Hari ini adalah hari terakhir latihan drama, dan hari ini semua pemeran mencoba baju yang akan mereka pakai besok.
Nina mencoba membujuk Vannesa memakai gaun berwarna putih bercampur biru yang merupakan gaun sang Juliet.
"Ayo dong Van" ucap Nina memohon.
"Gak" ucap Vannesa tetap menolak.
Kali ini Nina mengeluarkan jurus terakhirnya.
"Van, plissss" ucap Nina memohon dengan mengeluarkan puppy eyesnya.
'Sit' batin Vannesa kesal.
"Iya,iya. Jauhin muka lo, geli tau gak" ucap Vannesa yang terpaksa mencoba gaun yang diberikan Nina.
Nina tertawa lalu mengikutinya keruang ganti.
Setelah mengganti bajunya, Vannesa dipaksa untuk membuka kunciran rambutnya oleh Nina.
Nina memakaikan bando pasangan gaun tersebut lalu menarik Vannesa keluar ruangan.
"Gimana?" Tanya Nina sambil membawa Vannesa keluar.
Semua orang terpukau saat melihat penampilan Vannesa yang terlihat cantik.
Gaun berwarna putih dengan hiasan pita berwarna biru, dan bando yang serupa warnanya dengan gaunnya membuatnya terlihat cantik, apalagi dengan rambut panjang bergelombang miliknya yang berwarna hitam tebal.
Tak lama kemudian Febrian keluar dengan pakaian sang romeo, dan lagi-lagi semua orang terpukau melihatnya.
Dia terlihat sangat tampan dan gagah dengan memakai seragam ala pangeran berwarna hitam dengan hiasan emas. Pakaian itu sangat cocok dengannya.
Febrian melihat kesebelah Nina, dia terpaku saat melihat Vannesa dengan pakaian itu. Begitu pula sebaliknya, Vannesa terpaku melihat Febrian.
"Gila, gak salah kita milih mereka jadi romeo and juliet" ucap Yuli yang mengembalikan mereka berdua kepada dunia nya.
"Bener, mereka beneran cocok" ucap Rian setuju dengan perkataan Yuli.
"Tapi ada sedikit masalah" ucap Nina yang membuat semua orang menoleh kepadanya.
Dia menunjukkan gelang berbahan kain putih dengan motif biru yang seharusnya dipakai oleh sang Juliet.
"Gw cuman bisa masang disebelah kiri tangan Vannesa doang, soalnya tangan kanannya merah rada bengkak" ucap Nina yang membuat Febrian terkejut.
Dia terus berfikir, apa ini karna perbuatannya kemarin? Apa kemarin dia terlalu kencang menarik tangan Vannesa?
"I-" belum sempat Febrian melanjutkan kata-katanya Vannesa langsung memotong pembicaraannya.
"Kan gw bilang tadi gakpapa, orang gak sakit" ucap Vannesa sambil mengambil gelang yang dipegang Nina.
"Oke, gimana kalo sekarang kita balik latihan lagi?!" Ucap Reno mencairkan suasana dan membuat mereka semua menjadi semangat.
Febrian menatap Vannesa khawatir, Vannesa yang merasa ditatap menoleh namun sedetik kemudian dia membuang muka sambil menyembunyikan tangannya dibelakang tubuhnya.
¤¤¤¤¤
Hari ini untuk sementara Febrian hanya mengikuti sebagian latihan, karna dia harus mengecek persiapan yang lain.Lagi-lagi Vannesa berlatih sendiri dipojok aula, hari ini entah mengapa jadi badmood gara-gara ngeliat muka Febrian.
Disatu sisi Siska sedang merencanakan sesuatu yang dapat memuaskan dirinya.
Dia menghampiri Reno yang sedang membaca naskah sendirian.
"Kak" panggil Siska dan Reno menoleh.
"Kakak sendiri aja?"
"Iya, yang lain lagi sibuk latihan sama lawan main masing-masing"
"Terus kakak kenapa sendirian? Bukannya harusnya kakak latihan sama kak Vannesa ya?"
"Mm...bukannya dia latihan sama Febrian?"
"Tadi kak Febrian minta izin ngikut sebagian latihan aja, terus sekarang kak Vannesa sendirian. Liat aja tuh" ucap Siska sambil menunjuk kearah Vannesa.
Reno mengikuti arah tunjuk Siska, benar saja Vannesa sedang sendirian disana dengan raut wajah kesal.
Reno berjalan menghampiri Vannesa, Siska yang melihat itu tersenyum miring lalu pergi keluar aula.
"Hai Van" sapa Reno tapi yang disapa malah natap dia sinis.
"Apa" ucapnya dengan ketus.
"Jutek amat" ucap Reno lalu duduk disamping Vannesa.
Tidak ada jawaban, Vannesa terus saja mendesah kesal.
"Van, tau gak. Masa tadi gw gak sengaja nyandung guru" ucap Reno sambil tertawa kecil mengingat kejadian tadi.
Vannesa yang tertarik akan kejahilan akhirnya menoleh kearah Reno.
"Tapi gw gak ngaku, soalnya gurunya serem. Udah ubanan trus pake kacamata lagi, udah gitu galak banget" ucap Reno sambil berhidik ngeri.
Vannesa tertawa kecil mengingat ciri-ciri yang ditunjukkan Reno adalah guru fisika kelas XII yang pernah dia kerjai.
Reno tersenyum lalu melanjutkan cerita yang lain, Vannesa juga menceritakan siapa saja yang pernah dia jahili. Berakhirlah mereka jadi saling bercerita dan bercanda.
Tiba-tiba saja Febrian datang dengan amarah, tiba-tiba saja dia menarik tangan vannesa dan memaksanya untuk berdiri.
"Ngapain lo malah bercanda disini? Kenapa gak latihan?"
"Ha?" Gumam Vannesa bingung.
"Apaan sih, lepas gak" ucap Vannesa mencoba melepaskan genggaman Febrian karna dia menggenggam tangan Vannesa yang membengkak.
"Kalo lo gak niat ikut drama bilang!! Gak usah main-main disini!!" Ucap Febrian dengan nada tinggi.
"Feb, udah Feb" ucap Rian berusaha agar Febrian tidak menyakiti Vannesa.
"Tunggu Feb, gw yang ajak dia bercanda. Soalnya tadi dia keliatan badmood" ucap Reno mencoba menjelaskan.
"Lo juga, ngapain lo malah bercanda sama pacar orang?!" Ucap Febrian sambil menggenggam kerah baju Reno.
"Feb, lepasin dia sekarang" ucap Vannesa sambil memegang tangan Febrian.
Tapi Ferian tetap memegang kerah baju Reno, dia menatap benci Reno.
"Febrian!! Bisa dengerin gw gak sih!!" Bentak Vannesa sambil menarik paksa tangan Febrian.
"Dengerin apa?! Udah jelas-jelas lo dari tadi cuman main sama nih anak" ucap Febrian sambil menunjuk Reno.
Plak!
Tiba-tiba saja Vannesa menampar Febrian membuat semua orang terkejut.
"Biar lo sadar" ucapnya dengan penuh penekanan.
"Gw udah sabar ya, dari kemarin lo nyalahin gw. Tapi kali ini nggak, lo mulai nyalahin orang lain selain gw. Gw salah oke, tapi kalo sampe lo nyalahin orang lain lagi" ucap Vannesa lalu meju selangkah didepan Febrian.
"Lo berurusan sama gw" ucap Vannesa dengan penuh amarah.
Dia berbalik lalu berjalan kearah Nina yang mematung, dia menyerahkan ponselnya lalu membisikkan sesuatu setelah itu menatap Nina yang hampir nangis.
"Sorry ya, gw gak bisa ikut drama ini lagi" ucap Vannesa sambil menghapus air mata Nina.
"Mungkin orang lain bisa gantiin gw" ucap Vannesa sambil melihat kearah Siska.
"Oh dan, bilangin bu Siska guru bp. Gw pulang duluan. Kalo ditanyain kenapa bilang aja gak tau" ucap Vannesa lalu berbalik dan berjalan melewati Febrian menuju pintu aula.
Saat sebelum pintu aula, Vannesa berhenti lalu berbalik.
"Feb, lo bukan Febrian yang gw kenal" ucapnya lalu pergi meninggalkan aula.
Nina berjalan mendekati Febrian dengan tatapan kesal.
"Lo salah karna udah ngelakuin itu Feb, yang salah itu bukan Vannesa. Tapi dia" ucap Nina sambil menatap kesal Siska.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad girl & the prince of school [Completed]
Fiksi Remaja[Febrian pratama] "Dasar cewek tomboy jahil" [Vannesa Juliet adinata putri] "Dasar ketos tukang ngatur" ♡~☆~♡~☆~♡~☆~♡~☆~♡~☆ Vannesa Juliet adinata putri adalah satu-satunya siswi yang paling sering mengerjai guru dan paling sering masuk ruang bk,mes...