TLL 61: The Return of Persian King

3.6K 182 8
                                    


TLL 61
The Light Of Life

Hujan panah masih belum berhenti, mengincar tubuh Arshya terus menerus. Tidak memberi kesempatan untuk bergerak bebas.

"Arshya".

Arshya menoleh. Terkejut dan melotot saat melihat Shava yang sudah di todong pedang di lehernya. Bahkan pedang itu sudah menggores lehernya, membuat cairan merah itu merembes membasahi cadarnya.

"Shava".

"Jangan mendekat" Prajurit itu memperingatkan, namun Arshya tidak menghiraukan dan terus berjalan mendekat. Alhasil perut Shava kembali di pukul keras sampai membuat gadis itu kembali berteriak memanggil nama Arshya.

Prajurit itu tersenyum. Merasa berhasil menguasai Arshya. Satu hal yang tidak disadari prajurit itu adalah saat Asghar terlihat begitu murka dan langsung melempar belati miliknya, menancap di kepala prajurit itu yang langsung tewas seketika.

Shava ambruk, lututnya terasa begitu lemas. Arshya menutup matanya, bersyukur atas tindakan Asghar, namun tampaknya keinginan Asghar untuk membunuh Arshya belum lah lenyap.

Pria itu mengangkat pedangnya hendak menebas kepala Arshya saat pria itu benar-benar teralihkan. Senyuman kemenangan tertera pada wajah Asghar namun berubah saat Shava melihat mata Asghar.

Dia berpikir Arshya telah teralihkan, nyatanya dirinya lah yang teralihkan.

Arshya berlari ke arah Shava, memeluk gadis itu erat. Shava masih terisak, amat sangat bahagia bisa berada dalam pelukan Arshya lagi. Sesuatu yang sebelumnya ia pikir tidak akan bisa terwujud.

Asghar Sempat terpaku, namun ia berhasil menyadarkan dirinya sendiri. kembali menggenggam pedang di tangan dan berjalan ke arah Arshya dengan mata yang hanya tertuju pada adiknya itu.

Namun Pedang Asghar berhasil ditahan oleh Ednan.

Sayangnya Ednan terkena anak panah pada kakinya. Tidak tanggung-tanggung empat anak panah menancap pada kakinya. Arshya mendorong Ednan agar tidak terkena tebasan pedang Asghar namun sayangnya Arshya malah menjadi sasaran dan terkena tebasan pada lengannya.

Ednan memaksakan dirinya bangkit dan memutar tubuh Arshya membuat si pemilik tubuh terjatuh setelahnya ia menahan pedang Asghar. Lenganya sedikit gemetar merasakan kekuatan yang amat jauh berbeda. Mungkin karena luka di tubuh Ednan amat banyak hingga kekuatan nya turun drastis.

Pria itu terdorong mundur, dan akhirnya menerima tusukan pedang pada jantungnya.

Ednan mengerjapkan matanya, jatuh ke tanah penuh darah sambil terus memegangi dadanya yang mulai mengeluarkan darah, berceceran dimana-mana.

Arshya langsung menghampiri Ednan. Menjadi penopang pria itu, menggenggam tangannya erat.

"To-tolong Jaga istri dan a-anakku" Ednan meminta hal yang cukup memaksa pada Arshya. Namun Arshya tanpa pikir panjang menyetujui dan berjanji akan menjaga Putri Carla dan anaknya seperti dia menjaga keluarganya sendiri.

Asghar memiringkan kepalanya. "Baiklah Arshya, sekarang giliran dirimu" Arshya sudah menyiapkan pedangnya namun Asghar merasa pergerakan kecil di belakangnya dan ia melihat Shava yang akan mendorong pedangnya menembus jantung Asghar.

Asghar tahu, dia bisa saja menghindar. Namun ia terpaku, teralihkan saat melihat mata Shava yang tidak pernah ia lihat sekecewa itu.

Kekecewaan itu tertuju pada dirinya, pada Asghar.

"Akh"

Lenguhan kecil saat pedang Shava tertancap tepat di jantung Asghar. Shava terlihat terkejut, tidak menyangka Asghar tidak menghindar. Pria itu malah tersenyum ke arahnya.

Shava gemetar, tangannya melepas pegangan pedang dan mendekat pada Asghar. Menjadi sandaran saat pria itu jatuh, menyamankan posisi Asghar, menidurkan Asghar pada pangkuanya.

Shava mulai menangis histeris, berulang kali berteriak meminta maaf. Asghar menghapu air mata Shava, tersenyum lembut pada gadis itu.

"Maaf" lagi-lagi Shava meminta maaf. "Kau akan bisa sembuh kan?, aku akan memanggil tabib" Shava hendak beranjak namun Asghar menghentikan dirinya.

"Jantungku sudah terkoyak, aku hanya ingin kau tetap disini saat ini" Asghar menarik cadar Shava. Melihat dari dekat wajah yang terus menangisi perbuatannya sendiri.

Asghar tersenyum, menyadari ada ekspresi lain pada wajah Shava. Ekspresi yang memang amat samar untuk dilihat.

"Jujur padaku. Apa kau mencintaiku Shava" Shava semakin menangis, meraung. Merasakan sakit yang amat sangat pada hatinya.

"Maaf" lagi-lagi kalimat itu yang lolos dari bibir Shava. "Jadi aku hanya salah paham" ujar Asghar yang setelahnya terbatuk darah. Shava semakin histeris melihat semua itu.

"Aku, Aku mencintaimu. Tapi jangan paksa aku memilih" Asghar tersenyum sempurna. Sayang sekali dia tidak menyadari perasaan Shava sebelumnya.

"Karena kau akan memilih dia?" Shava mengangguk pelan, menyentuh tangan Asghar erat. Berusaha menguatkan dirinya sendiri.

Shava masih terisak. "Aku mencintaimu, tapi rasa cintaku padanya lebih besar. Maaf, maaf karena aku begitu kejam padamu. Maafkan aku" Asghar kembali tersenyum tulus.

"Aku bahagia" Shava menatap Asghar tidak mengerti. "Menjadi orang yang kau cintai, aku sudah cukup bahagia. Terima kasih" Shava kembali menangis mendengar perkataan Asghar.

Asghar kembali terbatuk darah, lengan kanannya terulur menarik leher Shava hendak mencium gadis itu untuk terakhir kalinya. Namun Shava menolak, menarik lengan Asghar dan menggenggamnya erat.

Shava mendekat dengan sendirinya.

Mencium bibir Asghar lembut, membagi bercak darah di bibir Asghar pada bibirnya.

Asghar tersenyum. Tidak pernah ia merasa sebahagia ini.

Shava menyadari satu hal. Asghar terasa tidak bernafas lagi. Shava semakin menangis, meraung dan berteriak. Merasa amat sangat sakit membunuh Asghar dengan tanganya sendiri.

Membuat pria itu mati ditanganmu.

Menghembuskan nafas dalam ciumanya.

TAMAT

By: HegaEca

The Light Of Life [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang