empat puluh dua

5.7K 238 0
                                    

Setelah diberi pengarahan oleh bu Yaya. Vannesa, Febrian, dan Rino berdiskusi untuk mencari bahan materi fisika yang akan mereka pakai.

"Besok gw bakalan cari buku fisika di perpustakaan, kalo kalian punya buku fisika bekas. Kalian bawa aja, nanti kita cari bareng-bareng" ucap Reno menjelaskan pemikirannya.

"Gw ada buku fisika bekas, besok gw bawa" ucap Febrian.

"Gw juga ada dirumah gw, nanti gw bawa" ucap Vannesa.

"Bagus, besok jangan lupa pulang sekolah kumpul disini lagi" ucap Reno sambil tersenyum.

"Oh ya, karna gw anak baru disini, kita belum kenalan kan" ucap Reno sambil tertawa kecil.

"Gw Reno adiningrat, gw kelas 11 ipa 2" ucap Reno sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya didepan Vannesa.

"Gw Vannesa, gw dari kelas 11 ipa 1" ucap Vannesa sambil menyambut tangan Reno dan tersenyum.

"Gw Febrian, dari kelas yang sama kayak Vannesa, dan gw pacarnya" ucap Febrian sambil menatap tajam Reno.

Reno hanya tersenyum lalu berjalan kearh pintu lab.

"Gw duluan ya, sampe ketemu besok" ucap Reno lalu berjalan keluar.

Vannesa menatap tajam Febrian.

"Kenapa lo kenalin diri lo sendiri sebagai pacar gw?" ucap Vannesa tidak terima.

"Emang kenyataannya lo pacar gw" ucap Febrian dengan enteng dan berjalan keluar lab.

Vannesa menatap kesal kepergian Febrian, tapi ada yang aneh. Entah kenapa hatinya senang mendengar kata-kata Febrian, tidak seperti biasanya.

'Kok gw malah seneng ya?' batin Vannesa bingung.

Vannesa menggeleng-gelengkan kepalanya menghapus pikiran aneh yang ada diotaknya, lalu berlari menyusul Febrian.
                         ∆∆∆∆
"Anterin gw kerumah gw dulu" ucap Vannesa sambil menaiki motor Febrian.

"Ngapain?" tanya Febrian setelah membuka kaca helm nya.

"Ngambil buku fisika" ucap Vannesa.

Setelah itu Febrian menjalankan motornya menuju rumah Vannesa.

Selama perjalanan hanya ada kesunyian diantara mereka, mereka berdua sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
                          ∆∆∆
Setelah beberapa menit mereka sampai dirumah Vannesa.

Vannesa langsung turun dan membuka pintu gerbangnya, Febrian membuka helmnya lalu turun dari motor.

"Lo tunggu diteras aja, gw cuman sebentar" Ucap Vannesa lalu membuka pintu rumah lalu masuk kedalam rumahnya.

Febrian duduk dibangku luar, lalu menyandarkan punggungnya kesandaran bangku.

Dia membuka handphonenya dan membuka grub line OSIS yang sedang ramai membicarakan soal pemilihan sekertaris di OSIS karna sekertaris yang lama besok akan pindah.

Febrian tidak berniat mengetik apapun disana, dia hanya melihat setiap pesan yang dikirim dari semua anggotanya.

buk!!

Tiba-tiba Vannesa menaruh setumpukan buku di meja, sehingga perhatiannya beralih kepada Vannesa.

Dia menatap buku Vannesa tidak percaya, pasalnya Vannesa bukan tipe cewek yang rajin belajar, bahkan bisa dibilang tidak pernah belajar. Pekerjaan rumah yang seharusnya dikerjakan dirumah saja dia kerjakan di kelas apa lagi membaca buku pelajaran, Vannesa selalu lebih memilih membaca setumpukan buku novel yang tebal dari pada tumpukan buku pelajaran.

"Kenapa?" tanya Vannesa setelah melihat ekspresi muka Febrian.

"Lo yakin ini buku lo semua? Lo dapet dari mana?" tanya Febrian tidak percaya.

"Ini semua itu, sebagian milik gw. papa yang beliin, tapi gw gak pernah baca apalagi megang buku ini. Dan sebagiannya lagi itu milik mama gw, kebetulan dia hobi baca buku beginian" ucap Vannesa sambil menutup pintu rumahnya dan menguncinya.

Febrian mengangkat setumpukan buku itu lalu membawanya keluar gerbang.

Vannesa menutup gerbang lalu berjalan kearah Febrian yang masih membawa setumpukan buku itu.

"Gw rasa lo bukan anak mama lo deh" ucap Febrian sambil menyerahkan buku ditangannya kepada Vannesa.

"Enak aja, gw itu anak kandung mama gw tau!!" ucap Vannesa kesal.

"Kalo iya, pasti lo bakalan sama kayak mama lo, suka baca buku pelajaran" ucap Febrian sambil menaiki motornya.

"Apaan sih, hobi banget gangguin gw" ucap Vannesa marah.

Febrian melihat wajah Vannesa yang sedang marah, dia memakai helmnya lalu tertawa kecil.

Vannesa naik kemotor Febrian dengan perasaan kesal, dia paling tidak suka dibeda-bedakan dengan mamanya. Dia dan mamanya sama, sama-sama suka membaca. Hanya saja, hobi membaca pelajaran Vannesa sudah punah semenjak mamanya meninggal. Sekarang dia lebih suka membaca Novel untuk meringankan rasa sedihnya.

Bad girl & the prince of school [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang