"Gue usahain yang terbaik. Buat kita! Walaupun harus ngebuat gue frustasi."
###
Atika Mutiara: Jujur gue gak tauk apapun.
Pesan singkat dari Atika mengalihkan pandangan Adrian dari papan tulis berisi rumus ke ponsel di kolong meja. Jawaban itu membuat Adrian kecewa. Pasalnya, dari ketiga cewek yang Adrian temui gak ada satupun yang tahu siapa penyebarnya. Mereka juga dengar dari cerita-cerita teman sekelas. Tanpa tahu siapa yang membuat cerita tersebut. Tanpa mencari tahunya juga.
Adrian Feronino: Tapi pas tahu lo gak lolos ke babak pemilihan, gimana reaksi lo?
Atika Mutiara: gue gak papa. Mungkin emang bukan emang rejeki gue di situ. Dan gue gak dendam sama siapapun yang lolos ke babak pemilihan.
Atika, coret! Rina, coret! Anggita, coret!
Dari ketiga cewek itu gak ada satupun kode yang mengarah pada pelaku. Kali ini, Adrian benar-benar kalut. Pelajaran pun tak ada yang masuk.
"Gak usah terlalu dipikirin! Audina gak bakal seneng kalo lo cuma fokus sama tantangan itu," bisik Gio.
###
"Gimana? Kalian dapet informasi apa kemarin?" Adrian bertanya. Memulai 'rapat' seperti sebelumnya.
"Kemarin gue udah ketemu sama ketiga target." Widy memulai. "Tapi gue gak begitu dapet informasi yang memuaskan. Tiga-tiganya bilang, mereka gak masuk ke pemilihan. Seinget gue itu."
"Bentar," Adrian menjeda. "Kemaren lo pegang siapa aja?"
"Gue pegang Fira, Fika, sama Dinda."
Adrian mengingat-ingat perkataan Anggita kemarin. "Kemarin, Anggita bilang. Selain Audina yang lolos ke tahap pemilihan, ada dua orang lagi. Kalo gak salah namanya Dinda sama Erika."
"Dinda yang gue pegang maksud lo?" tanya Widy tak percaya.
Adrian mengangguk. "Kayaknya di data itu cuma ada satu Dinda, deh."
"Tapi buat apa dia bohong kayak gitu?" tanya Boy tak percaya. Mereka terdiam memikirkan pertanyaan Boy. Jujur aja, mereka juga tak mengetahui jawaban atas pertanyaan Boy.
"Itu urusan gue nanti." hanya perkataan Adrian yang seperti itu yang terlontar. Setidaknya membuat keempat temannya sedikit tenang. "Terus yang lain gimana?"
"Kemarin, gue ketemu sama Angga," Gio memulai. "Dia bilang dia gak ngerti dan gak tau siapa yang buat berita kayak gitu. Dia juga bilang kalo dia cuma sampe tahap debat sama pasangan. Dia gak bilang siapa pasangannya."
"Terus gue ke Rio. Rio juga bilang hal yang sama dia gak tau dan gak ngerti apa-apa. Dia juga gak ada masalah apapun sama Audina. Mutiara juga bilang kayak gitu ke gue."
Semuanya menceritakan informasi apa yang mereka dapat. Tapi Adrian merasa yang mengganjal dari cerita Widy. Untuk apa Dinda menutupinya? Apa memang dia?
Ugh, memikirkan hal ini membuat kepala Adrian serasa pecah.
###
"Kira-kira siapa yang nyebarin berita itu?"
Dua orang laki-laki duduk berseberangan di ruangan yang tidak diketahui orang lain. Salah satu lelaki itu terdiam ketika mendengar pertanyaan dari partner in crime-nya.
"Gue gak tauk." cowok itu menghela napas bingung. "Kalo dari penuturan cerita yang gue terima, lebih mencondong ke Dinda, sih. Soalnya kalo dipikir-pikir, buat apa Dinda berbohong kayak gitu. Kalo bukan dia pelakunya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Chocolate
Teen Fiction"Pertemuan kita memang diawali dengan keributan. Tapi aku meyakini rencana Tuhan yang indah pada akhirnya untuk kita." - Adrian Feronino. "Awalnya gue emang gak percaya yang namanya kebetulan jadi takdir terjadi di dunia nyata. Tapi dia yang membuk...