"Seminggu bersama lo. Mungkin bisa menutupi rasa rinduku nanti."
###
Hari yang ditunggu seluruh siswa-siswi, akhirnya tiba. Setiap tahun Pratama School memang mengadakan fieldtrip. Dan, tahun ini Banten adalah tujuan fieldtrip. Katanya, banyak situs budaya di Banten. Salah satunya Taman Nasional Ujung Kulon.
Esok adalah hari keberangkatan mereka. Murid-murid bersorak senang ketika mengetahui tujuan fieldtrip tahun ini.
"Din!" Thalia menghampiri posisi Audina juga Gabriella di pinggir balkon. Mengobrol ngalor-ngidul ala anak SMP.
"Gue nginep di rumah lu, yaa." pinta Thalia ketika dia berada di tengah Audina juga Gabriella. "Lo 'kan tahu sendiri, gue gak pernah bisa bangun pagi kalo long-weekend."
"Mana Ibu sama Bapak gue lagi gak di rumah. Makin susah gue bangun paginya." curhat Thalia. Tanpa Audina diberi tahu pun, Audina sudah mengetahui sifat buruk Thalia yang satu ini.
Gabriella yang mendengar ikut menimbrung, "Iyaa, Din. Gue juga yaaaa."
Audina menimbang permintaan kedua sahabatnya. "Yaaa, boleh aja sih. Nanti sore gue tunggu di rumah ya. Harus udah bawa peralatannya masing-masing."
"Siap bu bos!" Thalia dan Gabriella serempak memberi hormat kepada Audina.
Fyi, udah beberapa hari ini Dhea gak masuk sekolah. Dhea sakit. Tipes, lebih tepatnya. Jadi kemungkinan Dhea gak ikut acara fieldtrip tahun ini.
Adrian yang memperhatikan ketiga sahabat itu mengobrol, Adrian jadi ingin menginap di rumah Audina juga. Eh.
"Muka lo gak usah mupeng gitu!" Widy mengusap kasar wajah Adrian.
"Gue gak mupeng," elak Adrian. "Gue cuma mau." tawa menggelegar seantero ruangan."Sama aja bloon!"
###
Pagi datang lebih cepat. Audina bahkan sudah terbangun sebelum ayam berkokok. Audina merasa sangat semangat hari ini. Entah karena apa. Mungkin karena seminggu ini dia akan menghirup udara segar. Bebas dari pelajaran.
"Bangun, woy, bangun!!!" Audina menggoyang-goyangkan badan kedua sahabatnya.
Membuka tirai jendela. Sebenarnya hal ini tidak berpengaruh. Karena keadaan langit saat ini masih gelap. Bahkan Bulan belum kembali ke tempatnya.
Selagi sibuk membangunkan dua macan di kamar, ponsel yang tergeletak tak berdaya di atas nakas bergetar. Bukan, bukan karena alarm. Tapi karena pesan masuk pagi buta seperti ini.
Adrian Feronino: Audina Putri
Hanya pesan panggilan dari Adrian. Untuk apa Adrian mengiriminya pesan pagi-pagi seperti ini? Kurang kerjaan aja!
Audina kembali membangunkan kedua sahabatnya setelah membalas pesan yang agak misterius dari Adrian.
Audina Putri: Ada apa? Ganggu deh.
Audina mempunyai cara tersendiri untuk membangunkan kedua kerbau betina itu. Kalian siapin aja tissue untuk menyumpal telinga.
"BANGUUN!!" teriak Audina. "DALAM LIMA MENIT KALIAN GAK BANGUN. GUE TINGGAL!"
Thalia bangun dengan segera. Seakan dia sudah terbangun sejak tadi. Namun, mata yang enggan melepaskan lem. Thalia merenggangkan otot-otot tubuh. Dengan segera melangkahkan kaki ke walk in closet milik Audina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Chocolate
Ficțiune adolescenți"Pertemuan kita memang diawali dengan keributan. Tapi aku meyakini rencana Tuhan yang indah pada akhirnya untuk kita." - Adrian Feronino. "Awalnya gue emang gak percaya yang namanya kebetulan jadi takdir terjadi di dunia nyata. Tapi dia yang membuk...