TLL 26
The Light Of Life"Bawa mereka".
Teriakan para orang tua dan gadis kecil seakan saling bersautan saat para bandit yang jumlahnya puluhan itu menarik dan mengambil paksa para gadis dari keluarga yang tak mampu memberi mereka uang.
Gadis kecil putri dari pemilik toko tampak meringis saat melihat semua temanya dikurung dan sudah pasti akan dijual. Kepalanya tertunduk menahan isak tangis yang seolah akan pecah. "Apa yang kaulakukan? cepat masuk" ayah gadis itu tampak marah melihat putrinya yang berdiri di ambang pintu dan langsung mendorong gadis kecil kesayayanganya itu masuk.
Yah, memang tidak semua orang seberuntung dirinya yang masih mampu membayar harga untuk putrinya sendiri. Memang aneh, tapi sudah menjadi takdir orang lemah yang tunduk pada orang yang lebih kuat. Hukum rimba selalu berkuasa.
Seorang pria berkuda tampak menghampiri dan membuat pemimpin dari bandit itu memasukan kereta kurungan yang berisi para gadis kecil itu ke dalam gudang lalu mengancam para warga yang ada di sana untuk tutup mulut dan bersikap seolah tidak terjadi apapun, atau anak mereka akan mati di dalam gudang sana.
Tidak lama kemudian banyak kuda dengan pemilik yang tampak mengenakan pakian kerajaan berdatangan, para prajurit tampak langsung melihat dermaga dan memberikan beberapa pertanyaan pada banyak orang.
Pria dengan kuda sekelam malam dan jubah berwarna ruby itu tamak masih nyaman duduk dikudanya sambil menunggu laporan yang dengan sendirinya berdatangan padanya. Namun tampaknya pria dengan banyak pasukanya itu tidak mendapatkan apapun yang diharapkanya hingga ia tampak hendak bergegas pergi.
"Raja mesum" Panggilan kecil yang terdengar samar itu membuat Arshya menoleh dan mencari asal suara. Gadis kecil yang ditahan ayahnya dengan erat tampak berhasil meloloskan diri dan menghampiri Arshya yang tampak terdiam menatapnya.
"Anda Raja mesum yang dimaksud kakak itu bukan?". Arshya tampak berharap, orang yang dimaksud gadis kecil itu adalah Shava. "Kakak dengan luka dilehernya". Arshyah langsung turun dari kudanya dan menatap kain yang dipegang gadis kecil itu.
"Dia baik-baik saja" Arshya menghampiri gadis itu dan mengambil kain ditangganya yang ternyata adalah cadar milik Shava.
Gadis kecil itu sedikit menelan ludah karena gugup"Shava Zayba, bukankah dia yang anda cari? sayang sekali, mereka sudah cukup lama kembali berlayar" tiba-tiba seorang prajurit datang menghampiri.
"Tuan, kapal kerajaan terlihat tidak jauh dari pelabuhan. Jika kita mengejarnya sekarang pasti akan berhasil ditangkap" Arshya tampak mengagguk dan berbalik hendak pergi sebelum suara kecil gadis itu kembali menghentikan langkahnya.
"Tolong kami" Arshya kembali menatap gadis kecil itu. "Kakak itu mengatakan bahwa dia berhutang budi padaku dan akan ada orang lain yang membayar hutangnya. Meskipun ia seorang Raja mesum yang cabul, dia tetaplah pria yang bisa diandalkan". Arshya tersenyum singkat 'itu pasti benar-benar dirinya, Shava yang dikenalnya'.
"Kalau begitu katakan?" gadis kecil itu tersenyum cerah. "Disini, setiap tahunnya para orang tua yang memiliki putri akan ketakutan. Karena setiap tahunnya mereka harus membayar sekotak uang untuk putri mereka sendiri. Hari ini, aku akan kehilangan teman-temanku, para orang tua akan kehilangan putri mereka dan para gadis kecil akan kehilangan kehormatan mereka". Seketika suasana yang terlihat tenang dan sunyi mulai ramai akan suara tangisan para wanita tua yang tampaknya ibu dari para gadis kecil, tangisan mereka pecah sehingga Arshya langsung memahami situasi saat ini.
