dua puluh tiga

6.3K 257 0
                                    

Hari ini hari minggu, kemarin Nina mengajak Vannesa kesebuah mal untuk merayakan ulang tahunnya.

Dan ya, tepat pada hari itu Vannesa berulang tahun.

Nina mengajak Vannesa berkeliling mal lalu mereka makan disebuah restoran dimal itu.

"Makasih ya mbak" ucap Nina sambil tersenyum setelah memberitahu pelayan pesanannya.

Hening sejenak, Vannesa hanya fokus dengan handphonenya.

"Mm....Vannesa!!" Panggil Nina memecahkan keheningan antara dirinya dan sahabatnya itu.

"Hm?" Gumam Vannesa, matanya masih fokus menatap layar handphonenya.

"Gw mau nanya sama lo" ucapnya hati hati.

Vannesa menghentikkan aktivitasnya lalu menatap Nina.

"Kalo misalkan papa lo minta maaf, lo bakalan maafin gak?" Tanya Nina serius.

Vannesa mengangkat satu alisnya lalu tersenyum sinis.

"Emangnya kapan dia peduli sama gw?" Ucap Vannesa.

"Kalo dia peduli?" Tanya Nina lagi.

"Kalo dia peduli? Mmm....mungkin gw bakalan maafin dia kalo dia bener bener peduli sama gw" ucap Vannesa.

Lalu pelayan datang kemeja mereka sambil membawa nampan berisikan makanan yang mereka pesan.

"Gw yakin, dia bener bener serius peduli sama lo" ucap Nina meyakinkan setelah pelayan itu pergi.

"Gw gk yakin" ucap Vannesa lalu memakan makanan yang berada didepannya.

"Kalo perasaan lo sama Febrian gimana?" Tanya Nina.

"B aja" ucap Vannesa singkat.

"Kalo misalkan suatu saat nanti si Febrian beneran suka sama lo gimana? Terus, kalo dia ngajak lo buat jadi pacar beneran dia gimana?" Tanya Nina secara bertubu tubi.

Vannesa menghentikan aktivitasnya lalu menatap Nina yang berada disebrangnya.

"Lo bisa diem gak, gw lagi makan" ucap Vannesa jutek.

"Ya gw kan cuman nanya" ucap Nina sambil cemberut dan melanjutkan makannya.

Vannesa menghela nafas lalu melanjutkan makannya.

"Lagi pula itu gak bakalan terjadi, dan gak akan terjadi" ucap Vannesa sebelum memasukkan makanan kedalam mulutnya.

Saat sedang asik makan, tiba-tiba saja handphone Nina berdering.
Nina melihat layar telponnya sejenak.

"Van, gw angkat telpon dulu ya" ucap Nina lalu setelah mendapat anggukan dari Vannesa, dia pergi untuk mengangkat telponnya.

Sudah hampir sejam Vannesa menunggu Nina yang sedang mengangkat telpon, dan akhirnya Nina datang dengan terburu-buru.

Vannesa menatap Nina dengan sebelah alis terangkat.

"Van, kita harus kerumah lo sekarang" ucap Nina dengan wajah khawatir.

"Emangnya kenap-"belum sempat Vannesa menyelesaikan perkataannya, Nina sudah menariknya pergi.

"Tunggu dulu, emangnya makanan tadi udah dibayar" ucap Vannesa sambil berusaha melepaskan tarikan Nina.

"Udah gw bayar, udah ayo cepetan" ucap Nina.

Nina menarik Vannesa kedalam mobilnya lalu langsung melesat pergi menuju rumah Vannesa.

Disepanjang jalan, Vannesa hanya bisa menunjukkan ekspresi bingung atas kelakuan Nina.

Setelah sampai, Nina langsung menarik Vannesa sampai kedepan pintu rumahnya.

"Tunggu dulu, rumah gw kan dikunci" ucap Vannesa kebingungan melihat Nina hendak membuka pintu rumahnya.

"Udah ayo masuk" ucap Nina sambil membuka pintu rumah yang ternyata tidak dikunci dan langsung masuk begitu saja meninggalkan Vannesa yang masih bingung.

"Aneh, perasaan tadi udah gw kunci" gumamnya bingung.

Vannesa mengangkat kedua bahunya tanda tidak peduli dan langsung masuk kerumahnya.

Saat masuk, posisi rumahnya gelap gulita. Dan tiba-tiba saja pintu tertutup dengan kencang yang mengagetkan Vannesa.

"Nin?Nin, lu dimana?" Ucap Vannesa waspada.

Tiba-tiba saja lampu menyala, dan terlihat ada teman-temannya, papanya, dan teman-teman sekelasnya yang meneriakinya.

"HAPPY BIRTHDAY VANNESA!!!" teriak mereka kompak.

Vannesa terpaku ditempat sambil mengedip-ngedipkan matanya karna terkejut ditambah masih bingung.

Bad girl & the prince of school [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang