Budayakan vote sebelum membaca👌
###
Kenapa lo menghindari gue? Kenapa Dina? Lo cerita dong, sama gue. Seengganya, lo ngomong apa yang harus gue perbuat.
***
"Kalo cuma mau diem-dieman dan buang waktu gak jelas gini, gak usah ke gue."
Balasan dingin yang dilontarkan Audina beberapa minggu lalu masih terngiang di kepala Thalia.
Segitu beratnya untuk menjelaskan?
Thalia bergeming di atas tempat tidur. Entah apa yang terjadi tiga minggu lalu pada Audina sampai Dia berubah seperti itu. Seperti Power Ranger.
"Din, sebenernya lo kenapa, sih?"
Thalia mengusap wajah gusar. Duduknya pun tak tenang.
Sekarang, apa yang harus dilakukannya?
Thalia Anggia: Yan, gue butuh bantuan lo.
Meruntuhkan ego yang dipunya, Thalia mengirim pesan kepada Adrian. Dia sudah kehabisan cara untuk mengetahui apa yang terjadi di sana.
Selama dua minggu kemarin Thalia merasa kosong didiamkan oleh Audina.
Biasanya ada Audina di sampingnya ketika dia terjatuh. Sekarang Audina yang berada di bawah, Thalia tidak ada di sisinya. Thalia merasa menjadi sahabat yang buruk bagi Audina.
Thalia memiliki firasat sesuatu terjadi ketika Audina berlibur di villa. Dan 'sesuatu' itu terjadi setelah Thalia mengirim pesan yang terakhir dan tak pernah dibalas lagi oleh Audina.
Gimana liburan di sana? Semua baikkan? Allysa sehat?
Dan setelah itu tidak ada balasan. Audina menghilang secara misterius. Bertemu di sekolah, Audina berpindah tempat dan menjauh darinya. Bahkan berbicara dengannya saja, sudah seperti orang tak kenal.
Adrian Feronino: Gue lagi di cafe biasa.
Adrian Feronino: Kalo lo mau ngomong, ke sini aja.
Mendapat balasan dari Adrian, Thalia segera bergegas menuju café yang dimaksud.
###
Ponsel tipis terus digulir. Hanya foto-foto dirinya juga Allysa beberapa hari yang lalu. Atau foto selfie Allysa.
Bahkan bocah berumur empat tahun itu, sudah mengerti mengoperasikan kamera ponsel. Audina merasa kalah. Karena kebanyakan di galeri ponselnya hanya penuh dengan wajah lucu Allysa.
"Lys, kamu kok pergi cepet banget sih?" Audina terus mengganti satu layar ke layar yang lain. "Kamu tahu gak, Lys, semenjak kamu pergi, Mama sama Papa kerja terus. Aku bahkan jarang ketemu mereka."
"Audina! Ayo, makan dulu," Abang terus memanggil Audina yang tak kunjung menjawab.
Sudah tiga hari ini Audina mengurung dirinya di dalam kamar. Sampai-sampai hari Jumat kemarin, Audina alfa masuk sekolah.
Bukan hanya karena pelajarannya yang tidak disukai, melainkan karena fokusnya selama beberapa hari terakhir hanya kepada Allysa.
Where are you now, Lys?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Chocolate
Teen Fiction"Pertemuan kita memang diawali dengan keributan. Tapi aku meyakini rencana Tuhan yang indah pada akhirnya untuk kita." - Adrian Feronino. "Awalnya gue emang gak percaya yang namanya kebetulan jadi takdir terjadi di dunia nyata. Tapi dia yang membuk...