Raja Arshya melirik memberi kode pada prajuritnya yang langsung menuju gudang tempat dimana semua mata terarah ke sana. Arshya sedikit tersenyum dan seketika prajrit andalan sang Raja Persia berhasil menangkap semua bandit yang kemudian mereka seret kehadapan tuan mereka.
"Tanah ini masih masuk kedalam daerah kekuasaanku, beraninya orang-orang seperti kalian merendahkan kekuasaanku". Arshya menarik pedangnya, memenggal kepala pemimpin bandit itu hingga terpisah dari tubuhnya.
"Jaeer, habisi mereka semua. Ah sisakan satu dan hancurkan sarang mereka, semua yang bekerja sama dengan mereka bahkan jika itu rumah bordir besar sekalipun dan ingat, aku tidak mau mendengar kegagalan". Jaeer mengagguk dan tersenyum kecil "Tampaknya anda berhasil melepaskan semua rasa kesal anda tuan". Arshyah hanya tersenyum menanggapi ucapan Jaeer.
Arshya menghampiri gadis itu kembali, berjongkok menyamai tinggi mereka "hutangnya sudah lunas bukan?". Gadis itu mengagguk tersenyum "Seperti katanya anda sangat bisa diandalkan". Arshya hanya terdiam sambil menatap cadar dilenganya.
"Tapi, siapa sebenarnya dia?" Arshya kembali tersenyum dan bangkit lalu berbicara cukup keras. "Dia calon Ratu Persia yang diculik oleh sepasang penjahat" seketika para Warga langsung terdengar riuh mendengar uacpan pemimpin mereka.
"Putri Carla, bukankah yang dimaksud Putri Carla" bisikan orang sekitar yang jelas hanya mengetahui Putri Carla yang akan menjadi Ratu mereka.
"Tidak" gadis kecil itu berteriak cukup keras, "yang Raja maksud adalah kakak Shava, Shava Zayba. Kakak yang kecantikan dan hatinya sama indahnya. Bukan Putri Carla" gadis kecil itu jelas menggunakan nada kesal saat berbicara.
Raja Arshya tersenyum "gadis pintar" ia pun kembali menaiki kudanya untuk menuju dermaga untuk mengejar kapal Shava.
* * *
Dikapal yang ditumpangi Carla, tampak awak kapalnya sedikit hebo saat melihat kapal yang mendekat di kejauhan. Kapal itu jelas mengejar kapal mereka seolah ingin menenggelamkan kapal mereka.
"Siapkan meriam, minyak dan api". Kapten kapal yang tak lain kekasih Putri Carla itu tampak mulai memberi arahan membuat seisi kapal mulai sibuk karenannya.
Kapal yang mengejar mereka tampak terlihat semakin mendekat, Membuat ketegangan semakin terasa sampai suara teriakan mulai terdengar. "Kami menjual anggur dan daging segar, belilah untuk persediaan" Pria tua yang melambaikan tanganya ke arah kapal tampak tersenyum ramah membuat seisi kapal menghela nafas lega.
Benar-benar situasi yang menjengkelkan.
* * *
"Bukan kapal kerajaan" suara gadis kecil tadi membuat Arshya yang sudah menaiki kudanya terlihat heran. "Itu benar, mereka menukar kapal mewah yang mereka tumpangi dengan kapal salah satu pedagang di pelabuhan". Ayah gadis kecil itu maju dan menarik putrinya dalam dekapan.
Gadis kecil itu tampak mengagguk "Kapal paman Bonshi berwarna kuning dengan seekor naga diatasnya dan kepala kucing di depanya". Arshya mengagguk mendengar ucapan kedua orang itu.
Berbisik pelan "Kena kalian".
HegaEca
KAMU SEDANG MEMBACA
The Light Of Life [TAMAT]
Historical Fiction(SUDAH TERBIT) "Sebagai budak, kau harus lakukan apapun perintahku jadi cepat lepas pakaianmu itu, tentunya kau tidak tuli bukan?" mata gadis itu menyipit mendengar perkataan pria dihadapanya. "Kau miliku" dua kata sederhana namun bermakna banyak ba...