiri penjelasannya dengan menanyakan pertanyaan yang akan dijawab olehnya.
Tidak ada yang bertanya, mereka semua hanya terdiam menatapnya.
"Baiklah, karna tidak ada. Ibu akan pamit keluar lebih awal, karna ibu ada urusan mendadak" ucap bu Retno lalu membereskan bukunya dan keluar dari kelas.
Seketika kelas kembali ramai karna semua murid membicarakan tentang tugasnya.
"Bahannya banyak banget" ucap Rio membaca kertas yang dibagikan.
"Yaudah kalo gitu kita bagi tugas aja gimana?" Ucap Nina yang hanya mendapat anggukan setuju dari keempat teman sekelompoknya.
"Gw sama Rian, nanti nyari wadah nya, sama bahan yang ini. Rio nanti tolong pinjem di lab kimia. Terus, Vannesa dan Febrian cari bahan sisanya" ucap Nina menjelaskan.
"Tu-tu-tunggu!! Kok gw bareng dia?" Tanya Vannesa sambil menunjuk Febrian.
"Keputusan sudah dibuat, tidak bisa diganggu gugat" ucap Nina sambil melipat kedua tangan didada.
"Betul,betul" ucap Rio sambil mengangguk dan ikut melipat kedua tangannya didada.
Vannesa menatap tajam Nina, yang ditatap hanya mengabaikannya.
'Jadi gini ya rasanya diabaiin orang kalo lagi ngomong' ucap Vannesa kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad girl & the prince of school [Completed]
أدب المراهقين[Febrian pratama] "Dasar cewek tomboy jahil" [Vannesa Juliet adinata putri] "Dasar ketos tukang ngatur" ♡~☆~♡~☆~♡~☆~♡~☆~♡~☆ Vannesa Juliet adinata putri adalah satu-satunya siswi yang paling sering mengerjai guru dan paling sering masuk ruang bk,mes...