28. Tragedi

52 10 2
                                    

Budayakan vote sebelum membaca👌

###

"Tuhan, Kenapa Engkau rubah keadaan secepat ini? Bahkan Aku lupa caranya bernapas."

###

Segelas Hot Chocolate kini berpindah ke tangan gadis mungil itu. Padahal, sepuluh menit yang lalu gelas yang lain baru saja habis. Rasanya kalau sudah bertemu dengan minuman kesukaannya itu, Audina akan lupa segala hal. Termasuk bergelas-gelas meminumnya.

Bahkan kalau Dia punya rejeki lebih, Dia ingin membeli pabrik Hot Chocolate untuk dinikmatinya sendiri. Tidak akan membaginya pada siapapun. Termasuk Renata, sepupunya.

Gadis itu duduk di sebuah kedai dekat villa keluarga. Menikmati Hot Chocolate untuk gelas yang ke-- entah keberapa, sudah tak terhitung gelas kotor di depannya.

"Kak Odiin!" Allysa datang dengan sebatang lollipop berbagai warna di tangan kanan.

Anak kecil berusia empat tahunan itu datang dengan segala keceriaan. Rambut yang kekuningan itu dikuncir pohon kelapa. Menyisakan anak-anakan rambut bagian bawah.

"Ada apa Allysa?" Audina mengelus puncak kepala Allysa. Lalu senyum manis diterbitkan di bibir mungil Audina. Allysa juga membalas senyuman itu dengan mulut yang penuh dengan lollipop.

"Ayo, main! Udah ditungguin sama Abang," ucap gadis kecil itu. Lucu, pisan! Allysa menarik-narik tangan Audina. Namun yang dilakukan Audina hanya bergeming di tempatnya.

"Sebentar," balas Audina. Lalu Audina menenggak habis tak bersisa Hot Chocolate-nya. "Yuk!" ajak Audina setelah menaruh gelas kembali di tempatnya.

Audina melangkahkan kaki keluar kedai. Dengan tangan kanan menggandeng tangan kiri Allysa yang kecil. Gadis kecil itu terus mengemut lollipop yang diberikan Abang.

Ketika kaki menginjak tanah di luar kedai, udara terasa segar. Bahkan cenderung dingin. Angin sepoi-sepoi berhembus kencang. Sinar matahari hanya menyinari sedikit, masuk melewati celah-celah pepohonan. Sinar itu hanya menerangi keadaan yang mulai menggelap, tidak memberi kesan hangat sedikitpun.

Audina menyenandungkan lagu artis tanah air yang sedang naik daun. Bukannya tidak hafal lirik, namun Audina lebih suka dengan nada lagunya saja.

"Abang di mana, Lys?" kepala Audina memutar ke kanan dan kiri. Mencari sosok lelaki yang lebih tinggi  darinya.

"Itu." Allysa melihat sosok Abang tengah duduk di antara kerumunan bunga-bunga yang cantik. Penuh dengan beragam warna.

Tangan lelaki itu dengan cekatan merangkai rerumputan rambat berwarna hijau menjadi flower crown dengan bunga-bunga kecil hampir di setiap sudut.

Mereka berdua mendekati Abang yang masih serius dengan benda di kedua tangan. Abang juga tak kunjung menyadari kehadiran dua adik perempuannya.

Audina dan Allysa bermain-main dengan bunga yang cantik itu. Mencabutnya, dan memasangkannya di telinga masing-masing. Bunga mawar putih kecil, menghiasi telinga kiri Allysa. Sedangkan warna ungu tepasang lucu di telinga kanan Audina.

Audina membisikkan sesuatu ke telinga Allysa. Tak lama keduanya tertawa senang. Audina mencabut bunga berwarna merah muda dan memberikannya satu kepada Allysa. Audina mengangguk dan diikuti Allysa yang juga mengangguk. Mereka mendekati Abang, kemudian memasangkan bunga tersebut di balik telinga. Kanan juga kiri.

Abang berbalik dan mencium pipi kedua adiknya. Juga memeluk mereka erat.

"Aduuh, adik-adik, Abang ini!" Abang mencubit kedua pipi itu, "Cantik-cantik banget, sih!"

Abang juga Audina mulai tenggelam di lautan bunga. Abang yang masih saja fokus dengan tanaman rambat di tangan, juga Audina yang mulai memilah bunga untuk ditaruhnya dalam vas.

Tanpa sepengetahuan ketiganya, seekor kupu-kupu mendekat. Warna kupu-kupu itu sangat cantik. Perpaduan antara warna biru, hijau, juga merah. Sangat cantik.

Kupu-kupu tersebut hinggap di hidung Allysa sebentar dan hal tersebut mengundang perhatian Allysa. Tapi tidak dengan Audina. Dia tengah fokus terhadap ponsel di tangan kanan yang terus berbunyi tanpa henti.

Seorang anak kecil laki-laki, berhidung mancung, berparas tampan, mengampiri Audina. Kalau Audina taksir, anak laki-laki berparas tampan itu perpaduan antara Arab juga Indonesia. Audina mendongak ketika anak kecil itu berseru 'Heii!!' dengan berkacak pinggang, begitupun dengan Abang. Audina bertanya ada apa anak itu menghampirinya. Tak berselang lama, anak tampan itu menunjuk seorang balita yang masih memakai pempers. Berjalan mengikuti seekor kupu-kupu.

Audina hampir saja kehilangan jejak Allysa. Kalau saja dia tidak diberi tahu kalau Allysa menjauh darinya. Balita yang tengah berjalan mengikuti seekor kupu-kupu terbang. Kupu-kupu yang mendekati sungai. Begitu juga dengan Allysa yang penasaran.

Setelah pemberitahuan dari bocah laki-laki itu, Audina menyusul Allysa. Namun, naas. Belum banyak mengikis jarak dengan Allysa, sekitar puluhan meter di depannya, Audina melihat Allysa jatuh ke sungai. Sungai yang terlihat tanpa ujung itu. Tersenggol seseorang yang tengah berlari.

***

"Bagus!" Dia tersenyum miring melihat kejadian di depannya. Setidaknya, sekarang Dia memiliki cukup bukti untuk menunjukkan kepada orang stress yang jauh di sana.

Orang itu tidak akan tahu kalau Dia akan menjaga anak kecil itu. Orang itu hanya tahu, kalau rencana yang mereka buat telah berhasil terlaksana. Cukup itu. Tidak lebih dan tidak kurang.

"Din, gue janji gue yang akan jagain Allysa buat lo. Lo tenang aja, gue pastiin Allysa baik-baik aja selama bersama mereka. Dan gue pastiin juga kalau Allysa gak kekurangan apapun. Termasuk kasih sayang orang tua. Ya, meskipun bukan orang tua kandungnya. Gue sendiri nanti yang ngasih tahu lo di mana keberadaan Allysa, kalo urusan gue sama Orang Gila itu selesai."

Lihat betapa berusahanya gadis itu.

"Pak Bambang!!" perempuan bersepatu boots itu memanggil salah satu ajudannya. Dan, hanya Bapak berusia empat puluh tahunan yang memgetahui alasan perempuan itu menuruti kemauan Orang yang disebutnya Gila. "Sekarang ikut aku, yuk!"

"Ke mana, Na?" hanya Bambang yang memanggil Na tanpa embel-embel Non di depannya.

"Ke villa." Kalau kalian mau tahu, villa keluarga Na juga Audina berdekatan. "Aku mau liburan di sana sekalian mau ngelakuin sesuatu."

Bambang mengerti apa kerjaan yang akan dilakukan Na. Sebenarnya Bambang sedih karena Na melakukan apa saja yang diperintahkan Ka. Menurutnya, Ka seperti orang yang tidak terpelajar. Melakukan hal yang salah untuk kesenangannya sendiri.

***

"Allysaaaa!!"

Selang beberapa langkah lagi Audina mencapai tempat Allysa berdiri. Namun sialnya, ada batu yang menghalangi dan membuat Audina terjatuh.

Audina terlambat. Ketika akan mengejar Allysa yang sudah berdiri di pinggir jurang, Allysa terjatuh. Tersenggol dengan bocah laki-laki yang tubuhnya jauh lebih besar daripada Allysa.

###

Maap telat... Maap lama... Maap gantung

Sebenernya sih, gak segini tulisannya. Tapi gak tahu kenapa, tulisan itu gak ke simpen dan yang ke simpen cuma 900 words.

So, happy reading, guys..

Salam,

April

==========

March 1st 2018

Hot Chocolate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang