TLL 16
The Light Of Life
Mentari sudah berada di puncak namun raja Arshya masih juga terjebak dalam pertemuan penting yang tengah membahas aksi sebuah kelompok yang mulai meresahkan rakyat.
Perampokan, pembunuhan, pemerkosaan dilakukan oleh kelompok itu. Tidak sedikit gadis yang meregang nyawa karena digauli secara bergilir.
Keresahan rakyat semakin bertambah saat perbatasan di wilayah barat berhasil ditaklukan Mesir. Suatu keharusan bagi raja Arshya memukul mundur pasukan dan membuat mereka pergi dari daerah kekuasaanya.
Pertemuan ini membahas hal yang begitu penting namun entah mengapa pikiran pria itu berada di tempat lain. Ia ingin semua yang tengah dibahas disana segera usai.
"Baiklah kirim pasukan yang telah kita siapkan ke perbatasan, untuk kelompok itu kita akan pancing mereka agar mereka semua keluar dan berhenti bersembunyi" raja Arshya bangkit membuat semua orang yang ada di sana ikut bangkit dan memberi hormat saat raja mereka pergi melewati mereka.
Kaki sang raja entah mengapa bisa sampai di depan pintu kamar yang dihuni sementara oleh Shava. Pintu terbuka, menampakkan kegelapan didalamnya. Namun, mengapa gadis yang seharusnya terbaring di tempat tidur malah tidak terlihat di setiap sudut kamar itu?.
Arshya berbalik, menghampiri Jaeer yang tengah menunggunya di depan kastil tabib. "Dimana pria itu?" Jaeer tampak heran namun tetap menjawab pertanyaan tuanya.
"Beliau ditempat berlatih tuanku" Arshya langsung melangkahkan kakinya menuju istana bagian timur dimana ada tempat berlatih bagi para prajurit istana. Matanya sedikit membulat saat melihat hal aneh di sana.
Shava, gadis yang seharusnya takut dan terlihat seperti orang gila jika bertemu sinar mentari itu kini malah terlihat tengah menyisir rambut seekor kuda dibawah sinar mentari.
Kakinya terus berjinjit berusaha terus menyisir kuda besar bersurai hitam itu. "Wohh Zeus mau disentuh olehmu? Padahal disentuh olehku saja dia enggan." Pria itu mendekat mengangkat tubuh Shava membantu gadis itu lebih mudah menyisir surai kelam milik kuda kesayangan sang Raja.
"Asghar Raqsna, jauhkan tanganmu itu" pria yang merasa terpanggil menoleh tanpa menurunkan tangannya yang masih mengangkat tubuh Shava dengan mudah.
"Oh yang mulia Raja Arshya Raqsna Koresh, ada apa memanggil nama saya sampai lengkap seperti itu?" Tersenyum tanpa beban, pria yang di panggil Asghar yang juga merupakan kakak lain ibu dari Arshya itu tampak tidak merasa kesalahan akan tindakannya.
Arshya mendekat dan langsung menarik tubuh Shava tanpa adanya perlawanan dari gadis itu. "Aku rasa dia harusnya berada di kegelapan" Shava menoleh menatap Arshya lalu sedikit tersenyum kecut membuat Arshya tidak terima diberikan ekspresi macam itu.
Cengkraman ditangan Shava menguat hingga gadis itu ditarik paksa memasuki istana utama, perlawanan akan sia-sia saat ini karenanya Shava hanya diam menuruti langkah kaki sang raja.
Tubuh Shava didorong masuk kedalam kediaman raja dan pemilik kediaman itu langsung mengunci rapat pintu kediamannya tersebut.
Tubuh Shava yang memang belum pulih total tidak bisa menahan bobot tubuhnya sendiri hingga saat didorong oleh Arshya dengan mudah ia terjatuh.
Kehening sungguh terasa. Arshya masih tidak beranjak dari posisinya begitu pula dengan Shava. Sungguh Arshya kesal pada tangannya yang membuat gadis lemah itu kembali merasakan rasa sakit karena ulahnya.
"Kau sudah pulih?" Pertanyaan bodoh itu entah mengapa lolos dari bibirnya. "Bukan itu yang hendak anda tanyakan bukan?" Shava tampak enggan berbasa-basi. 'Cara bicaranya berbeda?' Benak Arshya berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Light Of Life [TAMAT]
Ficção Histórica(SUDAH TERBIT) "Sebagai budak, kau harus lakukan apapun perintahku jadi cepat lepas pakaianmu itu, tentunya kau tidak tuli bukan?" mata gadis itu menyipit mendengar perkataan pria dihadapanya. "Kau miliku" dua kata sederhana namun bermakna banyak ba...