36. Clue Pertama

50 9 2
                                    

Pengumuman pengumuman

Oyy oyy

Berhubung ini cerita udah lama gak dilanjutin, kalian mau bantuin aku kan? Harus maulah! Gak pake engga, edisi maksa.

Jadi gini, jujur aja April lupa nama tokoh sama jabatannya sebagai apa juga di chapter berapa dia mulai ada.

Jadi tugas kalian ingetin April kalo April ada salah nama. Soalnya di chapter yang ini kemungkinan besar pake nama baru, atau nama lama tapi beda jabatan. Gitu dah.

Nanti April juga liat-liat chapter sebelumnya kok.

Terima kasih dan mohon bantuannya 🙏

###

Lo tau, yang namanya maling gak akan ada yang mau ngaku. Kalo dia ngaku, penjara udah penuh kali!

***

Jalan mengendap seakan sudah menjadi makanan sehari-hari Adrian.

Dengan lihainya, Adrian melompat dari pilar satu ke pilar lain. Kalo di film mah ibaratnya Spiderman.

Menghindar dari guru yang ada di setiap kelas.

"Kita mau ke mana sih, Yan?"

Di belakang, Wira mengikuti. Dengan tubuhnya yang besar, Wira sulit mengikuti gerak gerik Adrian.

Gio yang kesal, langsung menggeplak keras lengan Wira. Sudah tahu sedang main kucing-kucingan, tapi itu suara tidak bisa dikecilkan.

Suka kesel sama orang kayak gitu.

"Lagi lu juga tumben banget ngajak kita cabut!"

Celotehan Wira saat ini sangat mengganggu pendengaran Adrian. Bukankah setiap saat memang sangat mengganggu? Jangan lupakan itu.

Kalimat pepatah "diam adalah emas" berlaku saat ini. Detik ini. Di waktu genting macam ini.

Lebih baik diam daripada membalas perkataan tak penting Wira dan akhirnya mereka semua ketahuan membolos pelajaran.

"Noh, liat!"

***

Putri: Gimana?

Putri mengirimkan sebuah pesan singkat kepada seseorang di ujung sana.

Melirik kanan kiri seolah takut ada orang lain yang mencurigainya. Dan berpikiran macam-macam.

Gimana orang lain gak berpikiran yang aneh, kalau posisi kita seperti ini. Memainkan ponsel di saat guru yang terkenal killer-nya mengajar di kelas.

Cari mati namanya!

1 menit

2 menit

5 menit

Pesan yang dikirimkan tak kunjung mendapat balasan. Jangankan dibalas, dibaca pun belum.

Getaran ponsel mengagetkan Putri dari lamunan.

Tubuhnya memang di dalam kelas, mendengarkan setiap ucapan guru-yang entah masuk ke dalam otak atau tidak-tapi pikirannya bergerilya entah ke mana.

"Bangsul lama banget."

Gw tunggu di resto perempatan lembah.

Balasan yang diterima berhasil membuat bibir mungil kemerahan Putri merekah.

Hot Chocolate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang