TLL 19
The Light Of Life
Pelabuhan dimana biasa menjadi tempat hilir mudik orang datang dan pergi itu tampak ramai seperti biasanya. Pria berpakaian serba hitam itu berjalan sambil membuka tudung kepala demi menatap sinar mentari pagi ditanah yang baru dipijakinya.
Menghampiri seorang wanita, pria itu tampak bertanya dengan bahasa Persia yang masih terdengar aneh. "ibu kota, aku bertanya di mana itu" wanita muda yang ditanyai itu tampak sedikit tertawa sambil memperhatikan wajah pria asing yang terbilang tampan itu dengan lekat.
Wanita itu menunjuk segerombolan pedagang dan berkata "mereka akan berdagang di ibu kota, tuan bisa ikut bersama mereka" pria itu tersenyum dan mengagguk lalu langsung pergi mengikuti para pedagang yang mulai beranjak.
"Aku sudah tiba" senyuman tipis terukir diwajah pria itu membuat beberapa gadis yang menatapnya terdiam tak berkutik.
* * *
"Yahhh berikan padaku?" Shava terus berusaha meraih lengan Asghar yang terangkat menjauhkan Shava dari hadia yang seharusnya didapatkanya. "Kau bilang akan memberikan itu padaku, pembohong" Asghar tampak berhenti tertawa dan menatap tatapan tajam Shava yang tertuju untuknya.
Pangeran Asghar sedikit menunduk mensejajarkan tingginya dengan Shava, "kau terus salah saat menjawab pertanyaanku, jadi aku tidak mau memberikanya semudah itu" Shava tampak mulai mengerucutkan bibirnya kesal.
Gadis itu mundur beberapa langkah lalu membuang muka "terserah aku sejak awal memang tidak tertarik pada ilmu pengobatan" Pangeran Asghar sedikit terkekeh "kau mengatakan hal yang sama saat aku mengajarimu Politik, sastra dan astronomi".
Shava membalik badanya kembali menatap Asghar yang masih tampak terus menertawakanya. "diam, saat kau tertawa kau seperti kuda" mendengar ocehan Shava Asghar semakin terkekeh dibuatnya dan melihat itu Shava ikut tertawa lepas bersama Asghar.
Dari kejauhan Raja Arshya semakin mengepal kuat tanganya menahan amarah "dia tertawa? Jaaer dia tertawa? kenapa juga dia terus membuka cadarnya" Jaaer hanya mengagguki pertanyaan yang terdengar bodoh itu. Arshya memejamkan matanya kesal, "malam ini, bawa dia ke kamarku malam ini, aku benar-benar tidak tahan lagi melihatnnya" Entah mengapa pikiran itu tiba-tiba melintas di otaknya.
Jaaer menatap Rajanya "maaf tuan, mungkin anda sudah lupa dengan perjanjian tuan dan Putri Carla. Meski ingin tuan tidak lagi bisa menyentuhnya" Arshya menatap Jaaer kesal, "Putri itu bahkan tampak sama sekali tidak menjauhkannya dari pria berengsek itu" Jaaer terdengar berdehem karena merasa lucu mendengar tuanya mengatai pria lain berengsek tanpa bercermin.
"Saya sudah melarangnya, tapi printah anda saja dilanggarnya apalahi perintah saya" Putri Carla tampak mendekar dengan Sael disampingnya. Putri Carla tampak tersenyum melihat kedekatan Pangeran Asghar dan reaksi Raja Arshya, 'semuanya seperti yang sudah diperhitungkan'.
"Saat saya memintanya untuk menjauhi Pangeran Asghar dia malah nengatakan Pangeran Asghar terlalu tampan untuk dijauhi" Putri Carla sedikit tersenyum membayangkan cara Shava mengatakanya dulu padanya.
"Berhenti bicara, jauhkan dia atau pernikahan kita tetap akan dipercepat. Kau tau bukan aku membutuhkan pernikahan ini jadi aku sama sekali tidak merugi jika harus tetap menikahimu dan ah sepertinya aku tidak menjamin masih bisa menahan diri darinya" Raja Arshya berbalik dan beranjak pergi sebelum ucapan putri Carla menghentikan langkahnya.
"Tepati janji anda jangan pernah menyentuhnya, lagipula jika bukan karena saya gadis yang anda cintai sudah dibawa pergi dari tempat ini" Arshya menoleh dan tersenyum kecut "kau semakin menunjukan jati dirimu dan topeng gadis polos yang lugu memang tidak cocok denganmu" Raja Arshya menatap tajam Putri Carla.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Light Of Life [TAMAT]
Fiksi Sejarah(SUDAH TERBIT) "Sebagai budak, kau harus lakukan apapun perintahku jadi cepat lepas pakaianmu itu, tentunya kau tidak tuli bukan?" mata gadis itu menyipit mendengar perkataan pria dihadapanya. "Kau miliku" dua kata sederhana namun bermakna banyak ba...