TLL 48
The Light Of LifeMengenai Shava, anda tidak menjadikanya budak sex anda kan?.
Untuk yang satu ini jika anda melakukanya saya akan sangat marah, juga akan mengutuk anda dari nirwana.
Jika belum, maka jangan jadikan dia budak sex anda. Dia terlalu berharga bagi saya, dia harta terbesar saya, jika anda begitu mengiginkan tubuhnya setidaknya jadikan dia Selir.
Dia begitu membenci saya dan membenci status ibunya, meski menjadikanya Selir tetap tidak akan membuatnya puas dan akan membuatnya semakin murka, saya pikir itu lebih baik ketimbang tanpa statu resmi sama sekali.
Tuan, saya tidak akan menjelaskan apapun mengenai yang terjadi. Itu bukan hak saya, lagipula sudah menjadi kesepakatan bahwa saya harus mati sebagai penjahat.
Tapi satu hal yang saya tau, meski saya mati menjadi seorang penjahat. Anda tidak akan membunuh keluarga saya, untuk itu saya ucapkan terima kasih.
Sejujurnya saya begitu khawatir pada nasib Shava, dia akan sangat merepotkan dan sedikit aneh. Tapi mengigat kepribadian anda, anda akan semakin tertarik padanya.
Jika anda belum menyentuhnya saya tegaskan jangan melakukan perilaku kotor dalam otak anda dan anda boleh memilikinya setelah status resmi.
Jika sudah, saya benar-benar mengutuk anda dari nirwana.
Pesan ini bukan pesan dari saya Bahman Jal. Melainkan pesan dari seorang ayah.
Arshya terkekeh pelan. "Ini tidak seperi surat permintaan maaf, lebih seperti surat penuh tuntutan dari seorang mertua pada menantunya". Arshya sedikit tersenyum, Shava mungkin tidak tau bahwa ayahnya amat menyayangi dirinya.
Seketika Arshya terdiam "Maaf karena telah membunuhmu yang sepertinya bahkan tidak melakukan kesalahan". Arshya menatap buku dalam kotak itu.
Menyentuhnya, tau bahwa isi buku itu akan lebih mengejutkan dirinya.
Membuka kebenaranya yang selama ini tertutup.
Memperjelas semuanya.
* * *
"Kau datang?" Shava tersenyum ramah pada Asghar yang juga tersenyum ke arahnya. Gadis itu berlari kecil menghampiri Asghar.
Shava mendesah pelan saat menatap Asghar, "Bagaimana mungkin kau menghilang begitu saja? Bahkan tidak datang saat pernikahan adik dan temanmu ini?" Asghar tampak tertawa.
Pria itu membetulkan hiasan rambut Shava yang sedikit miring. "Maaf, aku hanya terlalu sakit" Shava semakin mendekat. "Bagian mana yang sakit? Apa masih sakit saat ini? Kau butuh dokter?" Ashgar semakin tersenyum, menyentuh rambut Shava lembut.
"Tidak apa. Aku sudah baik-baik saja, karena itu aku sudah kembali bukan?" Shava ikut tersenyum dan mengagguk.
Teringat akan sesuatu, Shava menatap Asghar sedikit ragu. "Mau minta maaf karena tidak menepati janjimu?" Tepat sasaran. Shava sampai dibuat menunduk dan mengagguk pelan.
Asghar tertawa pelan. "Sudalah, lagipula aku tidak serius saat mengatakan akan mengajakmu lari dan menikahimu" Shava menatap Asghar cemberut. "Ah tidak serius? Untung saja aku tidak jatuh hati sungguhan padamu" Asghar seketika membisu, hanya tersenyum dan mulai berjalan.
Shava binggung tapi tetap mengekori pria itu.
Namun, ia merasa kepalanya tiba-tiba terasa pening sampai harus bertumpu pada tembok. Berusaha untuk tetap stabil, Shava kembali berjalan. Jengkel pada tubuhnya sendiri yang semakin lemah, seperti orang penyakitan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Light Of Life [TAMAT]
Historical Fiction(SUDAH TERBIT) "Sebagai budak, kau harus lakukan apapun perintahku jadi cepat lepas pakaianmu itu, tentunya kau tidak tuli bukan?" mata gadis itu menyipit mendengar perkataan pria dihadapanya. "Kau miliku" dua kata sederhana namun bermakna banyak ba...